Rintihan Seorang Ibu di Tengah Ribuan Klaim Tak Dibayar AJB Bumiputera

digtara.com – Wanita ini tak lagi muda. Sejak suaminya meninggal pada 2019 silam, ia berharap bisa mendapatkan tambahan biaya hidup dari hasil menabung di AJB Bumiputera. Namun klaim nya tak diberikan seutuhnya karena perusahaan tersebut ternyata dalam masalah.
Baca Juga:
Rosmauli Magdalena Lumbantobing, 57. Dia adalah satu di antara ribuan korban AJB Bumiputera yang sampai saat ini belum mampu membayar klaim polis.
Rosmauli tinggal bersama anak si mata wayangnya di Kompleks Permata Hijau, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Saat dikunjungi tim digtara.com ke rumahnya, ia terlihat tidak dalam kondisi sehat.
Raut wajahnya menua dengan rambut yang kian memutih. Saat berjalan tubuhnya tampak tidak seimbang. Bahkan ketika diwawancara, sesekali ia membutuhkan waktu yang cukup untuk mengingat kejadian yang silam.
Dia mengawali cerita sejak suaminya mulai menderita karena terserang beragam penyakit pada 2018. Demi merawat kondisi suaminya yang semakin parah, Rosmauli pun akhirnya berhenti bekerja sebagai kepala sekolah swasta di Medan.
Kesedihannya kian memuncak saat harus menerima dengan tegar suaminya tutup usia pada pertengahan 2019. Sejak saat itu lah, ibu satu orang anak ini harus memulai hidup baru sendirian.
“Karena komplikasi, meninggal lah suamiku pada 15 Juni 2019. Sebelumnya dia bekerja di departemen pendidikan Medan sebagai pengawas Sekolah Menengah Atas (SMA),” ungkapnya kepada digtara.com, Kamis 25 Februari 2021.
Mengalami Stroke
Tiga bulan sepeninggalan suami, kondisi tubuhnya pun menurun drastis. Ia sempat mengalami stroke serta penggumpalan darah di kepala. Sampai saat ini, Rosmauli rajin cek ke dokter bagian kepalanya karena membutuhkan perawatan yang serius.
“Makanya, untuk saat ini lebih besar lah pengeluaran dari pada pendapatan. Kami hanya mengandalkan uang pensiunan suami saja. Ya, aku hanya bisa pasrah dan serahkan seluruhnya kepada Tuhan,” ujarnya dengan nada pilu.
Diakuinya, sampai saat ia tidak lagi bekerja. Walhasil ia dan anaknya pun hidup sehari-hari dengan ala kadarnya. Bahkan untuk berobat pun, dirinya terpaksa mengkonsumsi obat dengan harga yang terjangkau.
“Sebenarnya kemarin karena kondisiku drop sempat berobat lagi. Tapi mahal sekali pengobatannya. Terpikirku anak masih butuh dana untuk kuliah. Jadi beli obat yang murah sajalah,” ujarnya.
Menderita karena Sikap AJB Bumiputera
Saat disinggung soal klaimnya kepada AJB Bumiputera, sontak ekspresinya pun mulai menunjukkan amarah. Disebutnya bahkan ia sempat nekat ingin tidur di kantor AJB Bumiputera agar klaim miliknya dibayarkan.
“Saya mulai minta klaim itu 2 Minggu setelah suami meninggal. Karena lagi butuh dana untuk bertahan hidup bersama anak. Saya rasa pun dana itu sudah disunat mereka. Ini, disuruh pula buat polis baru. Mungkin itu lah caranya,” ungkapnya.
“Walaupun hati ini miris, tetapi apapun yang dibilang mereka yaudah saja lakukan untuk buat polis baru,” pungkasnya
Rosmauli menuturkan bahwa dana yang seharusnya dibayarkan AJB Bumiputera sekitar 200 jutaan dan yang baru diterimanya 50 juta. Namun tiap kali ke kantor AJB Bumiputera, ia selalu mendapati alasan serupa, yakni sedang tidak memiliki duit.
“Itu terus alasan mereka, kemudian permintaan itu diajukan lah ke pusat sebagai penanggungjawab. Sementara itu mereka yang ada di wilayah selalu berlindung dengan kata-kata hanyalah pekerja,” katanya.
Padahal, sambungnya, klaim tersebut harapannya dapat digunakan untuk kuliah anaknya sampai selesai serta kebutuhan sehari-hari. Maka dari itu, ia pun sampai tak bisa mengucapkan kata-kata lagi untuk AJB Bumiputera.
“Saya sudah datang berkali-kali tetap tidak ada kejelasan sedikitpun. Padahal biaya perobatan saya hanya dari pensiunan suami. Belum lagi biaya lainnya. Harapan aku AJB Bumiputera harus membayar seluruh klaim dari nasabah,” tandasnya.
Sebelumnya, diinformasikan puluhan pemegang polis geruduk AJB Bumiputera karena klaim asuransi yang tidak kunjung dicairkan di Jl. Iskandar Muda No.138, Petisah Hulu, Kec. Medan Baru.
“Aksi ini sebagai wujud aspirasi sekaligus kesedihan kami. Karena sudah 2 – 3 tahun klaim kami tidak dibayarkan,” jelas Koordinator wilayah nasabah Aceh – Sumut, Ahmad Suriadi saat diwawancara, Kamis (11/2/2021).
Dikatakannya, kini pihaknya memegang data 350 pemegang polis di Sumut – Aceh yang protes klaim tidak dibayar. Namun, angka itu masih sebagian kecil dari nasabah yang ada di Sumut.
“Tetapi itu belum semua karena banyak yang belum tahu. Di Sumut ini ada sekitar seratus ribu pemegang polis. Mulai dari polis yang habis kontrak hingga meninggal dunia,” jelasnya.
“Makanya kami harapkan AJB Bumiputera ini dapat membayarkannya,” tutupnya.

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur
