Cegah Radikalisme dan Terorisme, BNPT Gelar Tinta Emas Secara Hybrid

Dalam konteks ketahanan nasional, tulisan dapat menggapai tujuan ketahanan nasional untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Baca Juga:

• Ojol dan Buruh di Kupang Kompak Jaga Persatuan, Tolak Intoleransi dan Radikalisme
• BNPT Geos to Campus. Komjen Pol (Purn) Eddy Hartono: Penyebaran Paham Radikal Dominan Lewat Digital
• Tangkal Radikalisme di NTT Dengan Budaya Kekeluargaan Umat Beragama

Juga mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial, melindungi kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan rakyat serta menjaga stabilitas nasional dari ancaman seperti radikalisme, separatisme, atau intervensi asing.

Kegiatan Tinta Emas menyasar pemuda yang bergerak di bidang jurnalisme warga, jurnalis kampus, wartawan media arus utama, dan konten kreator.

Melalui kegiatan ini terjalin komunikasi dan tercipta sistem koordinatif antara pemerintah dan masyarakat dalam menanggulangi ancaman kelompok radikal terorisme serta meningkatnya daya tangkal masyarakat terhadap pengaruh radikalisme dan terorisme.

Baca Juga:

• Polri Tangkal Radikalisme Lewat FGD Bertema “Teroris Musuh Kita Bersama"

Juga meningkatnya rasa cinta tanah air melalui budaya menulis yang tumbuh dari masyarakat serta masyarakat bersama sama memperkuat ketahanan nasional dalam menyongsong Indonesia Emas.

Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara hybrid (daring dan tatap Muka) dengan pemaparan materi tentang pemahaman anti radikalisme dan terorisme dilihat dari sudut pandang praktisi media terkait cara penyebaran, cara perekrutan, ciri-ciri orang yang sudah terpapar serta cara-cara pencegahannya.

Juga dilakukan dialog tanya jawab Offline dan online antara narasumber dan peserta kegiatan Tulisan Cinta Menyongsong Indonesia Emas (TINTA EMAS) "Goresan Cinta untuk Memperkuat Ketahanan Nasional" dalam pencegahan radikalisme dan terorisme;

Narasumber kegiatan ini terdiri dari Suniah Setiyawati, S.Kom., M.M. (Kasubdit Pengawasan), Dr. Siprianus Suban Garak, M.Sc. (akademisi Universitas Nusa Cendana) serta Willy Pramudya (Praktisi Media).