Perbedaan Oksigen Tabung dan Oksigen Alami di Udara Bebas

digtara.com – Oksigen tabung atau medis, menjadi salah satu komponen yang sangat diperlukan dalam penanganan pasien Covid-19. Tapi mengapa tabung oksigen dibutuhkan, padahal oksigen alami ada di udara bebas?
Baca Juga:
Berikut ini beberapa penjelasan mengenai oksigen medis dan bedanya dengan oksigen alami yang ada di alam bebas:
1. Kadar Oksigen
Salah satu perbedaan mendasar dari oksigen medis dan oksigen alami adalah kadarnya.
“Kalau oksigen tabung [atau oksigen medis] kadar oksigennya 100 persen, sedangkan oksigen di udara bebas hanya 21 persen,” kata Erlang Samoedro, ahli pulmonologi, melalui pesan singkat, Selasa (6/7).
Sebagaimana dilansir Smithsonian Magazine, secara umum komposisi udara bebas terdiri dari 78 persen nitrogen, 21 persen oksigen, 0,93 persen argon, dan 0,038 persen karbondioksida. Pasien Covid-19 atau pasien dengan masalah pernapasan lain memerlukan oksigen yang lebih banyak dari biasanya.
Erlang berkata oksigen di udara bebas jelas tidak cukup sehingga diperlukan oksigen medis dengan kadar tinggi dan diberikan secara kontinyu.
2. Cara Kerja Oksigen
Buat paru-paru sehat dan berfungsi baik, oksigen yang dihirup dari udara bebas akan dipindahkan ke aliran darah dan dibawa ke seluruh tubuh.
Menurut American Lung Association, di tiap sel tubuh, oksigen ditukar dengan gas buangan atau karbon dioksida. Aliran darah membawa gas limbah kembali ke paru-paru, lalu dihembuskan. Mekanisme ini tetap berlaku pada pasien Covid-19.
Namun pemberian oksigen medis akan lebih mencukupi kebutuhan pasien. Oksigen medis diperoleh dari udara bebas dan dikompres sehingga hanya oksigen yang diambil.
3. Penggunaan
Dari segi penggunaan, ini akan berbeda dengan oksigen dari udara bebas. Oksigen medis digunakan atau diberikan pada pasien dengan berbagai cara.
Menurut Al-Jazeera, untuk kekurangan oksigen rendah hingga sedang, pasien bisa dipasangkan kanula hidung (tabung medis yang melewati kedua lubang hidung) atau masker wajah sederhana (reservoir).
Sekitar 1-15 liter oksigen per menit dikirim untuk membuat pernapasan pasien teratur. Jika diperlukan volume oksigen lebih tinggi, pada pasien ditempatkan kanula hidung aliran tinggi yakni mesin Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) atau ventilator.

Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah Dukung Penuh Langkah PBNU dalam Merespon Pemberitaan Trans7 yang Dinilai Mencoreng Martabat Pesantren

Ribut Pasca Mabuk Miras, Sejumlah Pemuda di Kupang Diamankan Polisi

Tersangka Pembuang Bayi di Kupang Dilimpahkan ke Kejaksaan

Dinkes dan BKD Langkat Bantah Tudingan Pungli: Proses Kenaikan Jabatan Sesuai Regulasi Nasional

Ketua DPRD Sumut Sambut KoJAM Dalam Kolaborasi Pemberitaan
