Sejumlah Pembelaan Disampaikan Mantan Kapolres Ngada Saat Sidang Pleidoi

digtara.com -Sejumlah hal dan alasan disampaikan Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmaja dalam sidang kasus kekerasan seksual pada anak.
Baca Juga:
Pembelaan disampaikan dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Kupang, Senin (29/9/2025).
Sidang dipimpin ketua majelis hakim A. A. GD. Agung Parnata dengan dua hakim anggota yakni Putu Dima Indra dan Sisera Semida Naomi Nenohayfeto.
Baca Juga:Bertindak sebagai Jaksa Penuntut Umum (JPU) masing-masing Arwin Adinata, Kadek Widiantari, Samsu Jusnan Efendi Banu dan Sunoto.
Terdakwa Fajar hadir didampingi penasehat hukumnya, Ahmad Bumi dan kawan-kawan.
Pleidoi dibacakan tim pembela/penasehat hukum pada sidang tertutup di Pengadilan Negeri (PN) Kupang
Akhmad Bumi, salah satu kuasa hukum Fajar, menjelaskan bahwa permintaan mereka adalah lepas, bukan bebas.
"Bebas itu kalau dia terbukti dan itu tindak pidana. Kalau lepas itu dia terbukti tapi perbuatan yang dia lakukan itu bukan tindak pidana. Jadi yang kami minta itu lepas, bukan bebas," tegasnya pada Senin siang.
Baca Juga:Tim pembela mempertanyakan kecukupan bukti, terutama dalam kasus korban anak berusia lima tahun.
Akhmad Bumi berpendapat bahwa bukti-bukti yang dihadirkan di persidangan tidak mendukung perbuatan Fajar, khususnya ketiadaan rekaman wajah Fajar dalam video asusila yang dijadikan bukti.
"Dalam barang bukti video ini pun tidak ada muka atau wajah pelaku," ujar Akhmad.
Bukti untuk korban lima tahun dinilai tidak cukup karena hanya mengandalkan keterangan saksi SHDR alias Fani (terdakwa lain dalam kasus ini).
Kuasa hukum berargumen bahwa satu keterangan saksi tidak cukup dalam hukum untuk membuktikan keadaan materiil antara korban dan pelaku di dalam kamar.
Baca Juga:Apalagi terdakwa Fajar sudah mencabut Berita Acara Pemeriksaan (BAP) nya.
"Apakah adil disuruh terdakwa untuk bertanggungjawab? Tapi keadaan materil ini kan harus dilihat sesuai fakta," tandasnya.

Minta Maaf Dan Minta Keringanan, Mahasiswi di Kupang Mengaku Diperalat Mantan Kapolres Ngada

JPU Tuntut 12 Tahun Penjara Bagi Stefani Heidi Doko Rehi dalam Kasus Kekerasan Seksual dan TPPO Anak

JPU Tuntut Mantan Kapolres Ngada Wajib Bayar Restitusi Ratusan Juta dan Minta Barang Bukti Dimusnahkan

Sidang Pembacaan Tuntutan Eks Kapolres Ngada Diwarnai Aksi Massa

Tidak Ada Hal Meringankan, JPU Tuntut Mantan Kapolres Ngada 20 Tahun Penjara
