Jumat, 03 Oktober 2025

Obituari: Jejak dan Jasa Azyumardi Azra, Cendekiawan Muslim dan Orang Indonesia Pertama yang Meraih Gelar Sir

- Minggu, 18 September 2022 11:43 WIB
Obituari: Jejak dan Jasa Azyumardi Azra, Cendekiawan Muslim dan Orang Indonesia Pertama yang Meraih Gelar Sir

digtara.com – Ketua Dewan Pers sekaligus cendekiawan muslim Prof Azyumardi Azra meninggal dunia pada hari Minggu, (18/9/2022) saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Serdang, Selangor, Malaysia. Jejak dan jasa Azyumardi Azra patut dikenang.

Baca Juga:

Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia Hermono mengatakan Azyumardi Azra meninggal dunia karena serangan jantung.

Penyebab kematian Azra itu diketahui berdasarkan surat kematian yang dikeluarkan pihak rumah sakit. Dalam keterangan disebutkan bahwa penyebab kematian Ketua Dewan Pers itu ialah “acute inferior myocardial infarction”.

“Jadi tertulis dalam surat tersebut penyebabnya ‘acute inferior myocardial infarction’,” ujar Hermono dalam keterangan tertulis, Minggu (18/9/2022).

Dalam perawatan di rumah sakit, Azra diketahui sempat memperoleh upaya resusitasi dari tim dokter sebelum menghembuskan nafas terakhir pada pukul 12.30 waktu setempat.

Adapun Ipah Farihah, istri Azra; bersama putra kedua sempat menemani Azra di saat-saat terakhir.

Saat ini pihak keluarga bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur melakukan penanganan jenazah almarhum Azra.

Ungkapan belasungkawa pun datang dari berbagai kalangan.

Lantas, siapakah Prof Azyumardi Azra tersebut? Simak informasi lengkapnya berikut ini.

Jejak dan Jasa Azyumardi Azra

Prof Azyumardi Azra merupakan Ketua Dewan Pers periode 2022-2025. Cendekiawan muslim yang memiliki nama lengkap Prof. Dr. H. Azyumardi Azra, M.Phil., M.A., CBE ini merupakan seorang akademisi yang cukup terkenal.

Hal yang menarik dari Prof Azyumardi Azra yaitu ia pernah mendapatkan gelar kehormatan Commander of the Order of British Empire, sebuah title yang berasal dari Kerajaan Inggris.

meninggal dunia pada hari Minggu, (18/9/2022) saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Serdang, Selangor, Malaysia. Jejak dan jasa Azyumardi Azra patut dikenang. 
Keponakan almarhum Azyumardi Azra, Armia Putriana, saat ditemui di rumah duka di Perumahan Puri Laras 2, Blok C 23, Cireundeu, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Minggu (18/9/2022). Ia menyatakan bahwa karena Azyumardi Arda positif pihak rumah sakit di Malayasia melarang jenazah dibawa ke tanah air. Namun pihak keluarga bersama Pemerintah Indonesia berupaya agar jenazah dapat dibawa ke tanah air. (int)

Hal tersebutlah yang menjadikan Prof Azyumardi Azra sebagai orang Indonesia pertama yang mendapatkan gelar “Sir”.

Ia meraih gelar “Sir”, yang merupakan gelar Kerajaan Inggris yang diberikan oleh Ratu Elizabeth II.

Menyadur dari BBC, CBE adalah penghargaan Kerajaan Inggris dengan peringkat tertinggi, diikuti oleh OBE dan kemudian MBE.

Penghargaan ini diciptakan oleh Raja George V selama Perang Dunia I untuk menghargai jasa upaya perang oleh orang-orang yang membantu di Inggris (yaitu tidak di garis depan).

Dengan Perang Dunia pertama yang berlangsung lebih lama dari yang diharapkan, tidak ada cara yang cocok untuk menghargai jasa dari warga sipil di rumah dan prajurit sendiri, selain menciptakan penghargaan Orders of the British Empire yang terdiri dari lima tatanan, termasuk CBE.

Seiiring dengan berjalannya waktu, penghargaan CBE diberikan kepada orang-orang yang telah memberikan dampak positif dalam pekerjaan mereka.

Ia mengawali pendidikan tingginya sebagai seorang mahasiswa sarjana di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta pada tahun 1982 silam.

Prof Azyumardi Azra kemudian mendapatkan beasiswa Fulbright dengan gelar Master of Arts (MA) Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah Columbia University di tahun 1988.

Selanjutnya, Prof Azyumardi Azra memenangkan beasiswa yaitu beasiswa Columbia President Fellowship, tetapi Prof Azyumardi Azra memilih untuk berpindah ke Departemen Sejarah.

Prof Azyumardi Azra berhasil mendapatkan gelar MA di universitas tersebut pada tahun 1989.

Kecintaannya terhadap dunia pendidikan tak membuatnya kenyang, Prof Azyumardi Azra pun melanjutkan pendidikannya dan berhasil mendapatkan gelar Master of Philosophy (MPhil) dan Doctor of Philosophy Degree dari Departemen Sejarah Columbia University di tahun 1992.

Diketahui, pada saat itu disertasi Prof Azyumardi Azra berjudul The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian.

Kemudian, tahun berikutnya tepatnya pada tahun 1993, Prof Azyumardi Azra kembali ke Jakarta dan mendirikan sekaligus memimpin redaksi Studia Islamika, sebuah jurnal Indonesia untuk studi Islam.

Karier Prof Azyumardi Azra di dunia pendidikan memang cukup memiliki pengaruh. Prof Azyumardi Azra pernah menjadi seorang profesor tamu di Universitas Filipina dan Universitas Malaya di tahun 1997.

Tidak hanya itu, Prof Azyumardi Azra juga merupakan anggota dari Selection Committee of Southeast Asian Regional Exchange Program (SEASREP) yang diorganisir oleh Toyota Foundation dan Japan Center, Tokyo, Jepang antara tahun 1997-1999.

Pada tahun 1998-2006, Prof Azyumardi Azra terpilih menjadi Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya, Prof Azyumardi Azra menduduki jabatan Direktur Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tepatnya pada bulan Desember 2006.

Semasa hidupnya ia juga dikenal sebagai penulis yang handal.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
:
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Ribut Pasca Mabuk Miras, Sejumlah Pemuda di Kupang Diamankan Polisi

Ribut Pasca Mabuk Miras, Sejumlah Pemuda di Kupang Diamankan Polisi

Tersangka Pembuang Bayi di Kupang Dilimpahkan ke Kejaksaan

Tersangka Pembuang Bayi di Kupang Dilimpahkan ke Kejaksaan

Dinkes dan BKD Langkat Bantah Tudingan Pungli: Proses Kenaikan Jabatan Sesuai Regulasi Nasional

Dinkes dan BKD Langkat Bantah Tudingan Pungli: Proses Kenaikan Jabatan Sesuai Regulasi Nasional

Ketua DPRD Sumut Sambut KoJAM Dalam Kolaborasi Pemberitaan

Ketua DPRD Sumut Sambut KoJAM Dalam Kolaborasi Pemberitaan

Mahasiswa di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri, Sebelum Tewas, Korban Sempat Minta Uang Beli Pulsa

Mahasiswa di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri, Sebelum Tewas, Korban Sempat Minta Uang Beli Pulsa

Polisi Amankan Orangtua Balita yang Aniaya Anak hingga Meninggal Dunia

Polisi Amankan Orangtua Balita yang Aniaya Anak hingga Meninggal Dunia

Komentar
Berita Terbaru