Doa Bersama dan Ritual Adat Warnai Pencarian Korban Hilang Pasca Banjir Bandang di Mauponggo-Nagekeo

digtara.com -Upaya pencarian tiga korban bencana alam banjir bandang di Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, NTT terus dilanjutkan oleh Tim K-9 SAR Mabes Polri dan Polda NTT.
Baca Juga:
Operasi ini melibatkan personel gabungan dari Polres Nagekeo, BKO Polres Sikka, BKO Brimob Ende, serta Polsek Mauponggo.
Fokus pencarian difokuskan pada aliran sungai Lowokoke, Desa Sawu, dengan sasaran tiga korban yang hingga kini masih dinyatakan hilang.
Setiap hari, kegiatan diawali pada pukul 07.15 Wita dengan apel arahan di lokasi Gore yang dipimpin Kanit K-9 SAR Mabes Polri, Iptu Erasmus Hermi Talaperuw.
Sebelum pencarian dimulai, keluarga korban menggelar doa bersama, memohon petunjuk dan kekuatan agar jasad para korban segera ditemukan. Mereka juga menggelar ritual adat guna membantu menemukan korban.
Tim gabungan bersama keluarga melakukan survei dari hulu Sungai Gore hingga muara jembatan Watu Dhoge dengan jarak kurang lebih lima kilometer.
Anjing pelacak K-9 dikerahkan untuk mendeteksi tanda-tanda keberadaan korban di sepanjang jalur penyisiran.
Usai istirahat siang, pencarian kembali dilanjutkan dari Jembatan Watu Dhoge hingga muara sejauh 200 meter.
Hingga Minggu (21/9/2025) petang pukul 17.20 Wita, pencarian belum membuahkan hasil.
Tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan korban yang hilang. Meski demikian, tim gabungan berkomitmen melanjutkan pencarian dengan memperluas area penyisiran.
Kapolsek Mauponggo, Ipda Dewa Putu Suariawan menyampaikan bahwa seluruh personel di lapangan terus berupaya semaksimal mungkin untuk menemukan para korban.
"Pencarian akan terus dilanjutkan dengan memperluas area penyisiran agar para korban segera ditemukan," ujarnya.
Pekan lalu, sebelum pencarian dimulai, tim terlebih dahulu mengikuti seremonial adat yang dipimpin tokoh adat setempat di Kampung Sawu sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi masyarakat.
Pencarian difokuskan pada area sekitar jembatan Teodhae I hingga Teodhae II dengan jarak lebih kurang tiga kilometer ke arah muara.
Tim K-9 SAR yang dipimpin Kanit K9 SAR Mabes Polri, Iptu Erasmus Hermi Talaperuw, melakukan survei lokasi sekaligus metode pelubangan material banjir menggunakan besi beton untuk menciptakan pori-pori tanah.
Hal ini bertujuan agar anjing pelacak lebih mudah mendeteksi keberadaan korban.
Dari hasil deteksi, tim menemukan titik terang pada radius 300 meter arah hulu jembatan Teodhae II, tepat di sisi utara aliran sungai.

Hasil Nihil, Pencarian Korban Banjir di Nagekeo Dengan Anjing Pelacak Dihentikan

Terkendala Bebatuan Besar dan Timbunan Pasir, Pencarian Tiga Korban Hilang di Mauponggo Tetap Dilanjutkan

Hari Pertama Pencarian Korban Banjir Mauponggo Pakai Anjing Pelacak Masih Nihil

Empat Anjing Pelacak Bantu Pencarian Tiga Korban Banjir Bandang di Nagekeo

Biddokkes Polda NTT Beri Layanan Kesehatan Gratis Sambil Salurkan Bansos di Lokasi Banjir Nagekeo
