Ternyata Ada Warga Binjai yang Jadi Korban Penyekapan di Kamboja, Dipukul dan Disetrum
digtara.com – Warga Binjai bersama seratusan TKI, diduga masih disekap di salah satu gedung yang berada di Kota Sihanoukville, Kamboja. Bahkan mereka diduga belum bebas.
Baca Juga:
Informasi itu disampaikan anggota DPRD Kota Binjai dari Fraksi Gerindra, Joko Basuki yang sudah berkomunikasi langsung dengan warga binjai yang disekap, melalui telepon seluler. Korban mengaku kalau mereka disekap di satu gedung pada lantai 3 dan 7.
“Saya sempat teleponan sama salah satu korban yang mengaku warga Binjai, jadi mereka berharap agar dibebaskan dari sana,” ujar Joko Basuki saat dikonfirmasi digtara.com, Kamis (4/8/22).
Bahkan, lanjut Joko, dirinya juga telah membuat video permohonan kepada Presiden RI, Joko Widodo, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi hingga perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kamboja, agar segera membantu proses kepulangan mereka yang diduga menjadi korban penyekapan dan penyiksaan.
“Saya sudah buat permohonan dan sudah saya viralkan di media sosial agar dilihat oleh orang-orang yang berkompeten dalam masalah ini,” bebernya.
Masih kata Joko, komunikasi dengan salah satu korban terjadi bermula saat dirinya dihubungi melalui akun medsos pribadinya. Kemudian komunikasi berlanjut via telepon seluler. Bahkan korban juga mengirimkan video suasana saat dalam penyekapan.
“Saya lihat di video itu, mereka sangat panik. Kemungkinan saat itu mereka akan disiksa, namun melakukan perlawanan, sehingga suasana terlihat begitu ramai,” terangnya.
“Dalam laporan, paspor mereka ditahan dan mereka tidak bisa bergerak ke mana-mana. Bahkan mereka disekap dalam satu gedung dan mendapatkan penyiksaan seperti disetrum,” beber Joko.
Bahkan, lanjut Joko, korban sudah melaporkan hal tersebut ke KBRI yang ada di sana, namun hingga saat ini belum ditanggapi. Namun, setelah dilihat ada senjata api di sana, baru lah ditanggapi.
“Dalam masalah ini, saya berharap kepada pemerintah Indonesia agar saudara-saudara kita yang di Kamboja saat ini segera dipulangkan ke Indonesia, karena saat ini mereka ketakutan karena sebahagian dari mereka teraniaya di sana,” tutupnya.