IRT di Kupang Tewas Diduga Keracunan Daging Rusa

digtara.com | KUPANG – Aleta Oematan (55), warga Desa Pika, Kecamatan Mollo Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, meninggal dunia, Jumat (10/1/2020).

Baca Juga:

• Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat
• Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS
• Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Aleta meninggal dunia diduga akibat keracunan makanan. Itu terjadi setelah ia mengkonsumsi daging rusa kering yang dibawa anaknya Atmin Faot dan Nonci Faot (26). Daging itu dibawa dari Amfoang, Kabupaten Kupang pada Rabu 8 Januari 2020 sebelumnya.

Daging yang digoreng itu juga dikonsumsi oleh sejumlah kerabat korban. Diantaranya Melkior Faot (31), Nonco Faot (26), Yunita Faot (24), Ester Faot (22), Dorkas Nenometa (23), Atmin Faot (27). Daging itu juga dikonsumsi tiga orang balita, yakni Gilbert Faot (2), Retin Faot (3) serta Dedija Faot yang masih berusia 1,5 tahun.

Pasca mengkonsumsi daging rusa kering tersebut tidak ada yang mengalami sakit perut atau diare.

Namun pada keesokan hari nya, Kamis 9 Januari 2020, sekitar pukul 06.30 WITA Aleta mengeluh pusing, mual, muntah dan diare. Terlihat pada muntahan dan fesesnya bercampur darah.

Pada saat itu pihak keluarga tidak segera membawa korban ke puskesmas terdekat. Korban hanya dirawat di rumah sampai kondisinya lemas.

Korban baru dibawa ke Puskesmas Mollo Tengah pada Jumat dinihari tadi dan setelah diobservasi sekira dua jam, korban dinyatakan meninggal dunia.

Sebagian besar keluarga menduga kalau korban meninggal karena keracunan makanan sehingga melaporkan ke polisi di Polsek Siso Polres TTS.

Atmin Faot, anak korban mengakui kalau ia dan kerabat yang lain tidak merasakan efek dari konsumsi makanan tersebut.

Namun anaknya Gilbert Faot dan Celin Faot yang baru berusia empat bulan sempat mengalami diare namun saat ini sudah sembuh.

Kapolres TTS, AKBP Aria Sandi, SIK melalui Kasat Reskrim Polres TTS, Iptu Jamari, SH MH mengakui sudah menerima laporan tersebut dan memeriksa saksi-saksi.

“Kita akan melakukan visum sambil berkoordinasi dengan tim medis untuk memeriksa sampel makanan yang dikonsumsi korban sebelum meninggal dunia,” tandasnya.

[AS]