HUT RI Ke-80, Ribuan Narapidana di NTT Dapat Remisi

Baca Juga:

• Ribuan Warga Ende-NTT Dapat Layanan Medis Gratis Dipelopori Bhayangkari
• Kapolres Sumba Barat Kunjungan Kerja ke Polsek Wanukaka dan Polsek Lamboya
• Bakti Religi dan Kesehatan di NTT, Ketua Umum Bhayangkari Salurkan Ribuan Paket Bansos

Dari jumlah tersebut, 24 orang dinyatakan langsung bebas setelah memperoleh pemotongan masa pidana (remisi) atau yang dikenal dengan Remisi Umum II (RU II).

"Remisi ini merupakan penghargaan negara bagi warga binaan yang berkelakuan baik, mengikuti program pembinaan, dan memenuhi syarat hukum," ujar Ketut Akbar Herry Achjar, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM NTT, dalam keterangan pada Minggu (17/8/2025).

Sesuai data per 13 Agustus 2025, jumlah warga binaan di NTT mencapai 3.168 orang.

Dari total tersebut, 2.307 orang memenuhi syarat dan diberikan remisi, baik Remisi Umum I (RU I) maupun Remisi Umum II (RU II).

Untuk Remisi Umum I (RU I) sebanyak 2.283 orang yakni satu bulan 347 orang, dua bulan 607 orang, tiga bulan 426 orang, empat bulan 371 orang, lima bulan sebanyak 441 orang dan enam bulan 91 orang.

Selain itu, Remisi Umum II (RU II) sebanyak 24 orang langsung bebas. Mendapatkan remisi satu bulan 13 orang, dua bulan satu orang, tiga bulan lima orang, lima bulan dua orang, enam bulan sebanyak tiga orang.

Dengan demikian, total penerima remisi dalam rangka HUT RI ke 80 tahun 2025 di wilayah NTT mencapai 2.307 orang.

Remisi diberikan berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan, Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan, Keputusan Presiden Nomor 174 Tahun 1999 tentang Remisi dan Permenkumham Nomor 3 Tahun 2018 dan Permenkumham Nomor 7 Tahun 2022.

Syarat utama penerima remisi adalah berkelakuan baik, tidak menjalani hukuman disiplin dalam enam bulan terakhir, serta aktif mengikuti program pembinaan dengan predikat baik.

Ketut Akbar menegaskan bahwa pemberian remisi bukan sekadar pengurangan masa hukuman, tetapi juga menjadi motivasi bagi warga binaan untuk terus memperbaiki diri.

"Remisi adalah bentuk apresiasi negara agar mereka yang menjalani pidana tetap memiliki harapan, semangat, dan kesempatan untuk kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik," ujarnya.