Dagang Dengan China Gunakan Mata Uang Lokal, Pengamat: Indonesia Harus Lepas Dari Penjajahan

digtara.com – Pengamat Ekonomi, Gunawan Benjamin, menyambut baik kerangka kerjasama penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan antara Indonesia dan China. Menurut Gunawan, kerangka itu sudah saatnya dimanfaatkan sebagai momentum lepasnya Indonesia dari penjajahan perdagangan yang selama ini terjadi.
Baca Juga:
Gunawan menjelaskan, dengan adanya kerangka kerjasama ini, maka ke depan saat China membeli barang ke Indonesia, maka China harusnya menyediakan Rupiah. Begitu juga sebaliknya saat Indonesia akan membeli barang ke China maka harus menyiapkan Yuan.
“Jadi saat Indonesia mau mengimpor sejumlah barang ke China, maka mau tidak mau Indonesia harus mengekspor sejumlah barang ke China terlebih dahulu,†tukasnya.
Atau jika model tersebut tidak bisa berjalan mulus, kata Gunawan, maka Indonesia terpaksa harus meminjam Yuan ke China. Dan hal yang sama juga berlaku bagi China, dimana saat mereka tidak memiliki Rupiah, maka mereka terpaksa akan meminjam Rupiah ke Indonesia sebelum melakukan impor.
BACA JUGA: Uang Pecahan Rp2.000 Discan Ada Lagu D’Masiv, Benar Gak Sih?
“Jadi model transaksi seperti ini lebih adil,†tegas Gunawan.
Gunawan memaparkan, selama ini saat Indonesia akan belanja barang ke negara manapun harus memakai Dolar Amerika. Begitu juga saat menjual atau ekspor barang ke negara lain, juga dengan Dolar Amerika.
“Sehingga Dolar Amerika berlaku di semua negara di dunia. Bayangkan saja, saat ada WNI yang mau ke luar negeri. Umumnya WNI akan menukarkan Rupiahnya dulu ke mata uang US Dolar baru bisa ke luar negeri,†tukasnya.
Lebih Adil…
LEBIH ADIL
Hal tersebut terjadi karena Rupiah tidak berlaku di negara lain. Hal inilah yang membuat US Dolar kerap harganya naik, dikarenakan permintaan US Dolar sangat tinggi di dalam negeri. Nah kalau nantinya transaksi dua negara menggunakan mata uang lokal, maka saat ada WNI mau ke China, tetap bisa membawa Rupiah, karena Rupiah bisa ditransaksikan di China. Jelas ini lebih adil pastinya.
Sehingga kerjasama penggunaan mata uang lokal ini harus diperluas ke negara lainnya. Khususnya Singapura, AS, Eropa, Australia, Jepang, India. Bentuk transaksi seperti iniakan sangat menguntungkan kita. Negara yang mata uangnya berlaku di semua negara lainnya ini ibarat mata uangnya tersebut seperti emas. Berlaku secara universal.
“Tidak adil tentunya. Sama halnya saat ada orang Singapura yang datang ke Indonesia dengan membawa Singapur Dolar (Sin Dolar). Tetapi saat WNI ke Singapura, kita harus membeli Sin Dolar atau US dolar di tanah air baru kita bisa pergi ke Singapura,†tukasnya.
BACA JUGA: Parkir Uang di Singapura, DPR: Sebaiknya TikTok Dilarang di Indonesia
Dalam kondisi itu, terang Gunawan, Singapura yang akan diuntungkan, Itu karena uangnya juga beredar di tanah air.
“Gampangnya begini, saat ada pengusaha Singapura ingin berinvestasi di tanah air, sangat mudah pengusaha tadi membawa uangnya (Sin Dolar) ke Indonesia, lantas dia konversi Sin Dolarnya ke Rupiah dan dia investasikan uangnya disini,†terangnya.
Gunawan membandingkan pengusaha Indonesia yang punya Rupiah lantas mau berinvestasi di Singapura. Maka tak bisa segampang itu, karena Rupiah tidak berlaku di Singapura.
“Jadi model transaksi seperti ini jelas ini bentuk penjajahan ekonomi. Indonesia harus bisa lepas dari model penjajahan seperti itu. Termasuk dengan model transaksi mata uang lainnya seperti Yen, Dolar Australia, Euro, Rupee dan khususnya terhadap US Dolar,†tandasnya.
[AS]
https://www.youtube.com/watch?v=WOLQnvU4QZA
Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel YoutubeDigtara TV. Jangan lupa, like comment and Subscribe.

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur
