Senin, 14 Oktober 2024

WHDI NTT Peduli Stunting Melalui Workshop dan Pembuatan MPASI bagi Balita

Imanuel Lodja - Sabtu, 14 September 2024 11:15 WIB
WHDI NTT Peduli Stunting Melalui Workshop dan Pembuatan MPASI bagi Balita
istimewa
WHDI NTT Peduli Stunting Melalui Workshop dan Pembuatan MPASI bagi Balita

digtara.com - Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) provinsi NTT peduli akan angka stunting di wilayah NTT.

Baca Juga:

Angka stunting di NTT menempati urutan pertama di Indonesia. Sesuai hasil survei tahun 2023, Provinsi NTT menduduki peringkat tertinggi 37,9 persen persen dengan prevalensi terbanyak di Kabupatem TTS 50,1 persen, Belu 48,1 persen, Malaka 47,7, Sumba Barat Daya 44,3 persen, Sumba Barat 42,5 persen, Manggarai Timur 43,7 persen, TTU 42,7 persen, Rote Ndao 39,8 persen, Alor 39,3 persen serta Kabupaten Kupang 38,4 persen.

WHDI NTT pun menggagas partisipasi WHDI NTT melalui workshop peningkatan kapasitas kemampuan wanita Hindu dan lembaga lainnya dalam pencegahan stunting pada Sabtu (14/9/2024) di Hotel On The Rock Kupang.

Workshop yang diikuti 70 orang peserta ini mengusung tema "Cegah stunting dengan nutrisi yang tepat".

Selain workshop juga dirangkai dengan praktek pembuatan nutrisi dan MPASI.

Workshop diiisi dengan berbagai materi antara lain strategi pencegahan dan penanganan stunting pada balita, remaja, ibu hamil serta ibu menyusui melalui pendekatan meluarga oleh drg Iien Andriany M.Kes (Kadis Kesehatan NTT)

Pencegahan dan penanganan stunting pada ibu hamil dan balita dari sudut pandang agama Hindu oleh dr Dewa Putu Sahadewa, SpOG (PHDI NTT).

Selain itu peserta juga mendapatkan materi pemantauan tumbuh kembang bayi balita sebagai salah satu cara deteksi dini potensi stunting oleh dr Simplicia M. Angrahini, SpA serta materi soal nutrisi yang tepat pada remaja, ibu hamil, ibu menyusui dam balita untuk mencegah stunting oleh dr Salmawati Maryati, SpGK, AIFO-K.

Diakhir kegiatan, para peserta mendapatkan materi mengenai pembuatan MPASI menggunakan bahan pangan lokal untuk mencegah stunting (teori dan praktek) Yeny S. Haning, SST MKM.

Ketua panitia Workshop, Dr Anak Agung Sagung Rai Mahadewi menyebutkan kalau stunting merupakan masalah gizi kronis akibat kurang gizi sehingga tinggi badan terhambat.

Hal ini mengganggu perkembangan otak yang berdampak pada perkembangan kognitif anak.

Disebutkan kalau tingginya stunting karena pola asuh anak serta MPASI belum dipahami dengan baik.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Arie
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tiga PMI Asal NTT kembali Dipulangkan dalam Keadaan Meninggal Dunia karena Kecelakaan Lalu Lintas di Malaysia

Tiga PMI Asal NTT kembali Dipulangkan dalam Keadaan Meninggal Dunia karena Kecelakaan Lalu Lintas di Malaysia

Kurun Waktu 10 Bulan, Ditpolairud Polda NTT Tuntaskan Enam Kasus Handak

Kurun Waktu 10 Bulan, Ditpolairud Polda NTT Tuntaskan Enam Kasus Handak

Kerinduan IRT Rumahnya Diterangi Listrik Terjawab dengan Bantuan Bintara dan Tamtama Ditpolairud Polda NTT

Kerinduan IRT Rumahnya Diterangi Listrik Terjawab dengan Bantuan Bintara dan Tamtama Ditpolairud Polda NTT

Tangkap Ikan dengan Bom, Warga Ende Ditangkap Ditpolairud Polda NTT

Tangkap Ikan dengan Bom, Warga Ende Ditangkap Ditpolairud Polda NTT

Hilang Tiga Bulan, Seorang Wanita Ditemukan Meninggal di Tanjung Dugong Mali-Alor

Hilang Tiga Bulan, Seorang Wanita Ditemukan Meninggal di Tanjung Dugong Mali-Alor

Polwan Berprestasi Dapat Penghargaan dari Kapolda NTT

Polwan Berprestasi Dapat Penghargaan dari Kapolda NTT

Komentar
Berita Terbaru