Pergerakan Rupiah Tersandera Defisit Neraca Dagang

digtara.com | JAKARTA – Nilai tukar mata uang Rupiah di pasar spot, dtutup melemah 0,45 persen menjadi Rp.14.154 per Dollar Amerika Serikat (USD) pada penutupan Jumat 15 Februari 2019 kemarin. Pada kurs tengah Bank Indonesia, ruiah juga terdepresiasi 0,16 persen ke level Rp.14.116 per USD.
Baca Juga:
Pada awal pekan ini, nilai tukar rupiah diprediksim asih akan sulit untuk menguat. Itu karena rupiah tersandera dengan nilai neraca perdagangan Indonesia yang mengalami defisit.
Seperti dicatat Badan Pusat Statistik (BPS), pada bulan Januari 2019 lalu defisit neraca perdagangan Indonesia mencapai US$ 1,16 miliar. Ini merupakan defisit terbesar sejak tahun 2002.
Ekonom Indef, Bhima Yudhistira mengatakan, hal tersebut membuat investor asing mulai angkat kaki dari pasar saham. Buktinya, sepekan lalu net sell di pasar saham mencapai Rp 3,2 triliun.
“Investor juga khawatir current account deficit (CAD) melebar,” kata Bhima seperti dilansir Kontan, Senin (18/2/2019).
Namun analis dari Valbury Asia Futures, Lukman Leong memiliki keyakinan berbeda. Dia optimis, rupiah masih berpotensi rebound karena minim data ekonomi di awal pekan ini.
Lukman pun memprediksi, rupiah akan berada di kisaran Rp 14.075–Rp 14.150 per dollar AS. Sementara Bhima menebak, rupiah dalam rentang Rp 14.200–Rp 14.350 per dollar AS.
[KON/AS]

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur
