Senin, 08 September 2025

Keluh Kesah Nelayan di Bagan Deli Yang Rezekinya Dirampas Pukat ‘Gerandong’

- Kamis, 12 November 2020 12:47 WIB
Keluh Kesah Nelayan di Bagan Deli Yang Rezekinya Dirampas Pukat ‘Gerandong’

digtara.com – Nelayan di Bagan Deli yang tergabung dalam Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) mengeluh adanya ilegal fishing yang merampas hasil laut. Nelayan di Bagan Deli

Baca Juga:

Salah seorang nelayan pencari udang, Erianto (58), mengatakan alat tangkap yang di gunakan ilegal fishing dinamakan dengan Pukat Gerandong, mengambil hasil laut tanpa mengenal besar kecilnya ukuran hewan tersebut.

“Mereka mengambil hasil laut itu pakai mesin. Jadi jaringnya di tarik dua kapal, terus di tarik sampai penuh. Itu nanti ikan-ikan yang masih kecil juga ikut dibawa mereka,” ujarnya.

“Kalau kami, pakai jaring yang kasar. Jadi yang kecil-kecil itu rontok dia,” sambungnya.

Tentu saja, hal ini dapat menguras seluruh hewan laut. Selain itu, akibat dampak lainnya adalah rusaknya ekosistem di bawah laut seperti terumbu karang.

Baca: Nelayan Bagan Deli Keluhkan Ilegal Fishing dan Pembuangan Limbah Pabrik

Selain itu, para pelaku illegal fishing juga seperti sengaja menabrak perahu nelayan tradisional yang sedang mencari ikan di laut.

Akibatnya, alat penangkap milik nelayan ikan menjadi rusak dan tidak bisa di pakai kembali. Mereka pun akhirnya pulang tanpa membawa hasil tangkapannya.

“Mereka itu sembarangan aja menabrak perangkap ikan kami. Nanti kalau didekati, mereka yang balik marah. Kadang pun mereka sambil menujukkan parang kepada kami. Ya kami jadinya takut lah,” ucapnya.

Pukat Gerandong Musuh Utama

Para nelayan di Bagan Deli umumnya memiliki kapal dengan ukuran 5 GT ke bawah hanya bisa melaut sejauh 12 mil saja.

“Pukat Gerandong itu saja lah yang menjadi musuh utama kami. Kami biasanya batas paling jauh itu 12 mil. Kalau lebih jauh lagi, itulah musuhnya Pukat Harimau,” jelasnya.

Para nelayan juga mengeluh biaya yang dikeluarkan untuk mengganti kerusakan kapal ataupun kerusakan alat penangkap ikan mereka yang dirusak.

“Beban biaya kami juga bertambah. Selain kerusakan kapal, kami juga harus mengganti alat penangkap yang rusak. Untuk satu alat penangkap 50 ribu rupiah. Saya pernah masang sampai 1.000 biji, setelah di tabrak, sisanya tinggal 800 biji. Mau minta tanggung jawab gak mungkin,” tandasnya.

Baca: Nelayan Belawan Keluhkan Sulitnya Mendapatkan BBM Bersubsidi

Para nelayan berharap adanya tindakan atau upaya dari pemerintah dalam memberantas para pelaku illegal fishing.

“Ya kami meminta illegal fishing untuk ditindak lah. Karena ekosistem laut itu udah habis (punah). Udang Tenger itu udah punah, Lobster itu juga sudah punah di laut, hewan itu pun masih ada karena hasil dari penambakkan. Kalau semua dihabisi mereka, apalagi yang mau kami cari. Itu sajalah permintaan kami,” harapnya.

Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel Youtube Digtara TV. Jangan lupa, like comment and Subscribe.

Keluh Kesah Nelayan di Bagan Deli Yang Rezekinya Dirampas Pukat ‘Gerandong’

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru