Jemaat Gereja di NTT Keracunan Usai Ikut Ibadah, Begini Kondisinya

digtara.com – Sejumlah warga yang merupakan anggota jemaat GMIT Imanuel Oenali, Desa Mnelalete, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT mengalami keracunan pasca menikmati makanan usai mengikuti ibadah perayaan hari reformasi ke-107 dan HUT GMIT ke-704, Minggu (31/10/2021).
Baca Juga:
Para korban mengalami gejala pusing, muntah dan sakit kepala usai santap bersama setelah perayaan ibadah bersama.
Dokter Yusri Selan yang merupakan dokter Puskesmas Nulle mengakui kalau pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab keracunan ini karena masih memeriksa sampel makanan.
“Sampel sudah kita kirim ke laboratorium kesehatan. Tunggu hasilnya,” ujar dokter Yusri.
Ia memastikan ada beberapa orang warga yang mengalami gejala keracunan. Dari jumlah tersebut, ada tiga orang warga yang sudah diperbolehkan pulang pasca dirawat, sementara puluhan warga lainnya masih dirawat.
Darmi Banfatin (29), salah satu korban keracunan mengaku kalau usai kebaktian mereka menikmati makanan yang disiapkan dengan lauk sayur daun ubi dan sup ayam campur kacang brenebon.
Usai mengkonsumsi makanan tersebut, Darmi mengalami pusing-pusing dan mual hingga muntah-muntah. Ia juga mencret dan tidak sadarkan diri akibat kekurangan cairan.
Yason Benu, salah satu anggota DPRD Kabupaten TTS yang juga korban keracunan mengaku kalau ia pun pusing pasca mengkonsumsi makanan tersebut namun ia segera mencari bantuan dengan minum susu.
Ia curiga kalau sumber keracunan makanan berasal dari sup ayam karena sup ayam menggunakan ayam super yang diduga baru disuntik vaksin.
Ia berharap pemerintah daerah aktif melakukan penelitian dan pemantauan pada korban karena kasus keracunan makanan di Kecamatan Amanuban Barat sudah sering terjadi dalam acara gerejawi.
Bupati TTS, Eugusem Pieter Tahun yang mendapat informasi adanya kasus keracunan tersebut langsung terjun ke Gereja GMIT Imanuel Oenali guna melihat kondisi para korban.
Didampingi asisten II, Edison Sipa dan Kadis Kesehatan Kabupaten TTS, dokter Irene Atte, Bupati TTS mengecek penanganan para korban yang dirawat pasca kejadian ini.
Bupati juga langsung menginstruksikan kepada BPBD dan Dinas sosial Kabupaten TTS untuk membangun dapur umum, mendroping air bersih dan mengirim velbed untuk para korban yang dirawat di gereja.
Bupati Tahun menjelaskan, awalnya korban yang mengalami gejala keracunan berjumlah lima orang. Setelah mendapat informasi tersebut, Bupati menginstruksikan untuk dilakukan penyisiran guna mencari korban lainnya yang belum mendapatkan penanganan.
Setelah disisir ditemukan korban korban lainnya yang langsung dibawa ke Puskesmas maupun gereja untuk diberikan pertolongan medis.
“Total korban diduga akibat keracunan makanan ini ada delapan orang. Empat dewasa dan empat anak-anak. Lima orang diinfus sedangkan tiganya tidak,†jelas Bupati Tahun.
Dirinya memastikan semua korban ditangani secara baik oleh petugas medis.
“Semua korban sudah tertangani secara baik. Kondisi korban juga mulai membaik pasca mendapatkan perawatan medis,†terangnya.

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur
