Minggu, 28 September 2025

Terkait Suara Dentuman Misterius, Ini Penjelasan Analisis

- Sabtu, 11 April 2020 02:56 WIB
Terkait Suara Dentuman Misterius, Ini Penjelasan Analisis

digtara.com – Suara dentuman misterius pasca Gunung Anak Krakatau (GAK) dilaporkan meletus pada Jumat (10/4/2020) malam sekitar pukul 21.58 WIB yang mengakibatkan semburan abu tebal.

Baca Juga:

Pasca-kejadian tersebut, sejumlah warganet mengaku mendengar suara dentuman berkali-kali.

Melansir dari seorang pengguna account Twitter @WulanCnt mengungkapkan, ia mendengar suara dentuman pada Sabtu (11/4/2020) pukul 02.19 WIB.

 

“Halo, min. Please kasih rilis terkait dentuman yang barusan terjadi di daerah jabodetabek dong”.

“Apa bener ini karena erupsi krakatau? Atau gimana?,” tulis @wulanCnt dalam twitnya.

PVMBG Menanggapi hal itu, Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani mengatakan, tidak terdengar dentuman dari Pos Pengamatan di Pasauran.

Namun, ia pun membenarkan mengenai adanya erupsi dari GAK.

Memang GAK erupsi sejak tadi malam. Sampai pagi ini masih berlangsung erupsi strombolian dengan lontaran lava pijar sekitar 500 meter.

“Namun dari Pos Pengamatan di Pasauran, Pantai Carita, tidak terdengar dentuman,” ujar Kasbani saat dihubungi Sabtu (11/4/2020).

Ia menjelaskan, erupsi strombolian merupakan erupsi dengan lontaran batu pijar dan lelehan lava, dan biasanya kandungan gasnya kecil.

“Erupsi strombolian biasanya tidak besar dan tidak membahayakan,” lanjut dia.

Menurut Mbah Rono
Sementara itu, Ahli Vulkanologi dari PVMBG Surono menyampaikan, ia belum mengetahui sumber suara dentuman yang dimaksud oleh sejumlah warganet.

Tetapi, ia menganggap suara tersebut disinyalir dari adanya letusan GAK. “Saya terus terang tidak tahu sumber suara dentuman tersebut, kecuali yang paling mungkin adanya letusan GAK yang meletus beruntun pagi ini,” ujar Surono.

Pria yang akrab disapa dengan Mbah Rono ini menyampaikan, hal yang paling berbahaya dari letusan gunung api muda yakni adanya longsoran pemicu tsunami yang terjadi pada Desember 2018.

“GAK mengikuti hukum kodrat alam, sering meletus seperti dulu, pernah satu tahun tidak berhenti, guna membangun tubuhnya supaya tinggi dan besar,” ujar Mbah Rono.

Mbah Rono menjelaskan, saat GAK meletus besar, GAK tidak akan menimbulkan tsunami besar, hanya longsorannya saja yang dapat memicu tsunami.[kompas]

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru