Senin, 09 Juni 2025

Kasus Pembunuhan, Menanti Simbolon Minta Pembunuh Ayahnya Diganjar Setimpal

- Selasa, 01 Desember 2020 02:05 WIB
Kasus Pembunuhan, Menanti Simbolon Minta Pembunuh Ayahnya Diganjar Setimpal

digtara.com – Walau berusaha melupakan peristiwa pilu atas derita yang dialaminya, Menanti Simbolon, gadis berusia 16 tahun ini masih merasakan trauma mendalam dengan kematian ayahnya, Rianto Simbolon. Kasus Pembunuhan, Menanti Simbolon Minta Pembunuh Ayahnya Diganjar Setimpal

Baca Juga:

Apalagi ada dugaan pengkaburan fakta peristiwa yang menyebabkan 7 orang anak menjadi yatim piatu. Menanti Simbolon sesuai namanya kini benar-benar menanti keadilan itu berpihak kepada kebenaran.

Dengan polosnya Menanti meminta kepada pihak kepolisian yang menangani kasus kematian ayahnya agar diusut hingga tuntas.

“Saya minta polisi mengusut peristiwa di balik kematian ayah saya. Polisi harus adil dan menegakkan kebenaran,” ujar Menanti saat berbincang-bincang dengan digtara.com, Senin (30/11/2020) malam di salah satu rumah makan di Medan.

Kedatangan Menanti dari kampungnya di Desa Sijambur, Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir ke Medan, adalah untuk melaporkan penyidik di Polres Samosir ke Mapoldasu karena diduga ada pengkaburan fakta-fakta di lapangan saat digelar rekontruksi kematian ayahnya.

Ia didampingi Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Ikatan Pemuda Karya (IPK), Dwi Ngai Sinaga SH MH sebagai kuasa hukum.

Menanti kini harus memikul beban keluarga sendirian. Ibunya Septi br Sinaga sudah meninggal dunia 2 tahun lalu karena sakit.

Gadis sekecil itu harus menanggung 6 orang anak adiknya yang masih kecil-kecil. Seakan dia tak punya harapan untuk meniti masa depannya.

Saat digtara.com menyinggung apa cita-citanya ke depan, Menanti hanya menggelengkan kepala. “Nggak tahu mau jadi apa bang, kalau bisa menjadi orang yang sukses,” katanya polos dan tatapan mata yang kosong.

Gadis berambut lurus itu adalah 7 bersaudara, yakni Pernando Simbolon (16 tahun), Baen Pardingotan (14 tahun), Margaret Lorenza (12 tahun), Krisna dan Gabe Tua (10 tahun ).

Ini adalah anak kembar, dan Martodi Tua (5 tahun). Dari 7 bersaudara itu, saudara kembar Krisna dan Gabe dititipkan di salah satu panti asuhan.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Menanti bersama adik-adiknya bekerja keras di ladang kopinya. Namun usaha keras itu terkadang tidak mencukupi untuk biaya makan dan sekolah.

Sehingga salah seorang adiknya harus putus sekolah. “Syukur masih ada tetangga dan saudara yang selalu memberi bantuan, sehinga beban keluarga dapat berkurang,” ujar Menanti.

Rianto Simbolon ayah Menanti meninggal pada 9 Agustus 2020 di Kecamatan Rongur Nihuta dugaan akibat pembunuhan berencana. Terdapat luka bekas tusukan sebanyak 11 liang di bagian badan dan leher, serta luka lembab akibat benturan benda tumpul.

 

Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel Youtube TVDigtara. Jangan lupa, like comment and Subscribe.

Kasus Pembunuhan, Menanti Simbolon Minta Pembunuh Ayahnya Diganjar Setimpal

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
:
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru