Pemuda Muhammadiyah Kupang Gelar Diskusi Melawan Radikalisme dan Terorisme

digtara.com | KUPANG – Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadyah Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, menggelar diskusi bertajuk ‘Menjaga Keutuhan Bangsa Indonesia’.
Baca Juga:
Diskusi diikuti sekira 70 orang mahasiswa milenial dari Universitas Muhammadiyah Kupang. Dalam diskusi itu, para mahasiswa diajak membahas tentang bahaya radikalisme dan terorisme.
Ketua Panitia Zainudin Umar mengatakan, diskusi ini merupakan program bulanan Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadya Kota Kupang, untuk memberi pemahaman tentang paham radikalisme dan terorisme, karena paham tersebut terkadang salah dimengerti oleh kebanyakan orang, lalu mendukung gerakannya.
“Karena memang radikalisme dan terorisme itu selalu membayang-bayangi, entah itu salah atau benar. Sehingga sebagai anak muda tugas kita adalah, belajar untuk kita tahu dan bisa membedakan baik buruk radikalisme dan terorisme itu seperti apa,” ujarnya.
Menurutnya, hasil diskusi tersebut nanti akan direkomendasikan atau diusulkan kepada pihak terkait, seperti Polda Nusa Tenggara Timur maupun Korem 161/WS Kupang, bahwa inilah gagasan Pemuda Muhammadya Kota Kupang dalam merespon isu-isu radikalisme dan terorisme di Kota Kupang.
“Kita pilih kaum milenial karena lebih fleksibel, kita sesama anak muda lebih paham satu sama lain dan bicaranya tidak kaku. Misalnya di Islam, kalo bicara soal radikalisme itu pasti ustad jadi kita mau bahwa anak muda juga bisa bicara tentang bahaya ajaran-ajaran kelompok tertentu itu,” jelas Zainudin Umar.
Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadyah Kota Kupang, Muhammad Saleh menjelaskan, diskusi Lawan Radikalisme dan Terorisme Demi Menjaga Keutuhan Bangsa Indonesia, merupakan tema yang paling menarik. Kami ingin tunjukkan bahwa Pemuda Muhammadya Kota Kupang, ingin memberikan kesadaran kepada kaum milenial tentang bahaya organisasi bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia sangat penting.
“Tugas kita sebagai kaum milenial harus mengetahui sepak terjang organisasi-organisasi seperti ini, jangan sampai melihat simbol gerakan mereka yang mengatasnamakan agama, tapi mereka tidak tau apa latar belakang tersebut dan siapa yang mendanai sehingga ini menjadi tugas penting bagi kaum milenial,” tegasnya.
Muhammad Saleh berharap, dengan diskusi ringan namun bermakna ini, ada kesadaran untuk mengetahui bahaya laten gerakan terorisme sangat berbahaya baik itu untuk pribadi, maupun keluarga, maupun untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Setelah diskusi ini, kita berharap kaum milenial bisa ceritakan kepada keluarga maupun kerabat, bahwa gerakan-gerakan organisasi ini perlu kita sama-sama mencegah,” tutupnya.
[AS]

Polda NTT-PW Ansor dan PW Pemuda Muhammadiyah Sepakat Perkuat Kamtibmas

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia
