Rupiah Menguat Tajam, Dolar AS Melemah, Akibat Kebijakan Trump?

Optimisme Domestik Perkuat Sentimen Rupiah
Baca Juga:
Di dalam negeri, sentimen positif turut menguat seiring dengan optimisme pemerintah atas target pertumbuhan ekonomi.
Meski IMF dan Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan di angka 4,7 persen, pemerintah tetap yakin dapat mencapai 5,2 persen, dengan strategi lintas sektor dan penguatan investasi.
"Inflasi yang terkendali, konsumsi masyarakat yang stabil, dan reformasi regulasi menjadi magnet bagi investor asing untuk tetap percaya pada rupiah," ujar Ibrahim.
Ia juga mengapresiasi peran aktif Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar melalui koordinasi lintas lembaga dan pelaku pasar.
Proyeksi ke Depan: Tetap Fluktuatif, Tapi Potensial Menguat
Untuk awal pekan depan, Ibrahim memprediksi rupiah akan bergerak dalam rentang Rp16.540–Rp16.610 per dolar AS, dengan peluang lanjutan penguatan jika tren positif global dan domestik bertahan.
"Jika tren ini konsisten, bukan tidak mungkin rupiah akan menembus batas support di bawah Rp16.600," katanya.
Namun demikian, ia mengingatkan pelaku pasar untuk tetap waspada terhadap dinamika global yang cepat berubah, terutama terkait ketegangan geopolitik, rilis data ekonomi terbaru, dan arah kebijakan suku bunga The Fed.
"Saat ini pasar sangat sensitif. Berita baik bisa memicu euforia, tapi sedikit sentimen negatif saja cukup untuk membalikkan arah dolar. Jadi tetap harus cermat," pungkasnya.

Bank BUMN Seragamkan Bunga Deposito Dolar AS Jadi 4%, Strategi Perkuat Rupiah

Rupiah Diprediksi Melemah, Ditutup di Rp16.600–Rp16.650 per Dolar AS Hari Ini

Rupiah Diperkirakan Bergerak di Rentang Sempit Rp16.280–Rp16.330 Hari Ini

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini, Senin 21 Juli 2025: Waspadai Pelemahan di Tengah Ketidakpastian Global

Dolar AS Melemah, Harga Emas Naik di Akhir Pekan
