Kamis, 30 Oktober 2025

Polisi: Kelompok ‘Penyusup’ May Day Terkait Gerakan Internasional

Redaksi - Kamis, 02 Mei 2019 05:10 WIB
Polisi: Kelompok ‘Penyusup’ May Day Terkait Gerakan Internasional

Digtara.com | JAKARTA – Pihak kepolisian mengidentifikasi massa berkostum hitam-hitam yang berbaur dengan massa buruh saat peringatan May Day atau Hari Buruh di Bandung, Jawa Barat, Makassar, dan Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu, 1 Mei 2019, dengan kelompok Anarko.

Baca Juga:

Hal itu diketahui dari dua ciri mereka saat beraksi, yakni jaket bertudung dan masker hitam, juga dari bendera logo berwarna hitam yang mereka bawa dengan tulisan huruf A di dalam lingkaran.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera mengatakan, kelompok Anarko adalah komunitas global yang baru tumbuh beberapa tahun terakhir. Biasanya, mereka beraksi dengan memanfaatkan event-event internasional.

“Mereka menginginkan kebebasan penuh individu yang tidak ada batasannya,” kata Barung di Markas Polda Jatim, Surabaya, pada Kamis, 2 Mei 2019.

Tidak hanya di Indonesia, menurut Barung, Anarko juga tumbuh di negara lain. “Ini gerakan serentak di semua negara. Di Australia dan Prancis dilakukan penangkapan, di Turki tadi pagi dilakukan penangkapan 128 orang. Paling banyak di Prancis. Anarko ini kelompok yang baru subur di semua negara dan ada cabangnya,” ujarnya.

Kericuhan saat peringatan May Day di Bandung, Makassar, dan di Surabaya diduga saling berhubungan, yakni dilakoni oleh kelompok Anarko. “Kelompok ini ada dengan identitas huruf A besar berada di dalam lingkaran. Lingkaran dan huruf A biasanya warna putih, benderanya hitam, dan mereka menggunakan pakaian hitam-hitam. Itu ciri-ciri mereka,” katanya.

Kepolisian di Surabaya terpaksa membubarkan massa diduga Anarko saat berbaur dengan massa buruh di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jawa Timur, saat May Day kemarin karena mereka tidak mengantongi surat tanda terima pemberitahuan atau STTP dari Kepolisian. “Di Surabaya tidak sampai terjadi kerusuhan karena kami mengantisipasi lebih dulu,” kata Barung.

Lima orang diamankan dari massa berpakaian hitam-hitam itu. Dari lima, tiga orang dilakukan pemeriksaan intensif, yakni dua mahasiswa ITS, Arief Budiman (22 tahun), warga Cirebon, dan Rizky Pratama Lianto Putra (21). Keduanya dilepas dan hanya wajib lapor. “Satu lagi perempuan sebagai penggeraknya diserahkan penanganannya ke Unit PPA.”

Kericuhan sempat terjadi antara puluhan orang berpakaian serba hitam saat peringatan May Day di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, kemarin. Pertama, terjadi di sisi barat Grahadi sekira pukul 13.00 WIB, saat polisi hendak membubarkan mereka.

Kericuhan kedua terjadi di pintu timur Grahadi sekira pukul 15.00 WIB. Saat itu, massa diduga Anarko berbaur dengan massa buruh KASBI. Polisi menangkap satu orang dari massa Anarko lalu terjadilah kericuhan. Suasana tambah runyam ketika beberapa dari anggota KASBI ikut-ikutan. Beruntung, polisi berhasil bernegosiasi dan satu jam kemudian massa membubarkan diri

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Polri dan AFP Bersinergi Melawan TPPO di NTT

Polri dan AFP Bersinergi Melawan TPPO di NTT

Polda NTT-Divhubinter Polri-AFP Perkuat Sinergi Internasional

Polda NTT-Divhubinter Polri-AFP Perkuat Sinergi Internasional

Polda NTT Terapkan Standar Kesehatan Tinggi MBG Bagi 2.692 Penerima

Polda NTT Terapkan Standar Kesehatan Tinggi MBG Bagi 2.692 Penerima

Kanwil Ditjenpas NTT Gandeng TNI dan Polri Razia Lapas Dan Rutan di Kupang

Kanwil Ditjenpas NTT Gandeng TNI dan Polri Razia Lapas Dan Rutan di Kupang

Jadi Lumbung Jagung Nasional, 1.111,05 Hektar Lahan di NTT Ditanami Jagung Kuartal IV

Jadi Lumbung Jagung Nasional, 1.111,05 Hektar Lahan di NTT Ditanami Jagung Kuartal IV

Berprestasi, 32 Anggota Polres Belu Dapat Penghargaan dari Kapolres Belu

Berprestasi, 32 Anggota Polres Belu Dapat Penghargaan dari Kapolres Belu

Komentar
Berita Terbaru