Minggu, 06 Oktober 2024

Mengenal Lebih Dekat Sindrome Flu Singapura

- Rabu, 10 Juli 2019 14:22 WIB
Mengenal Lebih Dekat Sindrome Flu Singapura

digtara.com | JAKARTA – Sebanyak enam orang balita di Medan, Sumatera Utara, dilaporkan terjangkit Sindrome Flu Singapura. Kondisi ini telah membuat warga khawatir penyakit tersebut mewabah. Khususnya warga yang tinggal di daerah-daerah yang menjadi temuan kasus flu tersebut.

Baca Juga:

Namun, apa sebenarnya Sindrome Flu Singapura itu. Apakah sama dengan flu biasa ? Apakah berbahaya ?
Seperti dilansir dari DOKTERSEHAT.com, Flu Singapura pertama kali ditemukan pada tahun 1996. Penyakit tersebut diberi nama Flu Singapura, karena pertama kali ditemukan di Negeri Singa Putih itu.

Pada tahun 2000, penyakit ini sempat mewabah di Singapura sehingga menyebabkan pemerintah setempat mengimbau seluruh restoran siap saji, kolam renang, dan tempat bermain anak-anak ditutup untuk sementara dan sekolah diliburkan.

Flu singapura dalam bidang kedokteran dikenal sebagai hand, foot and mouth disease (Penyakit tangan, kaki dan mulut/ HFMD). Disebut sebagai penyakit tangan, kaki dan mulut karena penyakit ini menyerang ketiga organ tersebut.

Penyakit ini disebakan oleh virus, ada beberapa virus yang berperan yaitu kelompok enterovirus diantaranya coxsackie viruses dan enterovirus 71. Coxsackievirus A16 merupakan penyebab umum terjadinya flu singapura.
Sedangkan yang disebabkan oleh enterovirus 71 biasanya dapat menyebabkan komplikasi neurologi seperti aseptic meningitis dan encephalitis.

GejalaGejala flu Singapura dimulai dengan demam, kurang nafsu makan, lesu, dan sakit tenggorokan. Sekitar 1-2 hari setelah demam dimulai, penderita akan mengembangkan luka yang perih di rongga mulut, lidah, gusi, atau bagian dalam pipinya. Ruam kulit juga berkembang di telapak tangan dan kaki, dan mungkin juga di lutut, siku, daerah genital dan pantatnya. Ruam yang tidak gatal ini berkembang sebagai bintik-bintik kemerahan kecil datar yang dapat berubah menjadi lepuhan menonjol.

Komplikasi
Dalam kasus yang sangat jarang, flu Singapura dapat menyebabkan meningitis (radang selaput otak) atau ensefalitis (radang otak).

Penyebab atau Faktor Resiko
Penyakit ini disebabkan oleh virus yang termasuk dalam genus Enterovirus, yang paling umum adalah virus coxsackie. Virus penyebab flu Singapura menular dari orang ke orang melalui sekresi hidung dan tenggorokan (air liur, dahak, atau ingus), cairan lepuhan, feses (tinja). Penularan terjadi saat melakukan kontak tubuh, batuk atau bersin, menceboki penderita tanpa membersihkan tangan dengan benar, atau menyetuh benda-benda dan permukaan yang terkontaminasi.

Umumnya, pasien paling dapat menularkan virus pada minggu pertama sakit. Namun, pasien masih bisa menularkan virus setelah berhari-hari atau berminggu-minggu gejalanya hilang. Pasien juga dapat terinfeksi virus penyebab flu Singapura tanpa mengalami gejala apapun namun bisa menularkannya ke orang lain.

Diagnosis
Diagnosis flu Singapura dapat dilakukan dengan melihat gejala dan mempertimbangkan umur pasien. Pemeriksaan lab untuk virus biasanya tidak diperlukan.

Pengobatan
Tidak ada obat khusus untuk flu Singapura. Gejala penyakit dapat diringankan dengan pemberian obat penurun demam dan penghilang sakit (paracetamol) bila diperlukan. Jika pasien kesulitan atau tidak mau menelan cairan, infus diperlukan untuk menjaga hidrasi. Gunakan obat kumur atau semprotan untuk meringankan nyeri mulut. Lepuhan dan ruam akan menghilang sendiri tanpa pengobatan.

Pencegahan
Tidak ada vaksin untuk melindungi terhadap virus yang menyebabkan tangan, kaki, dan mulut. Anda dapat menurunkan risiko terinfeksi dengan:

Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air, terutama setelah mengganti popok dan menceboki anak. Bersihkan permukaan perabotan, lantai dan barang-barang yang kotor, termasuk mainan, dengan desinfektan.
Hindari kontak dekat seperti mencium, memeluk, atau berbagi peralatan makan dan minum dengan pasien.
Menjaga anak yang sakit untuk tidak bersekolah atau bermain di luar rumah sampai sembuh.
Mengajari anak etiket bersin, batuk dan membuang ingus yang benar (dengan tisu, tidak ke tangan).

[DSC/AS]

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru