Diusir Dari Desa Gegara Tanyakan BLT, 5 Keluarga Terpaksa Makan Ubi
digtara.com – Pada umumnya bayi dan anak balita diberikan susu dan makanan bergizi sebagai asupan perkembangan tubuh.
Baca Juga:
- Hajab! Dugaan Bagi-Bagi Dana Desa di Sidimpuan ke Rekening Pribadi Dari Proyek Website
- Irigasi DI Ujung Gurap Diterjang Banjir, Anggota DPRD Ipong Dalimunthe Bersama Pemko dan UPTD Lakukan Peninjauan Langsung
- Jaga Stabilitas di Daerah, Pemko Sidimpuan Sebar 6 Ton Beras SPHP di Seluruh Kecamatan Lewat GPM
Namun sepuluh anak-anak korban pengusiran di Desa Labuhan Labo terpaksa meminum air bekas masakan nasi sebagai ganti susu.
Mereka juga terpaksa makan ubi sebagai pengganti nasi di gudang pengungsiannya Kelurahan Batu Nadua Lingkungan IV, Gang Kota Padangsidimpuan.
Hal itu dilakukan sebab kelima keluarga yang terdiri dari 20 jiwa ini sudah mengungsi selama sepekan sejak 18 Mei lalu.
Baca: Dugaan Korupsi Pengadaan Alat Musik di Disdik Padangsidimpuan Kejari Bentuk Tim Pidsus
Sehingga tidak bisa bekerja di pengungsian guna mempertahankan hidup. Mereka terpaksa memakan pemberian seadanya oleh warga sekitar.
Saat ditemui digtara.com, tampak satu ember ubi kayu yang sudah dimasak sedang dimakan anak-anak pengungsi. Sementara para ibu memasak air beras sebagai ganti susu anak-anak mereka.
Baca: Harus Tutup Jam 9 Malam, Pedagang Kecil di Sidimpuan: Seolah Covid-19 Keluarnya Malam
Nurlina Wati (31) yang memiliki tiga anak yakni, Bukhori Muslim (1), Said Al Akhmat (8), Nabila Aulia (13) mengungkapkan, hal ini terpaksa dia lakukan.
“Kami mau kerja apa sekarang, terpaksa kami hanya memakan pemberian warga. Kalau tak ada kami cari ubi kayu untuk dimakan. Menangis saya pak memberikannya kepada ketiga anak saya,” kata Nurliana.
Nurlina menambahkan, agar air beras pengganti susu itu cukup untuk ketiga anaknya, dia menambahkan banyak air.
“Itulah bang, kalau susu saya masak air beras agar anak-anak tidak nangis,” ucapanya dengan nada pelan.
Hal senada juga diungkapkan, Sriani (38), yang juga memiliki dua anak yakni Mohammad Alfaridz (8) dan Putri Rosita (12). Mereka juga terpaksa tinggal dipengungsian. Sriani mengatakan, anaknya harus makan ubi untuk menghindari kelaparan.
“Daripada nggak makan bang, takut nanti sakit malah tambah parah. Makannya kami paksakan ubi,” keluhnya sambil mengusap air mata.
Baca: Dugaan Korupsi Pengadaan Alat Musik di Disdik Padangsidimpuan Kejari Bentuk Tim Pidsus
Sebelumnya diberitakan, 5 keluarga terpaksa mengungsi dari rumah mereka sendiri akibat diusir oleh kepala desa beserta perangkatnya. Tak hanya diusir, rumah mereka juga dilempari batu.
Hal ini terpaksa mereka tanggung, gara-gara kelima kepala keluarga ini menanyakan penyaluran dana BLT yang dirasa tak adil.
Alhasil, warga tersebut terpaksa mengungsi ke salah satu gudang di Kelurahan Batu Nadua Kota Padangsidimpuan guna menyelamatkan diri.
Diusir Dari Desa Gegara Tanyakan BLT, 5 Keluarga Terpaksa Makan Ubi
Hajab! Dugaan Bagi-Bagi Dana Desa di Sidimpuan ke Rekening Pribadi Dari Proyek Website
Irigasi DI Ujung Gurap Diterjang Banjir, Anggota DPRD Ipong Dalimunthe Bersama Pemko dan UPTD Lakukan Peninjauan Langsung
Jaga Stabilitas di Daerah, Pemko Sidimpuan Sebar 6 Ton Beras SPHP di Seluruh Kecamatan Lewat GPM
Warga Protes, Pemko Sidimpuan Tak Gelar Perayaan Pawai 17 Agustus
Ririn Yunika Raih Penghargaan Best Model Of the Year di Asean Fashion Festival 2025