Raffi Ahmad Masuk Bursa Menpora: Pro-Kontra, Dukungan, dan Spekulasi Politik

Baca Juga:
Artis, presenter, sekaligus pengusaha itu tiba-tiba disebut-sebut punya peluang masuk kabinet Presiden Prabowo Subianto, sesuatu yang dianggap mengejutkan sekaligus kontroversial.
Awal Mula Isu Raffi Ahmad Jadi Menpora
Spekulasi reshuffle kabinet memunculkan sejumlah nama calon Menpora. Selain Puteri Komarudin (anggota DPR RI) dan Taufik Hidayat (legenda bulutangkis), muncul juga nama Raffi Ahmad yang dinilai "out of the box".
Menko PMK Pratikno menegaskan bahwa susunan kabinet sepenuhnya merupakan hak prerogatif Presiden. Jawaban diplomatis itu justru menambah keyakinan publik bahwa peluang Raffi tidak bisa dikesampingkan.
Respons Pemerintah: Semua Hak Presiden
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia ikut merespons dengan menekankan agar publik tidak berspekulasi berlebihan. Menurutnya, semua pihak cukup menunggu keputusan resmi Presiden.
Nada serupa juga datang dari pejabat lain. Mereka sepakat bahwa reshuffle adalah urusan penuh Presiden, meski pengakuan bahwa nama Raffi ikut disebut menunjukkan pertimbangan figur publik mulai merambah dunia pemerintahan.
Dukungan dari Artis dan Politisi
Dari kalangan artis, Arie Kriting mendukung dengan nada satir. "Menpora, kalau dipegang Raffi Ahmad juga bolehlah. Pemuda dan olahraga, dua hal ini melekat kok sama Raffi," tulisnya di media sosial.
Penyanyi Judika lebih hati-hati. Ia menekankan pentingnya rekam jejak dan integritas dalam memilih seorang menteri.
Dukungan juga datang dari kalangan DPR. Ketua Komisi X DPR menyebut pihaknya akan mendukung siapa pun yang dipilih Presiden, termasuk Raffi, namun mengingatkan jabatan Menpora tidak boleh dianggap simbolis semata.
Publik Terbelah: Antara Populer dan Kompeten
Isu ini membelah opini publik. Sebagian menilai Raffi adalah sosok pekerja keras, sukses membangun bisnis, dan punya pengalaman di dunia olahraga melalui RANS Nusantara FC. Popularitasnya dianggap modal penting untuk menjangkau generasi muda.
Namun, kritik keras juga muncul. Netizen mempertanyakan kapasitas Raffi di bidang olahraga nasional maupun birokrasi. Kekhawatiran terbesar, jabatan menteri diberikan berdasarkan popularitas, bukan kompetensi.
Analisis: Figur Publik di Panggung Politik
Masuknya nama Raffi Ahmad menunjukkan tren politik baru: figur publik hiburan mulai dipertimbangkan untuk posisi strategis di pemerintahan. Popularitas dianggap aset penting dalam komunikasi politik.
Tetapi, pengamat mengingatkan bahwa mengelola kementerian berbeda jauh dengan mengelola klub sepak bola. Pengalaman membuat kebijakan dan tata kelola birokrasi tetap menjadi tolok ukur utama.
Menunggu Putusan Presiden
Hingga kini, belum ada kepastian apakah Raffi benar-benar akan menggantikan Dito Ariotedjo. Semua pihak masih menunggu keputusan resmi Presiden Prabowo.
Yang jelas, isu ini sudah membuka diskusi lebih luas: apakah popularitas cukup untuk menduduki kursi menteri, atau pengalaman birokrasi tetap harus jadi syarat utama.

Gus Irfan: Kemenhaj Tak Boleh Kerja Formalitas, Harus Hadirkan Kerja Nyata, Akuntabel, dan Transparan

Pemerintah Kekurangan Rp941,5 Triliun, Pakar Ragukan Target Penerimaan Pajak 2025 Tercapai

Biaya Haji Segera Turun, Kementerian Haji dan Umrah Turuti Instruksi Presiden Prabowo

Tolak Tawaran Menpora, Raffi Ahmad Akui Larangan dari Nagita Slavina

Erick Thohir Jadi Menpora Qodari Jabat KSP, Daftar Menteri dan Wamen Baru Kabinet Prabowo
