Jumat, 21 November 2025

Muhaimin Soroti Ancaman Digital dan AI pada Remaja, Penguatan Regulasi dan Literasi Digital Harus Diperkuat

Literasi Digital
Ahsan Fauzi - Minggu, 16 November 2025 21:20 WIB
Muhaimin Soroti Ancaman Digital dan AI pada Remaja, Penguatan Regulasi dan Literasi Digital Harus Diperkuat
Istimewa
Anggota DPRD Jawa Tengah Fraksi PKB, Muhaimin

Baca Juga:

digtara.com - Perkembangan teknologi digital kini melaju begitu cepat dan sulit dibendung. Internet, media sosial, hingga kecerdasan buatan (AI) bergerak jauh lebih cepat dibanding kesiapan regulasi dan kemampuan literasi masyarakat. Di tangan yang tepat akan membawa banyak manfaat, namun di sisi lain salah penggunaan akan membuka ruang ancaman baru, terutama bagi remaja yang merupakan pengguna digital terbesar.

Tragedi peledakan yang terjadi di sebuah SMA di Jakarta beberapa waktu lalu yang diduga dilakukan seorang remaja korban perundungan menjadi alarm keras bagi semua pihak.

Baca Juga:

Bukan hanya soal kekerasan di sekolah, tetapi juga bagaimana remaja tersebut diduga terpapar ideologi ekstremis dari dunia digital sesuatu yang sebelumnya dianggap hanya muncul di luar negeri.

Belum selesai ancaman dari internet, kini muncul kekhawatiran baru dari interaksi remaja dengan AI yang di sejumlah negara bahkan memicu gangguan mental hingga kasus bunuh diri.

Menanggapi situasi tersebut, Anggota DPRD Jawa Tengah Fraksi PKB, Muhaimin menegaskan, bahwa negara harus hadir dalam menghadapi ancaman digital yang semakin kompleks.

"Perkembangan teknologi ini tidak bisa dihentikan. Karena itu, justru kita yang harus menyesuaikan diri dengan memperkuat regulasi dan kemampuan literasi digital masyarakat. Ancaman yang datang dari ruang digital maupun dari penggunaan AI harus kita antisipasi dengan serius, terutama demi melindungi remaja," tegas Muhaimin, Minggu (16/11/2025).

Menurutnya, rendahnya literasi digital membuat remaja rentan terpapar konten ekstrem, manipulasi emosional, hingga pengaruh AI yang tidak sehat. Lingkungan keluarga dan sekolah pun sering kali tidak siap mengawasi penggunaan teknologi yang begitu luas dan cepat.

Baca Juga:

"Ruang digital hari ini sudah menjadi tempat berinteraksi, membentuk opini, bahkan memengaruhi kesehatan mental. Tanpa bekal yang cukup, remaja kita bisa terseret arus negatif yang tidak mereka pahami," ujar anggota Komisi B DPRD Jateng ini.

Selain memperkuat literasi digital, Politisi PKB dari dapil Wonosobo, Temanggung dan Purworejo ini menilai bahwa arah pendidikan harus dibangun secara seimbang.

Menurutnya, dunia pendidikan harus mulai merespon tantangan baru ini dengan mengadopsi metode pembelajaran yang lebih menekankan nilai humanisme, etika, dan penguatan karakter.

"Sekolah tidak boleh hanya mengejar kecakapan teknologi. Metode pembelajaran harus kembali dikuatkan pada aspek kemanusiaan seperti empati, gotong royong, integritas, serta kemampuan mengelola emosi. Di tengah gempuran teknologi, inilah benteng utama siswa agar tidak mudah terpengaruh arus negatif dari internet maupun AI," jelasnya.

Baca Juga:

Ia menambahkan bahwa penanaman karakter bukan lagi sekadar pelengkap, tetapi kebutuhan utama untuk melahirkan generasi muda yang tidak hanya melek digital tetapi juga bijak, beradab, dan kuat secara mental.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru