Jumat, 26 September 2025

Belasan Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten TTS-NTT Keracunan MBG

Imanuel Lodja - Senin, 11 Agustus 2025 09:38 WIB
Belasan Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten TTS-NTT Keracunan MBG
net
Ilustrasi.

digtara.com -Dugaan keracunan makanan bergizi gratis (MBG) kembali melanda siswa penerima manfaat.

Baca Juga:

Sebanyak 15 siswa sekolah dasar pada SD Negeri Fafioban, Desa Koa, Kecamatan Mollo Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) diduga keracunanMBG akhir pekan lalu.

Indikasi ini diperkuat karena usai mengkonsumsi MBG yang dibagikan, belasan siswa ini mengalami sakit kepala, pusing, mual, sakit perut disertai mencret dan muntah-muntah.

Makanan yang disantap siswa saat itu adalah nasi putih, telur bumbu, tumis terong, tahu goreng krispi dan buah semangka.

Menu makanan ini disediakan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Wadah Titian Harapan.

Kepala sekolah SD Negeri Fafioban, Kristofel Pandie menyebutkan kalau terdapat 15 orang siswa yang diduga mengalami keracunan.

Siswa ini tersebar di kelas III, IV, V dan VI. Di kelas III terdapat lima siswa yang menjadi korban masing-masing Andreas Lake, Arkanjelo Pinto, Decky Olla, Marvin Olla dan Aris Menbubu.

Di kelas IV sebanyak enam orang siswa yakni Sergio Morata, Samuel Fautlo, Rita Dacosta, Yoram Gadi, Yacinta Soares, dan Riani Lobo.

Kelas V sebanyak tiga orang siswa yakni Gracio Pinto, Dedi Taosu, dan Aryanto Pinto serta kelas VI sebanyak satu orang siswa yakni Marvel Sebi.

Para siswa yang diduga mengalami keracunanMBG mengalami sakit kepala, mual-mual dan muntah serta diare.

Siswa yang diduga mengalami keracunan langsung diberikan air/teh hangat oleh pihak sekolah. Guru juga membantu mengolesi minyak di perut masing-masing siswa.

Guru pada PAUD Permata Bunda sekaligus Kader Posyandu Desa Faifoban, Ursipa M. Lassa mengaku kalau ia mendapatkan informasi soal kejadian ini dari salah satu siswa, Gracio Pinto.

Kepada Ursipa M. Lassa, Gracio Pinto meminta agar ia tidak membagikan MBG kepada anak PAUD Permata Bunda.

Gracio beralasan kalau menu telur yang diterima di sekolah sudah bau dan mengeluarkan aroma tidak sedap. Gracio sendiri mengaku sakit perut usai mencium bau aroma tidak sedap dari telur yang dihidangkan dalam MBG.

Ada tiga siswa yang datang ke PAUD Permata Bunda dengan keluhan mual, sakit kepala dan sakit perut hingga mencret sehingga Ursipa pun memberikan obat norit dan antasida.

Walau ada kejadian ini namun pemberian MBG untuk siswa PAUD tetap dilakukan namun dianjurkan untuk telur tidak boleh dikonsumsi.

Desy Dange selaku pengelola SPPG Yayasan Wadah Titian Harapan mengaku kalau mereka menyiapkan menu nasi putih sejak pukul 01.00 wita.

Sementara telur sudah disiapkan sejak malam dengan terlebih dahulu disortir sebelum diolah. Kemudian telur direbus dan dibersihkan.

Barulah pada pukul 03.30 wita telur diolah dengan campuran berbagai bumbu yang sudah disiapkan sebelumnya.

Menu tumis terong disiapkan sejak pukul 03.00 wita juga ditumis dengan bumbu-bumbu seperti bawang putih, bawang merah, lombok besar, royco, lada bubuk, gula, garam, saus tiram dan minyak goreng.

Menu tahu goreng krispi diolah dengan cara digoreng dengan campuran bumbu yang sudah disiapkan sebelumnya.

Menu MBG bagi ribuan siswa ini dilengkapi dengan buah semangka yang sudah dicuci dan dipotong.

Proses pengolahan makanan menggunakan air galon isi ulang. Sedangkan untuk proses pembersihan bahan baku dan peralatan memasak maupun peralatan makan menggunakan air yang ditampung di bak penampungan yang bersumber dari air tanah/mata air.

Untuk proses pemorsian makanan dilakukan pendinginan dan ditakar sesuai kategori sasaran penerima manfaat. Setelah itu makanan di packing pada ompreng untuk didistribusikan.

Selama ini SPPG Desa Koa mengambil dan memesan telur pada Robert Nenomataus selaku supplier telur.

Robert mengaku kalau telur yang disuplai ke SPPG Desa Koa merupakan telur yang dibeli dari paman Engke di Kelurahan Takari, Kabupaten Kupang.

