Awal Bulan, Wall Street ‘Keok’ Lagi

digtara.com | NEW YORK – Mengawal bulan Maret 2019 ada tiga indeks utama Wall Street turun tipis menutup perdagangan Kamis (28/2).

Baca Juga:

• Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat
• Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS
• Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Di mana data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) mampu mengimbangi tekanan akibat kekhawatiran perundingan dagang AS-China dan laporan pendapatan perusahaan.

Selain itu, kekecewaan terhadap pertemuan Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang tidak membuahkan hasil.

Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 69,16 poin atau 0,27 %, menjadi 25.916, S&P 500 turun 7,89 poin atau 0,28 %, menjadi 2.784,49 dan Nasdaq Composite turun 21,98 poin, atau 0,29 %, ke 7.532,53. Indeks S&P dan Dow keduanya mencatat penurunan hari ketiga berturut-turut.

Departemen Perdagangan merilis data ekonomi AS tumbuh pada tingkat tahunan 2,6% di kuartal keempat tahun 2018, atau turun dari 3,4% di kuartal sebelumnya.

Perlambatan dalam pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal keempat mencerminkan perlambatan dalam investasi persediaan swasta, pengeluaran konsumsi pribadi, pengeluaran pemerintah federal dan penurunan belanja negara bagian.

Penurunan tersebut sebagian diimbangi oleh peningkatan ekspor dan percepatan dalam investasi tetap non-perumahan. Sementara itu, impor meningkat lebih sedikit di kuartal keempat daripada di kuartal ketiga.

Sepanjang tahun 2018, pertumbuhan ekonomi AS sebesar 2,9%. Sedikit turun dari prediksi Federal Reserve sebesar 3%.

“Laporan ini menunjukkan ekonomi melambat, tetapi tidak cukup untuk meningkatkan kecemasan investor,” kata Chris Gaffney, president of world markets di TIAA Bank.

Terry Sandven, portfolio manager and chief equity strategist di US Bank menambahkan pekan ini pasar memasuki periode konsolidasi.

“Pekan ini kita kekurangan driver. Penghasilan kuartal keempat hampir berakhir dan tidak ada berita tentang negosiasi perdagangan AS-China. Secara keseimbangan, kita akan menjalani periode konsolidasi,” kata Sandven.