Gugatan Ijazah Gibran Disidangkan, Roy Suryo Siap Bongkar Fakta Janggal

digtara.com - Polemik dugaan ijazah palsu Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka kembali mencuat setelah seorang warga bernama Subhan Palal mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Sidang perdana kasus ini digelar pada Senin (8/9/2025).

Baca Juga:

• Tok! Kementerian Haji dan Umrah Disahkan oleh DPR, Menteri Baru Segera Dilantik
• Roy Suryo Bongkar Trik Licik Akun Fufufafa Hilangkan Jejak Digital Jokowi
• Berkas Perkara Ijazah Palsu Kepala Desa di Kupang Akhirnya P21

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, ikut menyoroti perkara tersebut. Ia bahkan mengaku siap membantu mengungkap fakta yang menurutnya masih janggal terkait riwayat pendidikan Gibran.

"Temuannya sudah lama. Bahkan tahun lalu, ketika ramai isu 'fufufafa', saya sudah singgung bahwa sekolahnya (Gibran) nggak jelas," kata Roy dalam kanal YouTube milik Bambang Widjojanto, Senin (8/9).

Dugaan Kejanggalan Pendidikan

Roy menjelaskan, aturan KPU mewajibkan calon wakil presiden memiliki ijazah setingkat SMA atau sederajat. Namun, menurutnya, keabsahan ijazah Gibran masih menyisakan tanda tanya.

Dalam biografi resmi, Gibran disebut bersekolah di Orchard Secondary School, Singapura. Namun, Roy menyebut banyak saksi yang mengatakan Gibran sempat bersekolah di SMA Santo Yosef Solo, bahkan ada yang mengaku sebagai teman sekelasnya.

Ia juga menyoroti pernyataan Gibran yang pernah menyebut sering makan steak di Solo saat SMA, yang menurutnya kontradiktif dengan klaim bersekolah di Singapura.

Lebih jauh, Roy menyebut perjalanan pendidikan Gibran terkesan tumpang tindih: sempat sekolah di SMA Santo Yosef hingga kelas dua, lalu pindah ke SMA Kristen Solo selama dua tahun, sebelum melanjutkan ke MDIS (Management Development Institute of Singapore). Namun, ijazah yang ditunjukkan justru dari University of Bradford, Inggris.

"Banyak lulusan MDIS asli bilang ijazahnya salah. Kalau Bradford asli, formatnya vertikal. Kalau dari MDIS, harus ada dua logo: MDIS dan Bradford," ujar Roy.

Ia juga mempertanyakan klaim Gibran melanjutkan studi ke University of Technology Sydney (UTS). Menurutnya, Gibran hanya menjalani program persiapan enam bulan, bukan program S2 penuh.

Desakan Transparansi

Roy menekankan, publik berhak tahu kejelasan riwayat pendidikan seorang pejabat negara. Ia mendesak Gibran untuk secara terbuka menunjukkan dokumen asli ijazahnya.

"Ini pejabat publik, sudah saatnya dibuka untuk publik. Mana yang benar, sekolah di Solo atau di Singapura? Mana ijazah Orchard? Sampai sekarang nggak pernah ditunjukkan," tegasnya.

Siap Bantu Gugatan

Roy juga menyatakan siap membantu Subhan selaku penggugat jika diperlukan. Ia mengaku sudah mengumpulkan sejumlah data dan bukti yang bisa dipakai dalam persidangan.

"Kalau memang diperlukan data tambahan, saya siap membantu Pak Subhan," katanya.

Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, pihak Gibran Rakabuming Raka belum memberikan tanggapan resmi terkait pernyataan Roy Suryo maupun gugatan yang dilayangkan di PN Jakarta Pusat.

Disclaimer: Artikel ini merupakan kerjasama digtara.com dengan suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggungjawab suara.com.