Kurs Rupiah Spot Berpotensi Lanjutkan Penguatan
digtara.com – Kurs rupiah spot berpotensi lanjutkan penguatan ditopang sentimen dari eksternal. Di mana minimnya sentimen positif, pergerakan rupiah di pasar spot berpotensi melemah pada perdagangan Rabu (6/5).
Baca Juga:
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, sentimen eksternal sebenarnya masih mendominasi pergerakan mata uang Garuda selanjutnya. Namun, hingga saat ini belum ada yang cukup signifikan untuk menggenjot pergerakan rupiah.
Hanya saja, rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk membatasi investasi dana pensiun bisa menjadi pemicu.
“Rencana tersebut sempat membuat yuan melemah beberapa waktu lalu, begitu juga dengan rupiah yang ikut melemah. Kemungkinan sentimen itu masih akan berlanjut,” katanya.
Peluang rupiah untuk menguat juga terhalang oleh data pertumbuhan ekonomi yang mengecewakan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020 hanya 2,97%, posisi ini jauh di bawah ekspektasi pasar yang masih ada di atas 4%.
Kondisi tersebut dinilai David bakal menghambat jalan rupiah untuk menguat. “Karena itu, untuk perdagangan Rabu (6/5), rupiah berpotensi melemah tipis ke kisaran Rp 15.000 hingga Rp 15.100 per dolar AS,” jelas dia.
Pada penutupan perdagangan kemarin, rupiah spot berhasil menguat 0,13% ke level Rp 15.080 per dolar AS.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, mata uang Garuda memiliki potensi untuk melanjutkan keperkasaan ditopang sentimen dari eksternal.
“Khususnya terkait meredanya ketegangan antara AS dan China,” kata.
Ketegangan antara kedua negara adikuasa ini sempat terjadi setelah pernyataan Presiden Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo terkait penyebaran virus corona.
Namun, penasihat Keamanan AS akhirnya menegaskan bahwa Negeri Paman Sam tidak sedang mempertimbangkan langkah hukum terhadap China.
Karena itu, Ibrahim memperkirakan rupiah berpeluang menguat walau dalam rentang sempit.
Di mana ini terjadi karena mata uang Garuda mendapat memberat dari data ekonomi dalam negeri. Yakni setelah pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020 hanya 2,97%.
“Rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.980 hingga Rp 15.150 per dolar AS,” tambahnya.[kontan]