Minggu, 05 Oktober 2025

Fakta Lho! Orang Batak Pernah Divaksin Dokter Belanda saat Pandemi, dari Padangsidimpuan Hingga Pematangsiantar

- Minggu, 25 Juli 2021 05:57 WIB
Fakta Lho! Orang Batak Pernah Divaksin Dokter Belanda saat Pandemi, dari Padangsidimpuan Hingga Pematangsiantar

digtara.com – L’Histoire se Répète. Sejarah akan berulang. Begitu pepatah Prancis. Tidak pun sama, peristiwa wabah dan vaksinasi terbukti sudah ada sejak lama. Seperti yang terjadi di tanah Batak yang melibatkan dokter dari Belanda.

Baca Juga:

Sebuah pengumuman berbahasa Batak dimuat koran Immanuel pada 1918 berjudul ‘Taringot tu Sahit Kolera’. Pengumuman ini ditulis oleh Dokter Winkler, orang Belanda yang cemas atas wabah kolera yang mematikan itu.

Kisah itu diceritakan Dr Phil Ichwan Azhari, MS, sejarawan dari Universitas Negeri Medan di akun facebooknya pada Sabtu (24/7/2021) malam.

dokter belanda
Dr Phil Ichwan Azhari

“Dalam terjemahan yang dikirimkan sahabat saya Manguji Nababan, Dokter Winkler menyebutkan bahwa tahun 1918 telah “mewabah penyakit kolera di Padangsidimpuan, yang menyebar dari Sibolga. Setelah tuan dokter kompeni yg bermukim di Tarutung mendengar hal itu, dia pun bergegas memvaksin (menyuntik) orang-orang di sana. Oleh karenanya, penyakit pun berangsur hilang,” tulis lulusan Universitas Hamburg, Jerman itu.

dokter belanda
Naskah surat kabar Imanuel, 1918. (dok ichwan azhari/facebook)

Dari terjemahan berita tersebut terungkap, dokter Winkler dari Belanda juga mengantisipasi supaya penyakit itu tidak tertular ke daerah lain. Lalu penduduk di Tarutung juga dicacar (disuntik vaksin,red) dan kampung-kampung sepanjang jalan dari Tarutung ke Sibolga.

“Sebagian penduduk di Balige pun sudah dicacar,” tulisnya lagi.

Redaksi Koran Imanuel juga menyampaikan sang dokter memintanya untuk mengumumkan kepada warga melalui surat kabar tersebut. Dokter menyampaikan akan diadakan suntik vaksin di daerah-daerah yang lain. Sehingga diharapkan warga juga mau disuntik.

Disebutkan, obat yang akan disuntikkan (vaksin) tidak akan berguna untuk menyembuhkan orang yang sudah tertular. Namun sangat bermanfaat untuk melindungi seseorang di masa epidemi itu, supaya jangan tertular semakin luas kepada orang lain. “Salam saya, Dr. Winkler, Pearaja, 22 agustus 1918.”

Tiga tahun sebelumnya Koran Sumatra Bode, 1 Mei 1915 melaporkan pendemi kolera di Tapanuli. Tapi pemerintah Belanda waktu itu melakukan tindakan tegas untuk mengatasi penyakit menular ini.

dokter belanda
Naskah surat kabar Imanuel, 1918. (dok ichwan azhari/facebook)

Mereka membentuk brikade Kolera untuk melakukan vaksinisasi orang Batak secara besar besaran. Para tenaga medis Belanda ini juga khawatir karena Kolera masuk ke Pematangsiantar.

“Ditemukan orang orang Tionghoa yang tewas di sungai karena penyakit ini,” tulis Dr Ichwan Azhari.

Karena pandemi kian parah, sepanjang jalan di Pematangsiantar dilakukan vaksinasi massal. Dalam berita berita itu, jelas Ichwan, masyarakat Pematangsiantar berbaik hati mau sukarela “menyerahkan diri” untuk divaksin secara massal.

“Kecemasan pada virus yang mematikan satu abad yang lalu diatasi dengan vaksinasi,” tuturnya.

Dalam sejarah pendemi, vaksinasi secara massal punya landasan historis menyelamatkan nyawa warga dari Padangsidimpuan sampai Pematangsiantar.

 

“Semua ikut, gratis, tidak ada hiruk pikuk polemik dan mereka yang cari keuntungan ekonomi dan politik dari pandemi ini. Lain dulu lain sekarang,” jelas Dr Ichwan.

Mengutip wikipedia, Dr. Phil. Ichwan Azhari (lahir di Medan, Sumatra Utara, 16 November 1961; umur 59 tahun) adalah seorang sejarawan, pengajar dan ahli filologi (filolog) Indonesia.

Ia merupakan Ketua Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial (Pussis) Universitas Negeri Medan (Unimed), Medan, Sumatra Utara. Ichwan Azhari juga dipercaya sebagai Ketua Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Sumatra Utara.

Saksikan video-video terbaru hanya di Channel Youtube TVDigtara. Jangan lupa, like comment and Subscribe

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
:
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru