Minggu, 29 Juni 2025

Ny Sariat Tolle, Mentor Tenunan yang Tidak Sekolah tapi Sudah Keliling Dunia

Imanuel Lodja - Minggu, 17 Januari 2021 05:30 WIB
Ny Sariat Tolle, Mentor Tenunan yang Tidak Sekolah tapi Sudah Keliling Dunia

digtara.com – Penampilan Ny Sariat Tolle cukup sederhana. Dari penampilannya, tidak ada yang menduga kalau Ny Sariat ternyata telah mengunjungi sejumlah daerah di Indonesia dan sejumlah negara. Ny Sariat Tolle, Mentor Tenunan yang Tidak Sekolah tapi Sudah Keliling Dunia

Baca Juga:

Keberuntungan ini diperoleh hanya karena kepandaiannya merancang motif tenunan dan membuat inovasi motif tenunan.

Ny Sariat sendiri tidak pernah mengenyam pendidikan. Ia bahkan lupa usia dan tanggal lahirnya namun ia fasih berbahasa Indonesia. Ibu dari enam anak dan nenek dari 8 orang cucu ini berasal dari Pulau Ternate, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ia hijrah ke Desa Alor Besar, Kecamatan Alor Barat Laut, Kabupaten Alor, NTT bersama suaminya Muhammad Libana. Mereka mengontrak lahan 1 hektar sebagai lahan usaha untuk berkebun. Untuk menunjang ekonomi keluarga, Ny Sariat menyalurkan hobby nya menenun kain khas Alor dengan berbagai motif.

Dalam paruh waktu ia menyadari kalau hasil usaha terkuras hanya untuk membayar harga kontrak tanah. Ia dan suami kemudian menabung untuk membeli lahan. Awalnya Muhammad Libana menentang ide Ny Sariat membeli lahan yang sekarang mereka tempati karena berbatu.

Namun Ny Sariat berusaha meyakinkan. Ia mengenang kalau saat itu mereka kekurangan beras namun ia nekad menggunakan uang tabungan untuk membeli lahan dan berhasil membeli lahan yang semula dikontrak menjadi milik pribadi.

Di lahan ini lah, ia kemudian bertani dan membangun usaha menenun serta mewarnai benang dan memasarkan hasil tenunannya. “Saya harus akui kalau dari hasil tenun lah saya bisa membeli lahan ini,” jelas Ny Sariat.

Jadi kampung Tangguh

Saat ini, lahannya ditetapkan menjadi Kampung tangguh Potensi Alor Tangguh Optimis Lincah Aman (Patola) Desa Alor Besar, Kecamatan Alor Barat Laut Kabupaten Alor. Diawal usaha nya pada tahun 2002 lalu, Ny Sariat mengumpulkan 10 orang anggota baik laki-laki maupun perempuan menjadi kelompok usaha.

“Kenapa saya libatkan laki-laki, karena mereka bisa membantu kaum perempuan memperbaiki alat tenun dan pekerjaan lainnya,” ungkap Ny Sariat saat ditemui di kediamannya belum lama ini.

Disaat itu, mereka hanya bisa memproduksi tenunan 2 lembar per bulan. Anggota kelompok pun mulai malas memproduksi tenunan karena sepi pembeli.

Bersyukur saat ini Pemda Kabupaten Alor secara rutin menggelar expo Alor sehingga menjadi ajang bagi mereka untuk memamerkan dan menjual hasil produk tenunan. “Walau ada expo tapi awal-awalnya anggota kelompok masih malas,” ujarnya.

Ny Sariat Tolle, Mentor Tenunan yang Tidak Sekolah tapi Sudah Keliling Dunia
Ny Sariat Tolle, Pengrajin tenunan khas Alor. (Foto digtara.com/Imanuel Lodja)

Ny Sariat mulai menggerakkan anggota kelompok dan membentuk arisan kelompok. Arisan ini khusus untuk membantu biaya kuliah anak-anak anggota kelompok.

Bersyukur hingga saat ini sudah ada 18 orang anak anggota kelompok yang menjadi sarjana dari hasil arisan kelompok mereka. Pada tahun 2006 dengan modal yang minim, Ny Sariat membuat tenda kecil beratap daun kelapa sebagai lokasi mereka menenun. Saat itu, ada 15 orang anggota baik ibu-ibu maupun bapak-bapak.

Sekali waktu, Bupati Alor saat itu Simeon Pally melakukan kunjungan kerja melintasi lokasi usaha Ny Sariat. Saat rombongan bupati pulang, Ny Sariat menghadang bupati dan mengarahkan agar berkunjung ke lokasi usahanya.

Kepada Bupati, Ny Sariat meminta perhatian pemerintah untuk modal usaha dan bangunan yang layak sebagai tempat usaha dan ternyata dibantu. Pada tahun 2014, saat mengikuti expo Alor, Ny Sariat menjadi yang terbaik dan hasil tenunan banyak terjual.

Walau ia menjadi juara sebagai hasil tenunan terbaik namun ia gagal dikirim ke Jepang. Pemerintah malah mengirim juara ke II namun ditolak negara Jepang.

Inovasi secara otodidak

Gagal ke Jepang tidak menyurutkan tekad dan niat Ny Sariat untuk terus berinovasi dan berkreasi. Secara otodidak, ia merancang aneka motif untuk memperkaya produksi tenunannya.

Ia juga sangat menjaga mutu dan kualitas tenunan sehingga pewarnaan tetap menggunakan bahan alami sehingga hasil tenunan tidak mudah luntur.