Pasokan telur oleh supplier sudah dua kali dilakukan selama kegiatan SPPG Desa Koa beroperasi.

Ia mengaku kalau selalu dilakukan penyortiran saat pembelian telur dari paman Engke. Apabila terdapat telur yang sudah rusak maka dikumpulkan dan dikembalikan ke pemilik toko.

Setiap kali pemesanan telur dari pihak SPPG dilakukan satu hari sebelum pengolahan sehingga pembelian maupun penyortiran telur dari paman Engke sebagai penyedia/pemilik Toko tidak maksimal karena waktu yang sangat singkat.

Pendistribusian makanan dilakukan pada pukul 07.00 wita dengan jumlah sasaran penerima sebanyak 1.295 orang.

Ada empat Posyandu yang menjadi sasaran pendistribusian. Posyandu Tunbes sebanyak 63 orang terdiri dari Balita 59 orang dan ibu hamil empat orang.

Posyandu Fafioban sebanyak 65 orang yakni Balita 54 orang, ibu hamil lima orang dan ibu menyusui enam orang.

Posyandu Haususu sebanyak 46 orang terdiri dari Balita 38 orang, ibu hamil enam orang dan ibu menyusui dua orang.

Posyandu Kabukolen sebanyak 58 orang terdiri dari Balita 55 orang dan ibu hamil tiga orang.

Sejumlah sekolah juga menjadi sasaran penerima manfaat seperti PAUD Permata Bunda sebanyak 19 orang, PAUD Monit Feu 36 orang, PAUD Nekamese Fonibait sebanyak 16 orang, PAUD Eklesia Tupan sebanyak 35 orang.

PAUD Efata Tupan sebanyak 40 orang, PAUD Bethlehem Kaniti sebanyak 15 orang, PAUD Feto Mone sebanyak 11 orang, KB Nesu Enon sebanyak delapan orang.

SD Negeri Koa sebanyak 147 siswa, SD Negeri Haususu sebanyak 54 siswa, SD Negeri Fonibait sebanyak 77 siswa, SD Negeri Fafioban sebanyak 113 siswa, SD Inpres Tepas sebanyak 140 siswa dan SD GMIT Tupan sebanyak 97 siswa.

SMP Negeri Satap Koa sebanyak 101 siswa dan siswa SMA Negeri Tupan sebanyak 154 siswa.

Terkait kejadian ini, perwakilan dinas kesehatan Kabupaten TTS, Kollo Liunokas bersama tim ke lokasi SPPG untuk mengambil sampel makanan guna dilakukan uji laboratorium untuk memastikan tidak ada kandungan zat-zat berbahaya pada makanan yang didistribusikan.

15 anak yang diduga mengalami keracunan ini dirawat di PAUD Permata Bunda di Desa Koa, Kecamatan Mollo Barat dan Puskesmas Salbait.

Petugas kesehatan dari Puskesmas Salbait melakukan observasi dan memberikan obat bagi para siswa yang diduga mengalami keracunan.

Para siswa diberikan vitamin B6 untuk mual dan muntah, pularex untuk sakit perut, zinc dan oralit untuk mencret dan paracet untuk siswa yang sakit kepala.

Hingga saat ini, para siswa yang diduga mengalami keracunan sudah dalam kondisi sehat dan tidak terdapat lagi gejala-gejala keracunan.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Arie
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Bermasalah, Pemkot Kupang Hentikan Sementara Program MBG

Bermasalah, Pemkot Kupang Hentikan Sementara Program MBG

Belasan Siswa Sekolah Dasar di Kota Kupang Keracunan MBG, Walikota Kupang Tunggu Diagnosa Dokter

Belasan Siswa Sekolah Dasar di Kota Kupang Keracunan MBG, Walikota Kupang Tunggu Diagnosa Dokter

Belasan Siswa SD Inpres Liliba-Kupang Keracunan Usai Konsumsi MBG

Belasan Siswa SD Inpres Liliba-Kupang Keracunan Usai Konsumsi MBG

Fraksi PKB DPRD Jateng Sampaikan Hasil Reses, Catat Adanya Penolakan Warga Terhadap Kebijakan Full Day School

Fraksi PKB DPRD Jateng Sampaikan Hasil Reses, Catat Adanya Penolakan Warga Terhadap Kebijakan Full Day School

Curi Sapi Pakai Senpira, Tiga Warga TTS-NTT Ditangkap Polisi

Curi Sapi Pakai Senpira, Tiga Warga TTS-NTT Ditangkap Polisi

15.044 Anak Dan Ibu di Kabupaten Sikka Dapat Layanan MBG

15.044 Anak Dan Ibu di Kabupaten Sikka Dapat Layanan MBG

Komentar
Berita Terbaru