Sudah Lulus Tapi ‘Digagalkan’ Jadi Polisi, Ibu Fahri Fadilah Malu dah Khawatirkan Kondisi Mental Anak
digtara.com – Kedua orang tua dari Fahri Fadilah Nur Rizki (21), siswa calon Bintara Polri mengaku khawatir dengan kondisi mental anaknya setelah gagal berangkat mengikuti pendidikan menjadi polisi.
Baca Juga:
Hal itu diungkapkan oleh sang ibu, saat ditemui Suara.com di kawasan Senayan, Jakarta Selatan.
“Sampai dia tidak berangkat tuh, kami juga pihak keluarga minder bangat sama orang, sama tetangga sama semua gitu,” kata Ibu dari Fahri kepada Suara.com, Selasa (31/5/2022).
Bahkan, pada lebaran lalu mereka memilih untuk tidak pergi kemana-mana karena takut dengan pertanyaan orang terkait Fahri.
“Pas lebaran pun saya diam saja di rumah. Enggak mau kemana-mana karena kita kan malu ya, udah lulus kenapa enggak berangkat,” kata Ibu dari Fahri.
Di samping itu, sang Ibu juga khawatir dengan mental sang anak karena peristiwa tersebut.
“Mental anak saya gimana pak. Saya sedih lihat anak saya setiap hari,” ujarnya.
Ibu dari Fahri pun menegaskan mereka tidak berniat melawan atau untuk menjatuhkan institusi kepolisian. Pihak keluarga kata dia, hanya berharap keadilan bagi Fahri.
“Cuma minta kebijakan saja pak, ibaratnya kan sudah lulus ya pak. Tiba-tiba mau berangkat, dia sudah pelatihan 6 bulan, tiba-tiba tidak berangkat,” ujarnya.
Viral di Media Sosial
Sebelumnya Fahri Fadillah yang merupakan siswa pendidikan kepolisian viral di media sosial karena kisahnya yang gagal menjadi anggota Polri. Pada video yang diunggah akun Instagram @jurnalisjunior, Fahrifadillah tersebut bersama sang ibu memohon agar dikembalikan haknya sebagai Bintara Polri terpilih.
“Assalamualaikum, saya siswa Bintara Polri yang digagalkan, yang terhormat kepada bapak presiden, kepada bapak Kapolri, saya siswa Bantara Polri yang digagalkan saat ketika mau berangkat pendidikan,” ujar siswa tersebut.
Siswa itu kemudian menyatakan bahwa sebelumnya telah dinyatakan lulus. Ia juga ranking 35 dari 1.200 peserta lainnya di Polda Metro Jaya.
“Saya sudah dinas selama enam bulan dan saat mau berangkat pendidikan nama saya digantikan orang yang sudah gagal,” imbuhnya.
Fahri meminta agar dikembalikan haknya kembali untuk ikut pendidikan gelombang dua. Ia juga mengaku sudah berusaha sejak tahun 2018.
“Tapi ketika gelombang dua, nama saya digantikan oleh orang yang sudah gagal,” ujar pria tersebut sambil menahan tangis.
Dijelaskan, bahwa alasan Fahri digantikan karena mengidap penyakit tertentu. Namun saat diperiksa ke tempat lain, ia tak mengidap penyakit tersebut.
“Saya sudah lolos nama saya digantikan karena ada penyakit tertentu,” tulisan dalam video.
“Saya diperiksa di RS lain dan militer tidak ditemukan penyakit tersebut,” imbuh dalam video.
Selaian Fahri, ibunya dalam video juga memohon agar putranya segera mendapatkan keadilan.
“Anak saya sudah lulus terpilih, kembalikan hak anak saya, kembalikan usaha anak saja, jerih payah anak saya, perjuangan anak saya,” ujar sang ibu.