Minggu, 10 Desember 2023

ABK Asal Indonesia Diduga Diperbudak di Kapal China, Jenazahnya Dilarung ke Lautan

- Rabu, 06 Mei 2020 14:15 WIB
ABK Asal Indonesia Diduga Diperbudak di Kapal China, Jenazahnya Dilarung ke Lautan

digtara.com – Sejumlah anak buah kapal (ABK) asal Indonesia yang bekerja di kapal nelayan China, diduga menjadi korban perbudakan. Beberapa dari mereka jatuh sakit dan meninggal dunia, lalu jenazahnya dilarung (dihanyutkan) ke lautan lepas.

Baca Juga:

Seperti dilaporkan stasiun televisi Korea Selatan, MBC News pada Selasa, 5 Mei 2020 kemarin.

Dalam laporan itu, beberapa warga negara Indonesia yang wajah diburamkan dan suara disamarkan, mengakui langsung peristiwa itu.

Mereka mengaku bekerja berdiri 30 jam sehari untuk menangkap ikan.

“Waktu kerjanya, berdiri itu 30 jam. Setiap 6 jam makan, nah jam makan ini dimanfaatkan oleh kami hanya untuk duduk,” kata seorang ABK asal Indonesia dalam laporan tersebut.

 

ALAMI DISKRIMINASI

Mereka juga mengakui diskriminasi yang diterima ABK WNI. Di kapal tersebut, ABK China meminum air botolan dari darat, sementara para WNI minum air laut yang disuling. Setiap kali minum air tersebut, mereka mengaku sakit.

“Pusing, memang enggak bisa minum air itu sama sekali. Pernah, kaya ada dahak,” kata ABK WNI lainnya.

Untuk pekerjaan di lautan selama 13 bulan, lima orang ABK WNI di kapal tersebut mengaku hanya menerima USD 120 atau Rp 1,8 juta.

 

 

Karena perlakuan…

Karena perlakuan buruk tersebut, tiga orang WNI dilaporkan meninggal dunia di kapal tersebut. Dalam video yang diperoleh MBC, terlihat jasad WNI dimasukkan ke dalam peti lalu dilarung ke lautan.

Padahal menurut perjanjian, jika mereka meninggal maka akan dikremasi dan abunya dikirim ke keluarga di Indonesia. Menurut seorang ABK, kematian tersebut diawali bengkak pada kaki.

“Awalnya keram, tahu-tahu kakinya bengkak, dari kaki langsung nyerang ke badan, langsung sesak,” kata dia.

MBC melanjutkan, para ABK ini kemudian pindah ke kapal lain untuk dipulangkan ke Indonesia. Kapal tersebut sandar di pelabuhan Busan Korsel pada 14 April lalu, namun harus menunggu 10 hari sebelum mereka boleh berlabuh.

Saat penantian tersebut, seorang WNI mengaku mengalami sakit dada dan dilarikan ke rumah sakit. Dia kemudian meninggal dunia pada 27 April lalu. Diperkirakan mereka saat ini berjumlah 14 orang di Busan.

 

https://www.youtube.com/watch?v=FYM-YsL6HPY

Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel Youtube Digtara TV.
Jangan lupa, like comment and Subscribe.

 

PENJELASAN PEMERINTAH

Pada konferensi pers, Rabu, 6 Mei 2020, Direktur Perlindungan WNI dan BHI di Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha mengatakan mereka berasal dari kapal Long Xing 629. Saat ini para ABK ada di hotel di Busan.

“Mereka ingin kembali ke Indonesia, namun bingung siapa yang membiayai,” kata Judha seperti dilansir Kumparan.

Berdasarkan penelusuran di situs The Western and Central Pacific Fisheries Commission (WCPFC) yang mendata kapal-kapal nelayan, Long Xing 629 adalah kapal berbendera China milik perusahaan Dalian Ocean Fishing Co di kota Dalian.

 

Judha mengatakan…

Judha mengatakan KBRI di Seoul telah berkoordinasi dengan agen kapal sebagai pihak principle di China termasuk untuk memfasilitasi kepulangan para ABK. Saat ini para ABK tengah dalam masa karantina.

“Untuk rencana kepulangan, pihak prinsipal sudah menyiapkan tiket pulang pada 8 Mei 2020 setelah karantina wajib,” kata Judha.

 

SITUASI YANG LUMRAH

Sementara itu juru bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah seperti dilansir Insertlive menjelaskan kejadian pelarungan jenazah hal yang lumrah dilakukan kepada ABK yang meninggal dunia di atas kapal. Kelumrahan itu karena jenazahnya dianggap tak memungkinkan untuk dibawa ke darat.

“Ada SOP-nya dan syarat-syaratnya sudah harus terpenuhi sebelum jenazah dilarungkan. Kalau yang dilarung KBRI Beijing sudah mengirimkan nota diplomatik ke Kemlu RRT memintakan penjelasan. Yang di Busan sudah ditangani KBRI Seoul dan juga oleh KBRI Beijing,” kata Teuku menjelaskan.

Pelarungan tersebut dikatakan Teuku terjadi di Samudra Pasifik dan sudah diproses dengan peraturan yang sesuai.

“Hanya saja, kapal tersebut sempat singgah di laut Korea Selatan, hingga akhirnya heboh seperti,” timpalnya.

[AS]

https://www.youtube.com/watch?v=FYM-YsL6HPY

Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel Youtube Digtara TV.
Jangan lupa, like comment and Subscribe.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru