Sindiran Uang Receh Penyemangat Kinerja Tim Gugus Covid-19 Padangsidimpuan

digtara.com – Sekelompok pemuda Kota Padangsidimpuan kembali melakukan kritik sosial terhadap kinerja Tim Gugus Covid-19 Kota Padangsidimpuan dengan mengumpulkan sejumlah uang dari pedagang dan warga. Uang yang dikumpulkan dalam sebuah kotak kemudian diberikan kepada Tim Gugus Tugas.

Baca Juga:

• Irigasi DI Ujung Gurap Diterjang Banjir, Anggota DPRD Ipong Dalimunthe Bersama Pemko dan UPTD Lakukan Peninjauan Langsung
• Jaga Stabilitas di Daerah, Pemko Sidimpuan Sebar 6 Ton Beras SPHP di Seluruh Kecamatan Lewat GPM
• ‎Warga Protes, Pemko Sidimpuan Tak Gelar Perayaan Pawai 17 Agustus

Sepekan lalu, DPRD Padangsidimpuan juga mendapat paket kiriman sembako dari warga, karena dinilai lambat dan tidak perduli terhadap kondisi warga ditengah pendemi covid-19.

Ketua Himpunan Pedagang Pasar Raya Sangkumpal Bonang, Halomoan Harahap mengatakan, pengumpulan uang ini sebagai bentuk kekecewaan terhadap kinerja Tim Gugus Tugas Covid-19 padangsidimpuan.

Uang yang dikumpulkan dikutip dari sebagain besar pedagang, dengan harapan dapat berguna bagi peningkatan kinerja tim gugus. “Ini kritik sosial kita terhadap lambatnya dan tidak profesional tim gugus dalam menjalankan tugas,” katanya.

Ia mencontohkan dalam penanganan pasien 01 PDP Covid-19, Erni Aqila, wanita hamil yang meninggal dunia beberapa waktu lalu. Tidak ada transparansi penanganan dari tim gugus pada publik.

Seperti awalnya dalam konferensi persnya beberapa waktu lalu. Wali Kota Irsan Effendi Nasution mengatakan bahwa pasien 01 sudah dilakukan Swaps tes.

Namun, seperti diketahui, pernyataan Wali Kota dibantah oleh tim medis RSUD Padangsidimpuan. “Inilah yang kita kecewakan. Pasien 01 PDP Covid-19 yang meninggal itu kan di daerah kita, jadi kalau tidak transparan ke publik, masyarakat yang jadi semakin khawatir, kalau positif sampaikan atau sebaliknya,” ucap Halomoan.

Konfirmasi Wali Kota

Ia juga mempertanyakan terhadap 11 warga yang dinyatakan reaktif oleh tim gugus covid-19. “Seharusnya langsung aja di swap tes untuk memastikan hasilnya, supaya tidak ada keraguan. Inilah motivasi kita menggalang dana, mana tau tim gugus kekurangan dana,” kritiknya.

Bantuan yang diberikan juga dalam bentuk uang receh sebagai bentuk parodi sosial sebagai bentuk kekecewaan, ungkap Halomoan.

Dikonfirmasi terpisah oleh digtara.com via telephone, Wali Kota Padangsidimpuan Irsan Effendi Nasution tidak bersedia memberikan keterangan. “Bapak kalau mau konfirmasi datang aja ke kantor,” ucapnya.

Saat digtara.com menyatakan bahwa jarak Kota Medan menuju Padangsidimpuan mencapai 10 jam dan dijaman teknologi yang canggih bisa menggunakan telepon, Irsan menjawab. “Silahkan datang ke kantor,” ucapnya kembali dan memutus sambungan.

Tim Gugus Covid Sumut

Sementara itu, Juru bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah mengatakan dalam hal penanganan covid-19, publik membutuhkan informasi yang jelas, sehingga dapat membantu memutus penyebaran virus tersebut.

“Setidaknya masyarakat tidak akan mengkonsumsi hoak yang berseliweran. Jadi informasi resmi harus diberikan,” katanya.

Dalam peraturannya Kepres 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, dan yang terbaru Kepres 9 tahun 2020 perubahan dari sebelumnya, tim gugus tugas di kabupaten / kota langsung dibawahi kepala daerah. Struktur organisasi covid-19 juga melibatkan banyak institusi yang mempunyai peran masing-masing.

Kalau ditingkat provinsi, dikordinatori oleh dinas informasi dan komunikasi (Kominfo), dan pastinya turunan SK nya sama, maka sama juga hingga ke bawah.

Lanjut Aris, masing masing tim gugus tugas sekarang ini punya juru bicara atau apapun namanya, untuk menyampaikan informasi keluar.

Dengan adanya jubir, akan memudahkan tugas tim gugus dalam menyampaikan informasi dan data. Perkembangan percepatan penanganannya juga dari jubir.

Aku Aris, memang dirinya mendapatkan informasi terkait sulitnya mendapatkan informasi mengenai penanganan covid-19, dan itu terjadi dibeberapa daerah, tidak hanya di Padangsidimpuan. “Tapi saya pikir, dengan adanya parodi atau kritik sosial, dapat dijadikan perbaikan kedepannya,” harapnya.