Selasa, 14 Oktober 2025

Menanggapi PPKM, Pengamat Kesehatan Sarankan Medan Lockdown 14 Hari

Redaksi - Kamis, 08 Juli 2021 06:30 WIB
Menanggapi PPKM, Pengamat Kesehatan Sarankan Medan Lockdown 14 Hari

digtara.com – Menanggapi diterapkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di 12 Kota atau kabupaten Provinsi Sumatera Utara, pengamat kesehatan Mikrobiologi USU dr Ichwan menyarankan bahwa Kota Medan harus menerapkan lockdown selama 14 hari ke depan.

Baca Juga:

Ia menjelaskan, dari 12 kabupaten atau kota jika Medan yang dilakukan lockdown maka tidak ada orang yang akan keluar maupun masuk ke Provinsi Sumatera Utara.

“Provinsi ini mau zona hijau, merah, atau pun lainnya, pokoknya kalau bisa semua kegiatan masyarakat tutup dulu semua selama 14 hari, pasti akan ada dampak yang signifikan untuk pemutusan rantai penyebaran Covid-19,” tuturnya saat dikonfirmasi melalui via sambung telepon Kamis (8/7) siang.

Lebih lanjut ia menyatakan, sebab kenapa hanya Kota Medan saja yang harus di lockdown. Menurutnya awal mula kedatangan masyarakat luar ke Provinsi Sumatera Utara ialah Medan.

“Terlebih jika mereka naik pesawat atau bis biasanya kebanyakan akan turun di Kota Medan makanya saya hanya menyarankan Medan yang di lockdown,” jelasnya.

Ia bahkan menegaskan bila perlu Medan dan Indonesia dibuat statusnya zona hitam agar menjadi atensi.

“Saya yakin kalau dibuat seperti itu pasti selesai. Tapi pemerintah harus siapkan makanan 14 hari dan jangan kemana-mana. Saya rasa cuma itu satu-satunya cara. Kalau pembagian zona, tidak ada itu,” lanjutnya.

Menurutnya pembagian zona tidak terlalu berdampak pada kesadaran masyarakat untuk meretas penyebaran Covid-19.

Dia menerangkan bahkan di zona hijau pun seharusnya masyarakat dan pemerintah tidak bisa menganggap sepele.

“Pemberlakuan zona ini pun tidak tahulah maksudnya apa. Tanya saja kepada yang bikin. Kalau kami sebagai dokter, satu kasus Covid-19 saja sudah luar biasa menurut kita. Jadi Pemerintah buat kebijakan entah apa – apa, toh buktinya selama dua tahun tidak ada dampaknya,” sambungnya.

Dia mengatakan mudah-mudahan Medan tidak jadi Jakarta. Ia menilai Jakarta yang sudah begitu bagus koordinasinya tapi karena buffering areanya ada Bogor, Bekasi, dan lainnya tidak sinkron kan jadi kacau, terlebih Medan.

“Saat ini masyarakat lebih condong takut Covid-19 karena razia bukan kesadaran akan bahayanya penyakit tersebut,” tutupnya.

Menurutnya terkait dengan status Kota Medan apakah merah atau orange masih menjadi pertanyaan di kalangan elemen masyarakat.

Sebab, status itu tentu mempengaruhi kebijakan terkait pengetatan PPKM yang berdampak langsung pada perekonomian masyarakat.

“Kalau zona merah perekonomian masyarakat jadi menurun karena banyak peraturan seperti PPKM dan lain sebagainya. Makanya status covid Merah Hijau atau Orange itu berdampak pada perekonomian tapi tidak dengan kesadaran masyarakat,” tukasnya. (mag-02)

Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel Youtube TVDigtara. Jangan lupa, like comment and Subscribe

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru