Jumat, 03 Oktober 2025

Siapa Pengganti Khamenei Jika Gugur di Perang? Ini 3 Calon Pemimpin Tertinggi Iran

Arie - Minggu, 22 Juni 2025 16:15 WIB
Siapa Pengganti Khamenei Jika Gugur di Perang? Ini 3 Calon Pemimpin Tertinggi Iran
net
Ayatollah Ali Khamenei

digtara.com -Ketegangan antara Iran dan Israel kini memasuki babak paling berbahaya dalam sejarah Timur Tengah.

Baca Juga:

Serangan udara, rudal, hingga ancaman penggunaan senjata nuklir menghiasi panggung konflik.

Di tengah eskalasi ini, muncul pertanyaan besar yang mulai bergema di kalangan pengamat geopolitik: Apa yang akan terjadi jika Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, tewas dalam perang?

Pertanyaan ini bukan sekadar spekulasi. Ayatollah Ali Khamenei telah memimpin Republik Islam Iran sejak 1989 — lebih dari 35 tahun.

Usianya kini menginjak 86 tahun, dan belum ada pengganti resmi yang ditunjuk secara formal.

Di tengah ketidakpastian geopolitik dan ancaman serangan Israel yang didukung Amerika Serikat, kekosongan kursi tertinggi di Iran bisa menjadi pemicu krisis politik dalam negeri sekaligus memperkeruh konflik regional.

Bagaimana Mekanisme Suksesi Pemimpin Tertinggi Iran?

Secara konstitusional, pengganti Pemimpin Tertinggi akan dipilih oleh Dewan Ahli (Assembly of Experts) — sebuah lembaga beranggotakan 88 ulama senior.

Mereka bertugas memilih siapa yang layak menempati posisi tertinggi dalam struktur politik Iran.

Namun, dalam situasi genting seperti perang, proses suksesi bisa berubah menjadi ajang perebutan kekuasaan yang brutal antara berbagai faksi politik: kubu konservatif, kelompok reformis, hingga kalangan militer.

"Jika Khamenei wafat mendadak di tengah perang, Dewan Ahli akan menghadapi tekanan luar biasa dari berbagai faksi untuk segera menunjuk pengganti. Risiko bentrokan politik bahkan bisa berkembang menjadi konflik bersenjata internal," jelas Dr. Mohammad Ali Shabani, analis politik Iran, dikutip dari Al Jazeera.

Tiga Kandidat Kuat Pengganti Khamenei

Berikut ini tiga nama yang paling sering disebut dalam analisis pengamat politik internasional:

1. Ayatollah Ebrahim Raisi (Presiden Iran Saat Ini)

Keunggulan: Didukung penuh oleh Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) dan kelompok ultrakonservatif.

Kelemahan: Reputasi buruk terkait keterlibatannya dalam eksekusi massal tahanan politik tahun 1988. Popularitasnya rendah di kalangan masyarakat sipil, terutama generasi muda.

"Raisi mungkin kandidat favorit kalangan militer, tapi ia berpotensi memicu perlawanan sipil lebih luas," tulis BBC Persia.

2. Ayatollah Mojtaba Khamenei (Putra Ali Khamenei)

Keunggulan: Anak kandung Pemimpin Tertinggi. Selama ini disebut-sebut sebagai "penguasa bayangan" di Iran.

Kelemahan: Minim legitimasi politik formal, belum pernah menjabat posisi publik strategis. Pencalonannya dikhawatirkan memicu tuduhan "dinasti politik" dalam republik Islam.

"Jika Mojtaba dipaksakan menjadi pengganti ayahnya, protes massa besar seperti yang terjadi setelah kematian Mahsa Amini bisa terulang atau bahkan lebih besar," tulis The Washington Post.

3. Ayatollah Alireza Arafi (Anggota Dewan Ahli)

Keunggulan: Ulama senior, memiliki posisi tawar kuat di kalangan ulama moderat dan konservatif. Dipandang sebagai figur kompromi untuk menghindari polarisasi tajam.

Kelemahan: Minim pengalaman dalam pemerintahan dan diplomasi tingkat tinggi.

"Arafi adalah kandidat yang bisa diterima kedua kubu jika tujuan utama adalah stabilitas internal," menurut analisis Iran International.

Jika Khamenei Tewas: Apa Dampaknya Bagi Iran dan Dunia?

1. Perebutan Kekuasaan di Dalam Negeri

Akan terjadi bentrokan pengaruh antara Garda Revolusi (IRGC), Dewan Ahli, serta kelompok reformis dan masyarakat sipil.

"Risiko pecahnya perang saudara skala kecil sangat mungkin terjadi jika pengganti Khamenei tidak diterima secara luas," ujar Dr. Ali Ansari dari University of St Andrews kepada Financial Times.

2. Eskalasi Perang dengan Israel

Pengganti Khamenei diprediksi akan mengambil langkah agresif untuk menunjukkan kekuatan.

"Jika Raisi atau kandidat ultra-konservatif lain yang naik, balasan terhadap Israel kemungkinan akan meningkat drastis," ungkap Jason Brodsky dari United Against Nuclear Iran, dikutip CNN International.

3. Potensi Revolusi Internal

Iran saat ini dihuni generasi muda yang lelah dengan kekangan politik, krisis ekonomi, dan isolasi internasional.

"Kematian Khamenei bisa jadi momentum revolusi kedua, terlebih jika proses suksesi diwarnai oleh penunjukan figur yang tidak populer," analisis The New York Times menyebutkan.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Akhir Pekan di Kota Kupang Diwarnai Tawuran Pemuda, Pelaku Kabur Saat Polisi Datang

Akhir Pekan di Kota Kupang Diwarnai Tawuran Pemuda, Pelaku Kabur Saat Polisi Datang

Bocah di Amfoang-Kupang Tewas Tersengat Aliran Listrik

Bocah di Amfoang-Kupang Tewas Tersengat Aliran Listrik

Bangkai Paus Ditemukan di Perairan Wini-TTU

Bangkai Paus Ditemukan di Perairan Wini-TTU

Dua Kloter Jemaah Haji Asal Surabaya Sempat Tertunda Kepulanganya Dampak Perang Iran-Israel, Kini Sudah Tiba di Tanah Air

Dua Kloter Jemaah Haji Asal Surabaya Sempat Tertunda Kepulanganya Dampak Perang Iran-Israel, Kini Sudah Tiba di Tanah Air

Menpora Surati FIFA, Desak Israel Dikeluarkan dari Semua Kompetisi Internasional

Menpora Surati FIFA, Desak Israel Dikeluarkan dari Semua Kompetisi Internasional

Trump Umumkan Gencatan Senjata Israel-Iran: Langsung Dibantah!

Trump Umumkan Gencatan Senjata Israel-Iran: Langsung Dibantah!

Komentar
Berita Terbaru