Bencana Alam di Alor: 29 Orang Tewas 12 Hilang, Akses Jalan Putus
digtara.com – Bencana alam berupa banjir bandang dan tanah longsor juga melanda Kabupaten Alor, NTT. Hingga Sabtu (10/4/2021) pagi tercatat ada 29 orang korban meninggal dunia dan 12 orang lainnya masih hilang.
Baca Juga:
“29 orang sudah ditemukan meninggal dunia dan 12 orang lainnya masih hilang,” ujar Bupati Alor, Drs Amon Djobo, Sabtu (10/4/2021)
12 orang warga yang masih hilang itu terdiri dari 11 orang di Pulau Pantar dan 1 orang di Desa Lipang, Kecamatan Alor Timur Laut (ATL).
Bupati menyebutkan, pencarian masih terus dilakukan dibantu aparat keamanan dari TNI dan Polri. Namun prosesnya terkendala karena sampai saat ini akses masuk berupa jalan dan jembatan ke desa wilayah bencana tersebut terputus. Selain jalan, pasokan listrik juga terputus.
“Jadi wilayah bencana masih terisolasi,” ucap Bupati Alor.
Akibatnya, belum ada bantuan yang bisa masuk dan terdistribusi ke wilayah tersebut.
“Belum ada bantuan kesana karena kita kesulitan akses sehingga juga menyulitkan proses pencarian,” tambahnya.
Sejauh ini, pemerintah daerah Kabupaten Alor sudah melakukan beberapa upaya diantaranya bantuan uang duka dan kebutuhan peti jenazah bagi 29 korban meningggal dunia. Seluruh korban meninggal sudah dimakamkan setelah dilakukan identifikasi.
Kapolres Alor AKBP Agustinus Christmas, SIK mengakui saat ini warga yang berdampak bencana alam memilih pindah ke rumah kerabat yang lebih aman.
“Jumlah pengungsi masih didata karena tidak ada kamp pengungsian. Warga tersebar mengungsi di rumah keluarga yang dekat guna menghindari kerumunan dan menghindari virus covid,” tandas Kapolres Alor.
Wilayah paling parah terdampak bencana di Kabupaten Alor adalah Kecamatan Alor Timur Laut, Desa Mainang Kecamatan Alor Selatan, Kecamatan Alor Tengah Utara. Begitu juga di Kecamatan Alor Timur, Pantar Tengah, Pantar dan Pantar Timur.
Kapolres menjelaskan jalur dari Kecamatan Alor Timur Laut ke Alor Tengah Utara terputus sehingga menyulitkan evakuasi korban dan warga ke Desa Taramana.
Pihaknya bersama pemerintah daerah sedang mengupayakan jalur alternatif untuk menembus lokasi yang sulit dilalui. Upaya ini dilakukan guna proses evakuasi dan menyalurkan bantuan bagi korban berdampak bencana alam.
Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah Dukung Penuh Langkah PBNU dalam Merespon Pemberitaan Trans7 yang Dinilai Mencoreng Martabat Pesantren
Ribut Pasca Mabuk Miras, Sejumlah Pemuda di Kupang Diamankan Polisi
Tersangka Pembuang Bayi di Kupang Dilimpahkan ke Kejaksaan
Dinkes dan BKD Langkat Bantah Tudingan Pungli: Proses Kenaikan Jabatan Sesuai Regulasi Nasional
Ketua DPRD Sumut Sambut KoJAM Dalam Kolaborasi Pemberitaan