Semburan 1,3 Kilometer Abu Vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki Tidak Mengganggu Pengungsi

digtara.com - Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, NTT dilaporkan kembali mengalami erupsi pada Senin (20/1/2025) petang pada pukul 17.31 Wita.

Baca Juga:

• Kunjungi Warga di Lokasi Pengungsian Desa Konga-Flores Timur, Kapolda NTT Sapa Warga dan Beri Bantuan
• Kapolda NTT Tinjau Polsek Wulanggitang Dan Lokasi Terdampak Erupsi
• Sambangi Pos Pengamatan Gunung Lewotobi, Kapolda NTT Berikan Tali Asih Untuk Petugas

Gunung tersebut erupsi dengan semburkan abu vulkanik setinggi 1,3 kilometer di atas puncak gunung.

"Telah terjadi erupsi G. Lewotobi Laki-laki, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 20 Januari 2025 pukul 17:31 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 1.300 m di atas puncak (± 2.884 m di atas permukaan laut)," tulis PPGA Lewotobi dalam laporan tertulis yang dikeluarkan pukul 17.50 Wita.

Dalam laporannya juga PPGA menyebutkan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah utara dan timur laut.

Dan erupsi ini berdurasi 2 menit 56 detik dan terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 8,1 milimeter.

"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 8.1 mm dan durasi ± 2 menit 56 detik," lapor PPGA dari Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang.

Gunung Lewotobi Laki-laki yang terletak di Desa Nurabelen, Kecamatan Ile Bura, Flores Timur itu saat ini berstatus siaga atau level III.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Flores Timur, Avelina Hallan mengatakan Gunung Lewotobi Laki-laki sepanjang Senin sudah tiga kali mengalami erupsi.

"Iya benar, (Gunung Lewotobi Laki-laki) hari ini terjadi tiga kali erupsi," kata Avelina yang dikonfirmasi pada Senin (20/1/2025) petang.

Tiga kali erupsi itu terjadi pada pukul 16.25 Wita, dengan tinggi kolom abu 800 meter, lalu pukul 16.52 dengan tinggi kolom abu 900 meter dan erupsi ketiga terjadi pada pukul 17.31 wita dengan kolom abu setinggi 1.300 meter.

"Pertama itu terjadi jam 16.25 durasi satu menit, lalu (erupsi) kedua jam 16.52 itu (durasi) sekitar satu menit juga dan terakhir atau barusan ketiga itu terjadi jam sekitar jam 17.31 lamanya dua menit lebih," ujarnya.

Namun lanjutnya erupsi tersebut tidak berdampak langsung bagi warga yang sedang mengungsi.

Dia mengatakan saat ini masih ada sekitar 6000 pengungsi yang mendiami empat titik pengungsian yakni di desa Konga, Lewolaga, Bokang dan Kobasoma.

Dan erupsi yang terjadi Senin ini semua pengungsi dalam keadaan aman dan tidak lagi terganggu dengan adanya erupsi karena lokasi pengungsian yang berjarak lebih dari sepuluh kilometer.