Kekuatan Dahsyat di Balik Pelaksanaan Salat
digtara.com – Salat ternyata bukan semata bentuk komunikasi secara intim antara manusia dan Allah SWT sebagai sang pencipta. Namun juga sebagai sarana memberikan kekuatan kepada pribadi masing-masing orang yang melakukan salat.
Baca Juga:
Spesialis psikologi Islam Monique Hassan dalam artikelnya di aboutislam menyebutkan, dalam beribadah, niscaya kita akan menemukan ketenangan, karena terlepasnya emosi yang bergemuruh dalam jiwa.
Ibadah dalam Islam salah satunya ialah salat, yang merupakan hadiah, berkah, sebuah momen terapi diri, dan yang paling penting; sifatnya utama untuk dilaksanakan dalam ibadah.
Sebagaimana firman Allah dalam Surah Thaahaa Ayat 14:
اÙنَّنÙیۡۤ اَنَا اللّٰÛ٠لَاۤ اÙلٰÛÙŽ اÙلَّاۤ اَنَا ÙَاعۡبÙدۡنÙیۡ Û™ ÙˆÙŽ اَقÙم٠الصَّلٰوۃَ Ù„ÙØ°ÙکۡرÙیۡ
Artinya: Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah salat untuk mengingat Aku. (QS. Thaahaa 20:14)
Pada dasarnya, jenis salat terbagi menjadi dua. Pertama salat wajib yang ditunaikan setiap harinya 5 waktu. Kedua salat-salat sunah yang didirikan untuk menambah pahala atau memiliki suatu keinginan.
Apalagi jika disertai dengan memanjatkan doa, yang semakin menambah khidmat beribadah dan membuat kita lebih dekat secara spiritual dengan Sang Pencipta.
Selain wajib, salat 5 waktu juga sangat diperlukan oleh dasar diri manusia, seperti halnya mental. Salat adalah waktu di mana kita dapat menyempatkan diri untuk mengendalikan pikiran dan menenangkan emosi yang dirasakan.
Seperti halnya dalam perawatan seseorang yang kalut dalam keterlibatan rasa trauma misalnya, dalam proses tersebut pasti para penderita akan dianjurkan untuk bermeditasi secara teratur agar lebih tenang.
BERMEDITASI
Jika diperhatikan, maka beribadah juga termasuk dalam konteks bermeditasi. Jika saja para tenaga profesional kesehatan bagian mental sebegitu yakin dengan manfaat meditasi sebagai bagian dari proses perawatan dan penyembuhan pasien, maka hal ini membuktikan bahwasanya terdapat kekuatan di dalamnya, sama halnya dengan beribadah, untuk kesehatan mental dan kesejahteraan kita secara keseluruhan sebagai seorang manusia.
Sebagai pelengkap salat, doa dapat dilakukan di mana saja. Saat memanjatkan doa, artinya kita mengakui bahwa Allah SWT memiliki kekuatan untuk mengubah situasi dan kondisi hidup kita sehingga lebih baik.
Ibarat sebuah obat yang diresepkan secara khusus, doa adalah sebuah resep yang harus ditebus sehingga dapat memenuhi apa yang dibutuhkan.
Ketika memanjatkan doa, terdapat 3 jawaban yang disediakan Allah swt untuk kita.
- Ya
- Ya, tapi tidak sekarang.
- Tidak, Aku punya sesuatu yang lebih baik untukmu.
Jika direnungkan sejenak, setelah doa dipanjatkan dan hasilnya tak langsung terpenuhi, tak jarang dari kita yang langsung merasa sedih. Padahal, dengan memanjatkan doa, itu tandanya kita meminta nasihat kepada Allah Yang Maha Kuasa pemberi kedamaian dan keselamatan.
Dengan berdoa, itu artinya kita menyerahkan diri kita untuk percaya kepada Allah. Apapun hasilnya, maka diyakini itu adalah jawaban terbaik dari Allah untuk diri kita.
Adanya kekuatan dari shalat dan doa kita temukan dari perasaan damai dan kesadaran yang lebih besar. Setelah melakukan dua hal tersebut, yakinlah bahwa optimisme akan lebih meningkat dan akan jauh lebih positif dalam memandang situasi sekitar. Sebagaimana tertulis firman Allah dalam Surat Al Baqarah Ayat 152-153, yang artinya:
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.†(QS Al Baqarah 2:152)
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.†(QS. Al Baqarah 2:153)
PERERAT TALI PERSAUDARAAN
Tak hanya itu, keajaiban salat juga terlihat dari manfaatnya dalam meningkatkan dan mempererat tali persaudaraan sesama Muslim.
Seperti dalam pelaksanaan salat berjamaah, Muslim tentunya mengisi shaf-shaf kosong dan berbaris sejajar, terlepas dari perbedaan ras, budaya atau jabatan dalam karir.
Dalam beribadah, posisi kita semua sama, bersatu bersama-sama mengagungkan Allah, seraya mengatakan Aamiin secara serempak setelah Surat Al Fatihah selesai dibacakan.
Keberagaman yang menjadi latar belakang setiap orang tak jadi halangan dalam melaksanakan perintah ibadah secara bersama-sama. Yang berada pada kiri dan kanan kita bukanlah orang asing, melainkan saudara saudari kita yang terkasih. Meskipun seringkali kita tak bertindak layaknya satu kesatuan yang sama, namun pada akhirnya saat beribadah kita adalah satu umat.
Salat adalah jembatan untuk menyatukan para manusia, berlaku dari keluarga kita sebagai lingkup yang terkecil. Shalat akan lebih baik dilaksanakan bersama anggota keluarga. Terlebih saat ada pergolakan atau hal terkait emosional, ada baiknya berkumpul bersama keluarga atau jemaah lain untuk memohon kepada Allah sebagai suatu bentuk satu kesatuan.
[AS]
https://www.youtube.com/watch?v=xxKd1zJNy4Q
Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel Youtube Digtara TV. Jangan lupa, like comment and Subscribe.
Kekuatan Dahsyat di Balik Pelaksanaan Salat