Selasa, 22 Juli 2025

Santri Jateng Siap Ukir Prestasi di MQK Nasional, Taj Yasin: MQK Ajang Pengenalan Literasi Kitab-kitab Klasik Berbahasa Arab

MQK Tingkat Jawa Tengah 2025 di Jepara
Ahsan Fauzi - Selasa, 22 Juli 2025 02:51 WIB
Santri Jateng Siap Ukir Prestasi di MQK Nasional, Taj Yasin: MQK Ajang Pengenalan Literasi Kitab-kitab Klasik Berbahasa Arab
Humas Pemprov Jateng
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin (tengah) saat membuka Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) tingkat provinsi Jawa Tengah, di Pondok Pesantren, Darul Falah Amtsilati, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, Senin (21/7/2025).
digtara.com - Santri-santri dari berbagai pondok pesantren (Ponpes) di Jawa Tengah menyatakan siap untuk bersaing dan meraih prestasi terbaik dalam ajang Musabaqah Qira'atil Kutub (MQK) tingkat nasional yang akan diselenggarakan pada Oktober 2025 di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel) mendatang.

Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Jawa Tengah Saiful Mujab saat pembukaan ajang MQK tingkat provinsi Jawa Tengah, di Pondok Pesantren, Darul Falah Amtsilati, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, Senin (21/7/2025).

Dalam sambutannya, Kakanwil menyampaikan bahwa MQK merupakan salah satu program strategis dari Kementerian Agama RI sebagai bentuk ikhtiar meningkatkan mutu dan eksistensi pendidikan pesantren di tengah tantangan zaman.

"MQK bukan sekadar ajang lomba, tapi juga upaya untuk menanamkan kecintaan terhadap kitab kuning, memperkuat karakter santri, serta mengasah kemampuan berpikir kritis dan argumentatif berbasis turats," ujarnya.

Masih menurut Mujab, kegiatan MQK juga merupakan implementasi langsung dari arahan Menteri Agama RI Nasaruddin Umar, yang disampaikan melalui Dirjen Pendidikan Islam. Dalam arahannya, Menag menegaskan bahwa MQK adalah bagian dari langkah strategis untuk membumikan kitab kuning sebagai khazanah keilmuan Islam klasik yang relevan di era modern.

Kakanwil mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya warga Jawa Tengah, untuk memberikan dukungan moral dan spiritual kepada para santri yang akan bertanding di MQK Nasional.

"Kami mohon doa dan dukungan masyarakat Jawa Tengah. Semoga para santri kita tampil maksimal, membawa harum nama daerah, dan insya Allah kembali merebut gelar juara umum seperti pada tahun 2017 dan 2023," imbuhnya.

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin menyatakan, gelaran MQK menjadi momentum untuk pengenalan literasi di pondok pesantren dalam memaknai kitab-kitab klasik berbahasan arab.

"Termasuk pada teks-teks Al-Qur'an. Dan saya yakin ketika orang Islam itu mau memahami Al-Qur'an dengan benar, maka hasil yang ada yakni kebersamaan, saling menghormati, dan saling merangkul. Itu yang kami harapkan," kata Taj Yasin

Dikatakan dia, metode pembacaan dalam ajang MTQ tersebut telah digunakan di banyak pondok pesantren di Jawa Tengah, termasuk Pondok Pesantren Darul Falah Amtsilati Bangsri yang jadi tuan rumah di ajang tersebut.

Dalam ajang itu, diikuti sebanyak 271 peserta dari 78 pondok pesantren di berbagai kabupaten/kota di provinsi ini. Melalui gelaran itu juga menjadi ajang seleksi peserta yang akan diikutkan dalam MQK nasional di Sulawesi Selatan pada Oktober 2025 mendatang.

Taj Yasin menjanjikan hadiah bagi santri-santri yang bisa meraih juara pada ajang nasional di Sulawesi Selatan nantinya.

"Kami mendorong dan semangati. Buktikan bahwa MQK nasional di Sulawesi Selatan nanti akan juara. Kita tahu bahwa di 2023 kemarin, Jateng dinyatakan juara umum," kata Taj Yasin.

Taj Yasin bilang, apabila Jateng berhasil juara MQK nasional di Sulawesi Selatan, maka akan menjadi modal mengajukan diri menjadi tuan rumah MQK nasional di Jateng pada periode setelahnya.

"Kami ingin menjadi tuan rumah untuk penyelenggaraan MTQ nasional, guna memperkenalkan Jawa Tengah ini embrio dari berbagai macam literasi," katanya.

Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Amtsilati, Taufiqul Hakim mengatakan, pembacaan kitab-kitab klasik berbahasa arab merupakan salah satu bidang keilmuan yang diajarkan di pondok pesantren.

"Itu menjadi dasar anak-anak (santri) untuk (belajar) menguasai ilmu fiqih, selanjutnya akan mempelajari ilmu politik, ekonomi, sosial. Anak-anak ini yang akan mengisi bangsa ini ke depan," kata dia.

Menurut dia, melalui kompetisi MQK baik tingkat provinsi maupun nasional juga diharapkan mempererat silaturahmi antar pondok pesantren. (San).
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru