Perahu Basarnas Rusak Diterjang Gelombang, Pencarian Warga Tenggelam di Laut Belum Membuahkan Hasil

digtara.com - Upaya pencarian terhadap Makarius Sareng yang hilang dan tenggelam saat melaut dilakukan pihak kepolisian dan warga masyarakat.
Baca Juga:
Selasa (12/3/2024) merupakan hari pertama upaya pencarian di sekitar pantai Lela dan Sikka serta sekitarnya.
Hingga Selasa malam, upaya pencarian belum membuahkan hasil.
Korban Makarius belum juga ditemukan.
Kondisi cuaca di Kecamatan Lela dan sekitarnya kurang bersahabat sejak selasa pagi hingga malam. Hujan disertai angin kencang dan gelombang tinggi masih terjadi sehingga terkendala pada proses pencarian.
Keluarga korban juga meminta bantuan Pastor Paroki Lela, RD Arkadius Dhosa Ndo untuk memimpin misa di pesisir pantai lokasi kejadian.
Pencairan pada hari pertama, Selasa (12/3/2024) dimulai pukul 06.30 wita hingga pukul 15.30 Wita.
Pencarian difokuskan di perairan Pantai Lela dan Sikka dalam wilayah hukum Polsek Lela, Polres Sikka.
Upaya pencarian tersebut dilakukan oleh tim gabungan dari Basarnas Maumere, Lanal Maumere, anggota Polairud, personil Polsek Lela serta warga masyarakat Desa Watutedang, Kabupaten Sikka.
Proses pencarian terhadap korban tenggelam tersebut menggunakan satu unit perahu karet dari Basarnas Maumere serta dua unit sampan milik nelayan warga Desa Watutedang.
Upaya pencarian dihentikan pada Selasa petang karena gelombang yang sangat tinggi.
Hal ini mengakibatkan perahu karet milik Basarnas Maumere terbalik hingga mesin perahu kemasukan air laut dan mengalami kerusakan. Kerusakan perahu karet ini telah diperbaiki oleh personil Basarnas Maumere.
Selain menggunakan perahu karet dan sampan milik nelayan, Tim juga melakukan pencarian dengan berjalan kaki menyisir di pesisir pantai.
Hingga pukul 17.00 Wita, korban belum juga ditemukan sehingga upaya pencarian untuk sementara waktu dihentikan dan dilanjutkan pada Rabu, 13 Maret 2024.
pihak keluarga juga telah meminta bantuan tokoh adat dari Desa Watutedang untuk melakukan upacara adat.
Empat orang nelayan di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) nekat melaut saat cuaca sedang tidak bersahabat.
Akibatnya satu orang nelayan hilang saat perahu yang ditumpangi dihantam gelombang. Sementara tiga orang rekannya berhasil selamat.
Keempat nelayan ini merupakan warga Dusun Tikang, Desa Watutedang, Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka, NTT.
Keempat nelayan ini yakni Makarinus Sareng (70), Steventis Godefridus Suwandi (44), Guido Sakristi Palu (38) dan Anselmus Nong Luis (45).
Mereka menumpangi perahu berbeda saat melaut untuk mencari ikan.
Perahu pertama ditumpangi Makarinus Sareng dan anaknya Steventis Godefridus Suwandi.
Sementara satu perahu lain ditumpangi Guido Sakristi Palu dan Anselmus Nong Luis.
Senin (11/3/2024) petang sekitar pukul 17.00 wita, 4 orang nelayan ini melaut menggunakan 2 perahu.
Perahu pertama menebar jala ikan, sedangkan perahu kedua memancing.
Sekitar pukul 19.00 wita, terjadi gelombang laut, angin dan hujan lebat.
Perahu kedua langsung berusaha pulang dengan selamat. Perahu pertama pun berusaha mengangkat jala.
Karena ombak cukup tinggi disertai angin dan hujan sehingga perahu pertama yang ditumpangi Makarinus Sareng dan anaknya Steventus Godefridus Suwandi kemasukan air.
Makarinus dan Steventus berusaha menyelamatkan diri dengan masing-masing melompat ke luar dari perahu dan terpisah.
Hanya Steventis Godefridus Suwandi yang berhasil selamat sampai ke pantai Desa Watutedang.
Saverius Eduardus (42), anak dari Makarius/adik dari Steventus mengetahui kalau bapak dan kakaknya melaut saat cuaca sedang buruk.
Ia segera ke pantai untuk mengecek karena cuaca hujan deras, angin dan ombak cukup tinggi.
Setelah tiba di pantai (tempat lokasi yang biasa nelayan menyimpan perahu), ia tidak menemukan tanda-tanda keberadaan bapak dan kakaknya.
Ia pun kembali menggunakan sepeda motor dan pergi mencari bapak dan kakaknya di pantai seputaran Desa Du, Kabupaten Sikka.
Saverius sempat melihat ada cahaya di laut persisnya di pantai Ngapungna sehingga ia menuju pantai dan memanggil-manggil nama bapak dan kakaknya.
Saverius melihat ada cahaya senter yang terapung mendekati pantai. Ia kemudian mengambil senter tersebut karena menduga kalau senter tersebut dipegang oleh bapaknya.
Setelah mengambil senter atau sekitar 5 menit kemudian, kakaknya Steventis sudah selamat sampai di pantai.
Saverius dan Steventis pun berusaha mencari bapak mereka namun hingga Selasa (12/3/2024) belum juga ditemukan.

Ke Sekolah Selalu Menyeberangi Perairan, Siswa di Rote Ndao Dapat Bantuan Perahu dan Perlengkapan dari Ditpolairud Polda NTT

Bocah Kelas IV Sekolah Dasar di Manggarai-NTT Meninggal Saat Mandi di Sungai

Hari Ketiga Pencarian Korban KM Naila, Lima Nelayan Belum Ditemukan

Basarnas Sisir Laut Utara Flores Cari KM Mulya Abadi

Basarnas Beri Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat di Lembata-NTT
