Dokter Sebut Kematian Cokna Karena Sakit, Bukan Dianiaya Polisi

digtara.com – Dokter Forensik dan Medikolegal Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik Medan menyatakan Abdi Sanjaya Ginting alias Cokna (29) meninggal lantaran punya penyakit yang sudah kronis. Dokter Sebut Kematian Cokna Karena Sakit, Bukan Dianiaya Polisi
Baca Juga:
Dokter Spesialis Forensik dan Medikolegal RSUP Adam Malik Medan, dr Asan Petrus menjelaskan penyebab kematian korban bukan karena dianiaya oleh oknum polisi namun lantaran korban memiliki penyakit.
“Korban ini kita temukan tanda – tanda kekerasan di beberapa daerah tetapi kekerasan yang kita temukan bukan sebagai penyebab kematian pada korban ini, kita temukan dari hasil Patologi anatomi adanya penyakit paru-parunya yang sudah lama yang sudah kronis serta penyakit liver atau hati,” ungkapnya kepada wartawan, Kamis (24/9/2020).
Ia mengatakan sebelumnya korban sempat dibawa ke RS Bhayangkara lalu setelah itu baru dibawa ke RSUP Adam Malik Medan.
“Kami beritahukan sebelum korban ini kita tangani, korban ini sempat dibawa dulu ke RS Bhayangkara tetapi berdasarkan wawancara dengan keluarga terdekat waktu itu bahwa mereka kurang percaya dengan RS Bhayangkara dan percaya sama RS Adam Malik,” ujarnya.
Asan menyebutkan Cokna dibawa ke RSUP Adam Malik pada Jumat (11/9/2020), dan pihaknya langsung melakukan otopsi terhadap jenazah korban.
“Kita melakukan pemeriksaan terhadap korban ini dan pada saat pemeriksaan luar dan dalam atau otopsi kita memang menemukan adanya kekerasan disekitar tubuh dan pada pemeriksaan otopsinya kita menemukan adanya tanda-tanda mati lemas,” sebutnya.
Jadi pada saat kejadian, lanjutnya, antara korban dan penyidik terjadi pada proses penangkapan itu sehingga ada perlawanan dan stres sehingga terjadi kebutuhan oksigen dari proses penangkapan itu.
“Sehingga oleh karena penyakit parunya yang sudah kronis tadilah sehingga kebutuhan oksigen tidak terpenuhi korban lemas dan akhirnya meninggal dunia,” tambahnya.
Selain itu, dari hasil pemeriksaan tersebut terungkap korban positif amfetamin.
“Pada saat pemeriksaan patologi pada korban ini juga ditemukan adanya zat amfetamin pada lambungnya tetapi pada darahnya kita tidak menemukan,” tandas Asan.
Diberitakan sebelumnya, puluhan warga Pancur Batu berunjuk rasa di depan Polda Sumatera Utara (Sumut), Senin (21/9/2020). Mereka menuntut agar polisi menindaklanjuti laporan terkait meninggalnya Cokna yang diduga meninggal karena dianiaya oleh oknum polisi. Dalam aksinya mereka menuntut agar Kapolda Sumut mengusut tuntas perkara tersebut.
[ya]Â Dokter Sebut Kematian Cokna Karena Sakit, Bukan Dianiaya Polisi
Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel Youtube Digtara TV. Jangan lupa, like comment and Subscribe.

Cek Nih! Jadwal Pelayanan RSUP Adam Malik Medan Selama Ramadan 2025

Divonis Ringan, Mantan Dirut RSUP Adam Malik Medan Dijatuhi Hukuman 3 Tahun Penjara

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya
