Jenazah Kapten Kapal Sudah Diterbangkan ke Manado, Kematiannya Masih Jadi Misteri

digtara.com – Jenazah Kisman Kasehung (49), kapten kapal asal Manado sudah selesai diotopsi dan diterbangkan ke Manado, Sulawesi Utara, Sabtu kemarin. Namun penyebab kematiannya masih menjadi misteri.
Baca Juga:
“Kita kirim jenazahnya ke Manado atas permintaan keluarga,” ujar Kapolsek Alak, Kompol Tatang Panjaitan, Minggu (28/3/2021).
Istri sah korban pun menyusul pulang ke Manado setelah diperiksa penyidik Polsek Alak. Berdasarkan identitasnya, korban merupakan warga Lingkungan III, RT 05/RW 004, Kelurahan Sindulang Satu, Kecamatan Tumiting, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara.
Misteri 17 Luka Tusukan
Pihak Polsek Alak masih berusaha mengungkap misteri kematian pelaut dan kapten kapal pandu ini.
Sejumlah saksi sudah diperiksa polisi termasuk istri sah dan istri kedua, ketua RT maupun saksi yang pertama kali menemukan korban.
Polisi juga sudah mengamankan barang bukti dua buah pisau yang ditemukan di lokasi kejadian di dekat tubuh korban.
“Kita masih selidiki pelaku dan motif kasus ini,” tambah Kapolsek Alak.
Dari hasil visum tim dokter diketahui kalau ada 17 luka tusukan di sekujur tubuh korban.
Korban diduga meninggal sejak Minggu (21/3/2021), ditemukan di lahan kosong milik PT Pelindo III, RT 16/RW 05, Kelurahan Alak, Kecamatan Alak, Kota Kupang pada Selasa (23/3/2021) petang.
Korban memiliki istri sah Stefi Baliude (49), yang bekerja sebagai ibu rumah tangga biasa di Manado.
Sementara di Kota Kupang, korban juga mempunya wanita lain sebut saja istri kedua, Mieke Taghulihi (45), yang kost di RT 014/RW 005, Kelurahan Alak, Kecamatan Alak, Kota Kupang.
Saat korban ditemukan, terdapat belasan bekas luka tusukan pada bagian perut dan dada korban, luka sayatan pada tangan kanan dan luka robek pada bagian leher serta pendarahan pada bagian kepala.
Ditemukan Pelajar
Jenazah kapten kapal itu pertama kali ditemukan Safa Gisela (12), seorang pelajar yang juga warga RT 012/RW 005, Kelurahan Alak, Kecamatan Alak, Kota Kupang.
Saat itu Safa dan beberapa temannya hendak mencari belalang di lahan kosong milik PT Pelindo III.
Safa dan temannya mencium aroma bau busuk yang kemudian diketahui merupakan mayat manusia.
Karena takut, Safa dan teman-temannya meninggalkan lokasi kejadian dan pulang. Mereka memberitahukan Arjun, seorang nelayan di Kelurahan Alak.
Arjun dan Safa sempat ke lokasi kejadian untuk memastikan penemuan ini. Mereka menemukan mayat laki-laki yang sudah membusuk dan banyak lalat.
Arjun tidak dapat nengenali mayat korban tersebut karena sudah menghitam.
Kondisi jenazah kapten kapal itu dalam keadaan terlentang menggunakan celana pendek warna abu-abu dan baju kaos berkerah serta tubuh korban dalam kondisi membengkak, terdapat banyak lalat dan belatung serta mengeluarkan bau.
Di sekitar lokasi kejadian dekat tubuh korban ditemukan 2 buah pisau dengan jenis yang sama.
Pengakuan Istri Kedua
Diperoleh informasi kalau pada Minggu (21/3/2021), pagi sekitar pukul 06.30 wita, Mieke Taghulihi (istri kedua korban) bersama korban masih olahraga jalan pagi dari arah kos-kosan melintasi lokasi kejadian menuju ke arah pelabuhan Tenau kemudian kembali ke kos melalui jalan umum.
Saat tiba di kos, Mieke masih memandikan korban karena korban sakit. Selanjutnya Mieke keluar untuk membeli ikan di pasar Alak, Kota Kupang.
Saat kembali ke kos, Mieke mendapati kamar kos dalam keadaan tertutup dan korban tidak ada di dalam kamar.
Mieke sempat meminta bantuan 3 orang anak-anak di sekitar tempat kosnya untuk bersama-sama mencari korban.
Mereka sempat mencari hingga ke lokasi kejadian di lahan kosong milik PT Pelindo III namun tidak menemukan korban.
Mieke kaget karena pada Selasa (23/3/2021) malam ia mendapat kabar kalau ada penemuan mayat di lahan kosong milik PT Pelindo III yang dekat dengan kosan nya.
Ia kaget saat melihat jenazah yang ditemukan adalah korban.
Istri Sah Datang dan Cekcok
Entah ada alasan apa, pada Minggu (21/3/2021), Stefi Baliude yang merupakan istri sah korban, terbang dari Manado, Sulawesi Utara dengan pesawat lion hendak menjemput korban karena mendapat kabar kalau korban sakit.
Ia tiba di Kupang sekitar pukul 14.30 wita dan langsung menuju ke pelabuhan Tenau Kupang untuk mencari informasi tentang keberadaan korban karena korban merupakan kapten Kapal Pandu yang saat ini berada di pelabuhan Tenau Kupang.
Stefi memperoleh informasi tentang tempat tinggal korban bersama Mieke. Ia pun menggunakan jasa ojek ke tempat kos Mieke, namun tidak menemukan korban.
Stefi hanya bertemu Mieke. Saat itu sempat terjadi pertengkaran antara Stefi dan Mieke yang ditangani ketua RT setempat.
Ketua RT sempat menghadirkan Bhabinkamtibmas Kelurahan Alak untuk melakukan mediasi antara istri sah dan istri kedua korban.
Karena tidak ada kerabat di Kota Kupang, Stefi pun menumpang tinggal di rumah ketua RT setempat sambil menunggu korban pulang dan bisa bertemu korban.
Stefi juga kaget mendapat kabar kalau korban ditemukan meninggal dunia dalam kondisi membusuk di lahan kosong.
Setelah penemuan mayat, kedua wanita itu sudah diperiksa polisi. Namun hingga kini kepolisian belum mengungkap tersangka dari kasus pembunuhan tersebut.

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur
