Pekan Depan, Rupiah Masih Berpotensi Menguat
digtara.com | JAKARTA – Kurs rupiah mampu menguat dan bertahan di bawah level Rp 14.000 per dollar AS di akhir perdagangan Jumat (8/2). Analis memperkirakan, pekan depan rupiah masih berpotensi menguat meski dibayangi profit taking.
Baca Juga:
Mengutip Bloomberg, Jumat (8/2) pukul 16.05 WIB, kurs rupiah di pasar spot berakhir menguat 0,13% ke level Rp 13.955 per dollar AS. Namun selama sepekan, rupiah terkoreksi 0,05% dari Rp 13.948 per dollar AS pada Jumat pekan lalu (1/2).
Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI), kurs rupiah melemah 0,1% menjadi Rp 13.992 per dollar AS. Dalam sepekan, rupiah di kurs tengah BI juga terkoreksi 0,1% dari level Rp 13,978 per dollar AS.
Ekonom Sucor Sekuritas Luthfi Ridho menilai, rupiah dalam pekan ini masih dalam tren apresiasi. Sebab pelaku pasar beralih dari dollar AS ke mata uang emerging market, termasuk rupiah.
Investor melepas dollar AS karena Presiden AS Donald Trump mengindikasikan ekonomi AS cenderung dovish. “Kabar pemerintahan AS yang akan kembali shutdown juga membuat rupiah dalam tren positif,” kata Luthfi.
Ia menambahkan, rupiah yang melemah dalam sepekan masih wajar karena di akhir pekan pasar cenderung ambil untung. Pelemahannya juga tidak signifikan dan rupiah masih berada di bawah Rp 14.000 per dollar AS.
Luthfi memprediksikan pekan depan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 13.900-Rp 14.300 per dollar AS. “Masih dalam tren penguatan,” katanya. Sedangkan untuk perdagangan Senin (11/2), rupiah bakal bergerak di Rp 13.900-Rp 14.000 per dollar AS.
Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, Kamis 13 November 2025
Rupiah Diperkirakan Melemah, Sentimen Global dan Isu Redenominasi Jadi Sorotan
Nilai Tukar Rupiah Hari Ini, Selasa 11 November 2025: Berpotensi Menguat di Tengah Sinyal Dovish The Fed
Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Jumat 7 November 2025
Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Kamis 6 November 2025