Walhi Sumut Bawa Orangutan Ke Konjen China Di Medan
digtara.com | MEDAN – Aksi penolakan terhadap pembangunan proyek PLTA Batangtoru masih terus dilakukan oleh pihak Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Utara (Sumut). Hal ini ditandai dengan aksi unjuk rasa yang mereka gelar ke Kantor Konjen China di Jalan Walikota no 9, Medan, Jumat (1/3/2019). Aksi ini mereka lakukan untuk mendesak agar pemerintah China melalui Bank of China segera menghentikan pendanaan mereka terhadap pembangunan proyek PLTA Batangtoru.
Baca Juga:
“Proyek ini dibangun pada jalur gempa sehingga sangat berbahaya. Karena bendungan air sewaktu-waktu bisa jebol dan mengancam kehidupan masyarakat disana,” katanya Direktur Eksekutif Walhi Sumut, Dana Prima Tarigan di lokasi.
Selain itu kata Dana, proyek tersebut secara langsung akan mengisolasi keberadaan Orangutan Tapanuli (Pongo Tapanuliensis) yang kini berstatus sebagai satwa paling terancam punah. Hal ini terjadi karena hutan yang menjadi habitat Orangutan akan dibuka untuk dijadikan tempat pembangunan berbagai infrastruktur pendukung proyek tersebut.
“Setelah terisolasi, maka kita yakin Orangutan tersebut akan punah,” ujarnya.
Alasan terakhir yang disampaikannya yakni prosedur yang ditempuh untuk proses pembangunan tersebut yang dinilai banyak bermasalah. Salah satunya yakni adanya dugaan pemalsuan tandatangan ahli pada dokumen Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) perubahan ke dua. Dalam dokumen tersebut, salah seorang akademisi bernama Onrizal menurutnya sudah memberi kesaksian dalam persidangan bahwa ia tidak lagi terlibat dalam penelitian yang menghasilkan dokumen adendum Amdal kedua yang menjadi dasar bagi Gubernur Sumatera Utara untuk mengeluarkan izin pembangunannya.
“Kita bisa bayangkan ketika dokumen Amdalnya ada yang dipalsukan tentu ini akan sangat bermasalah,” pungkasnya.
Dalam aksi ini, anggota Walhi Sumut yang berjumlah sekitar 12 orang memampangkan spanduk berisi desakan mereka agar Bank of China menghentikan pendanaan proyek tersebut. Selain itu salah seorang diantara pengunjuk rasa juga mengenakan kostum orangutan sembari melakukan aksi teatrikal di lokasi. Tuntutan mereka ini sendiri disahuti oleh pihak Konjen China yang ditandai dengan diterimanya surat tertulis mereka yang berisi tentang alasan menolak proyek PLTA Batangtoru.[JNI]