Melalui Suara Gembala, Sinode GMIT Minta Warga Jaga Perdamaian dan Stabilitas
digtara.com -Ketua Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), Pendeta Semuel B. Pandie menyerukan agar warga gereja dan masyarakat NTT menjaga stabilitas dan kedamaian di tengah masyarakat.
Baca Juga:
"Jangan mudah terprovokasi oleh isu-isu atau ajakan yang menimbulkan perpecahan," ujar Ketua MS GMIT dalam suara gembalanya yang dikeluarkan pada Minggu (31/8/2025).
Ia juga mengimbau agar suara-suara kebenaran dari masyarakat tidak diikuti dengan pengrusakan, pembakaran, karena akan merugikan masyarakat sendiri.
"Kami meminta, kita semua tidak boleh terprovokasi, tidak terpancing, sehingga suara-suara yang dinyatakan, suara kebenaran, dan apa yang kita kritisi benar-benar berkualitas," tandasnya.
Ia meminta masyarakat harus bijak menyikapi kondisi NTT dengan tidak lagi sampai pada aksi membakar fasilitas umum seperti di daerah lainnya.
"Suara-suara kebenaran itu harus melihat konteks kita di NTT. Ada banyak fasilitas yang harus kita jaga untuk kebaikan bersama. Kita jangan terprovokasi. Persoalan ini multikompleks. Percayalah bahwa suara kebenaran akan menemukan jalan," ujarnya.
Seruan ini disampaikan dalam suara gembala Majelis Sinode Harian GMIT nomor 1091/GMIT/I/E/Agustus/2025, tanggal 31 Agustus 2025 yang disampaikan kepada seluruh jemaat GMIT.
Suara gembala ini ditandatangani ketua Majelis Sinode Harian GMIT, Pdt Semuel B. Pandie (ketua) dan Pdt Lay Abdi K. Wenyi (Sekretaris).
Majelis Sinode GMIT menyatakan turut berduka cita atas meninggalnya seorang pengemudi ojek online di kawasan Pejompongan Jakarta, Affan Kurniawan secara tragis dan menyedihkan pada Kamis 28 Agustus 2025.
Hal ini telah memicu kemarahan publik ditengah upaya menyatakan aspirasinya kepada negara, dan para wakil rakyat, sehingga gelombang protes dan demonstrasi mulai menjalar ke sejumlah wilayah.
Sebagian dari aksi tersebut berlangsung damai, namun tidak sedikit yang berujung pada tindakan anarkisme, penjarahan, perpecahan, bahkan menimbulkan korban dan kerugian.
Berkenaan dengan semua dinamika yang terjadi dan melihat pesan-pesan Firman Tuhan tersebut, maka Majelis Sinode Harian GMIT menyatakan sikap serta himbauan.
Pertama, sebagai gereja Tuhan, GMIT terpanggil untuk menyikapi keadaan ini dengan hati yang tenang, pikiran yang jernih, dan tindakan yang membangun.
"Kita perlu mengambil peran secara aktif untuk menjaga stabilitas serta mendoakan bangsa ini. Bersama kita mengingatkan para pelayan serta jemaat untuk menjauhkan diri dari berbagai bentuk provokasi yang mengarah pada aksi-aksi anarkisme. Ditengah suhu politik yang memanas saat ini, gereja mesti menjadi cooling system selain menyatakan seruan kenabiannya," ujarnya.
Kedua, sebagai representasi gereja-gereja di Indonesia, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) telah mengeluarkan seruan sebagai bentuk sikap bersama gereja-gereja di Indonesia, termasuk sikap GMIT sebagai gereja anggota PGI.
"Kami juga mengajak kita semua untuk menjadikan gereja khususnya GMIT sebagai rumah pusat edukasi iman, tempat informasi sehat dan pengajaran yang meneguhkan dibagikan. Mari kita bijak mengelola media sosial serta mimbar pemberitaan kita, dalam menanggapi situasi saat ini, dengan cara tidak ikut-ikutan memanaskan situasi, tapi sebaliknya mendoakan bangsa dan daerah ini agar masyarakat Indonesia dapat menyampaikan aspirasinya secara bermartabat, serta menyerukan pesan-pesan damai," ujarnya dalam pesan pada poin ketiga.
Keempat, tetaplah menjaga stabilitas dan kedamaian di tengah masyarakat. Jangan mudah terprovokasi oleh isu-isu atau ajakan yang menimbulkan perpecahan.
Kelima, ingatlah bahwa kita adalah bagian dari bangsa Indonesia. Panggilan iman kita sejalan dengan panggilan kebangsaan: menjaga persatuan, menghormati hukum, dan berkontribusi positif bagi kehidupan bersama.
Keenam, warga gereja tetap kritis namun tetap bijak. "Menyuarakan keadilan dan kebenaran boleh dan perlu, tetapi selalu dilakukan dengan cara yang beradab, damai, dan tidak merusak," pesannya.
Ia juga mengajak seluruh warga mendoakan bangsa dan pemerintah serta seluruh institusi penegak Hukum. "Sebab doa orang benar besar kuasanya. Mari kita memohon agar pemimpin bangsa diberi hikmat, rakyat diberi kesabaran, dan bangsa ini terus dipelihara oleh kasih setia Tuhan," tandasnya.
Ditegaskan bahwa dalam situasi apapun, gereja dipanggil untuk menjadi garam dan terang dunia, dengan bersuara kritis dan profetis, namun tetap menjaga damai dan keutuhan bangsa.
"Jangan biarkan kekerasan mengalahkan kasih. Jangan biarkan kebencian menutup jalan perdamaian. Mari kita berdiri sebagai anak-anak Allah yang membangun bangsa dengan cinta kasih Kristus," ujarnya.
Kapolda NTT Apresiasi Keberhasilan Tim Khusus Polda NTT Ungkap Kasus Pembunuhan di Kupang
Lakonkan 26 Adegan Pembunuhan Mahasiswa, Saksi Diteriaki dan Dimaki Kerabat Tersangka
Warga TTS Temukan Puluhan Butir Amunisi Dalam Saluran Air
Polda NTT Gelar Reka Ulang Kasus Pembunuhan Mahasiswa di Kupang
Tuntutan Belum Siap, Sidang Kematian Prada Lucky Namo Untuk 17 Terdakwa Ditunda Pekan Depan