Berkat datang pada tahun 2018 lalu. Secara berturut-turut ia diundang menjadi mentor tenunan hingga berkeliling ke Jerman, Belanda, Inggris, Timor Leste hingga ke sejumlah daerah di NTT dan Indonesia.

Ia diminta membagi ilmu mengenai pewarnaan tenunan dan penciptaan motif tenunan. Ia juga merancang tenun ikat bawah laut sepanjang 12 meter dengan motif ikan.

Hasil tenunan yang tidak mudah luntur ini dipakai para penyelam saat HUT RI untuk dipajang dibawah laut. Walau dipajang selama hampir satu jam dibawah laut, tenunan ini tidak luntur dan hingga saat ini masih tersimpan di lemari kaca di rumah Ny Sariat.

“Pewarnaan dari warna alami dengan bahan-bahan alami menjadi kunci hasil tenunan kami tidak akan luntur,” tuturnya. Ny Sariat juga berinovasi menciptakan pewarnaan untuk model baru serta merancang busana muslim dari kain adat.

Hasil kreasi ini banyak diminati masyarakat. Ia juga menciptakan tenunan khusus untuk bahan dekorasi acara-acara pesta. “Saya hanya pikirkan motif dan saya gambar kemudian saya rancang pada tenunan. Saya terus berinovasi tentang motif sehingga hasil tenunan kami dari aneka motif,” ujar Ny Sariat.

Saat ini, Ny Sariat memberdayakan puluhan siswa SMP. Setiap pulang sekolah mereka dilatih untuk pencelupan dan pewarnaan serta menenun.

Siswa SMP ini memanfaatkan waktu akhir pekan untuk pekerjaan pewarnaan, menenun dan mewarnai kain tenunan. mereka pun bisa membiayai sendiri kebutuhan sekolah mereka dari hasil pekerjaan yang diajarkan Ny Sariat.

Setelah berkecimpung lama dengan pekerjaan menenun, Ny Sariat mengakomodir anggota kelompoknya membentuk koperasi ‘Gunung Mako’ yang saat ini beranggotakan 75  anggota. Ia mengakui kalau bulan Januari hingga Februari merupakan masa sulit bagi meerka untuk memasarkan hasil tenunan.

“Dua bulan itu pasaran sepi apalagi sejak covid-19, namun covid-19 tidak mematikan usaha kami,” ujarnya. Ia bersyukur kalau selama masa covid-19, penjualan produk hasil tenunan tetap stabil bahkan laris saat digelarnya expo Alor 2020 lalu.

Ny Sariat Tolle, Mentor Tenunan yang Tidak Sekolah tapi Sudah Keliling Dunia
Kain tenunan motif laut sepanjang 15 meter yang dibuat dari bahan alami dan anti luntur walau dipajang dalam laut selama 2 jam. (Foto digtara.com/Imanuel Lodja)

Saat ini, karya tenunannya dipasarkan dengan harga paling rendah Rp 600.000 hingga Rp 1 juta. “tergantung motif dan tingkat kerumitan pembuatannya,” tandas Ny Sariat.

dari usaha tenun ini pula, Ny Sariat bisa menyekolahkan sejumlah anaknya maupun anak binaan. sebagian anak nya dan anak binaan yang masih berusia SMP dan SMA tetap diajari menenun sehingga memperoleh pendapatan sendiri.

Bantu pangan warga

Walau usaha tenunan sudah berkembang pesat, Ny Sariat tetap berkebun menanam jagung. hasil panen jagung juga dibagikan kepada angggota kelompok yang berkekurangan.

“Saya kerja dengan iklas dan hasil panen jagung dari kebun saya tidak nikmati sendiri tetapi saya bantu anggota kelompok yang kekurangan,” ujarnya.

Walau tidak mengenyam pendidikan, Ny Sariat memiliki kelebihan karena secara otodidak bisa merancang motif tenunan. Ia juga sangat menjaga mutu dan kualitas tenunan sehingga tetap mengandalkan bahan alami untuk pewarnaan kain tenunan.

Yang cukup menyulitkan saat diundang ke luar negeri adalah bahasa. Ia hanya fasih berbahasa daerah dan berbahasa Indonesia. namun justru dengan keunikan ini, tawaran ke luar negeri terus mengalir. kesulitan lain yang dialami nya adalah masalah sirih pinang.

Ia wajib membawa sirih pinang untuk dikonsumsi walaupun ke luar negeri. hal ini yang justru menambah semangat dan ide kreatifnya saat membuat motif. “Sirih pinang wajib saya bawa,” ucap Ny Sariat yang sejak kecil sangat pandai bermain gambus dan kasidah.

Tidak hanya menciptakan motif dan aneka tenunan, Ny Sariat pun sudah bisa merancang busana muslimah dari bahan  tenunan nya serta pola dekorasi dari tenunan khas Alor untuk sejumlah acara pernikahan maupun acara penting lainnya.

Karya dan rancangan busana muslimah pun banyak diminati baik kaum ibu dan remaja putri di Kabupaten Alor maupun daerah lain. Ia berbangga sejumlah ide kreatifnya bisa dinikmati banyak orang.

[ya]  Ny Sariat Tolle, Mentor Tenunan yang Tidak Sekolah tapi Sudah Keliling Dunia

Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel Youtube TVDigtara. Jangan lupa, like comment and Subscribe.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Imanuel Lodja
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru