Gagal Juara Liga Europa, Manchester United Lakukan PHK Massal

digtara.com - Kegagalan Manchester United meraih gelar juara Liga Europa membawa dampak serius, tidak hanya bagi prestasi tim, tetapi juga bagi nasib ratusan karyawan klub.
Baca Juga:
Menurut laporan Manchester Evening News, pemilik mayoritas klub, Sir Jim Ratcliffe, mengambil langkah drastis dengan memecat sekitar 200 karyawan sebagai bagian dari upaya efisiensi anggaran.
Rencana Keuangan Bergantung pada Kemenangan
Sebelum pertandingan final Liga Europa, manajemen klub disebut telah menyiapkan dua skenario keuangan—rencana A jika menang dan rencana B jika kalah. Harapan besar diletakkan pada kemenangan yang dapat membawa suntikan dana segar dari hadiah juara, sponsor, dan hak siar.
Namun, kekalahan dari lawan di partai puncak membuat rencana A batal terlaksana, sehingga manajemen terpaksa mengambil keputusan tidak populer demi menyelamatkan neraca keuangan klub.
Krisis Keuangan dan Dampak Luas
Mengutip laporan Daily Mail, pemecatan ratusan karyawan ini bertujuan memangkas biaya operasional klub yang semakin membengkak seiring performa buruk dan ketidakhadiran Manchester United di kompetisi Eropa musim depan.
Beberapa sponsor juga disebut mengurangi nilai kontrak karena ekspektasi performa yang tidak terpenuhi, memperburuk kondisi keuangan klub yang telah menurun selama beberapa musim terakhir.
PHK massal ini disebut menyasar berbagai divisi internal, termasuk staf operasional dan karyawan pendukung di Stadion Old Trafford.
Sir Jim Ratcliffe: United Bisa Kehabisan Uang
Dalam wawancara eksklusif dengan BBC Sport, Sir Jim Ratcliffe mengungkap kondisi internal klub yang cukup mengkhawatirkan.
"Kami sedang berada dalam masa transisi besar. Saya telah menginvestasikan 300 juta dolar AS, namun jika tidak ada perubahan, Manchester United akan kehabisan uang pada akhir tahun ini," kata Sir Jim.
Ia menekankan bahwa klub tengah menjalani proses restrukturisasi menyeluruh—mulai dari manajemen, struktur keuangan, perekrutan pemain, hingga analisis data.
"Keputusan ini memang tidak nyaman bagi semua pihak, tetapi penting demi kestabilan jangka panjang klub. Jika kita ingin kembali meraih trofi, maka perubahan menyeluruh harus dilakukan," tegasnya.
Penghematan Ketat: Dari PHK hingga Penghapusan Makan Siang
Tak hanya PHK, Manchester United juga menerapkan penghematan ketat dalam pengeluaran operasional.
Menurut laporan dari The Guardian, manajemen klub memutuskan untuk:
- Menutup kantin staf di Old Trafford
- Menghapus makan siang gratis, digantikan hanya dengan buah-buahan
- Di pusat latihan Carrington, makan siang staf dibatasi hanya berupa sup dan roti, kecuali bagi pemain utama yang tetap mendapat layanan penuh
Kebijakan ini diproyeksikan mampu menghemat hingga £1 juta per tahun.
Lebih lanjut, klub juga dikabarkan akan melakukan gelombang PHK kedua, menyusul pemecatan hampir 250 karyawan pada September 2024.
Tantangan Besar di Era Baru Manchester United
Krisis ini menjadi tantangan besar bagi Sir Jim Ratcliffe yang baru mengambil alih sebagian besar kendali operasional klub.
Langkah-langkah efisiensi dan perombakan manajemen dilakukan demi mengembalikan Manchester United ke jalur kesuksesan, meskipun harus menempuh proses yang pahit di awal.
Meski terpaksa mengambil kebijakan yang tidak populer, manajemen yakin perubahan ini diperlukan untuk membangun kembali fondasi klub yang lebih kuat, kompetitif, dan berkelanjutan.

Renault Bakal Pangkas 3.000 Pekerja di Seluruh Dunia

Old Trafford Membisu: Manchester United Tumbang, Amorim Catat Rekor Kelam

Manchester United Takluk 0-1 dari ASEAN All-Stars di Laga Pramusim

Link Live Streaming Manchester United vs ASEAN All-Stars Malam Ini, Gratis!

Manchester United Tantang Tottenham Hotspur di Final Liga Europa: Setan Merah Tampil Perkasa
