Pengamat Sosial: HUT Kota Medan Jangan Cuma Seremonial Belaka

Digtara.com | MEDAN – Terkait peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Medan ke-429 yang jatuh setiap tanggal 1 Juli diharapkan tidak hanya sekadar seremonial belaka. Namun harus dibarengi introspeksi untuk menjadikan kota ini lebih layak.
Baca Juga:
“Di hari jadi Kota Medan yang ke-429 ini seharusnya walikota dan wakilnya bisa membuat Kota Medan semakin baik, jangan semakin tidak baik,” kata Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU), Fernanda Putra Adela.
Fernanda menjelaskan bahwa hingga kini Kota Medan masih belum bisa memenuhi ekspektasi masyarakatnya.
“Saya pikir Medan sudah tepat sebagai kota metropolitan dan sebagai kota terbesar kedua setelah Surabaya. Namun sampai hari ini diumurnya yang sudah tua Medan masih belum memenuhi ekspektasi masyarakat karena apa, karena memang Medan ini masih krisis kepemimpinan,” ungkapnya.
Lebih jauh Fernanda menjelaskan krisis kepemimpinan di Kota Medan terlihat jelas saat Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan 2015 yang sangat minim partisipasi.
“Kita ingat waktu Pemilihan Walikota Medan periode lalu, rendahnya partisipasi masyarakat karena memang di situlah krisis kepemimpinan. Artinya legitimasi pemimpin itu rendah. Nah, ini harus dipikirkan ulang kenapa partisipasi rendah. Karena kita saat ini harus memilih pemimpin yang lahir dari masyarakat,” tegasnya.
“Oleh karena itu jangan jadikan HUT ini sebagai acara seremonial saja, tapi harus ada perubahan yang substansial terhadap kesejahteraan sosial ke depan,” ucap Fernanda.
Selain itu, sambungnya, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Pemko Medan seperti banjir, tingginya kriminalitas dan kemiskinan. Jika Walikota dan Wakil Walikota Medan tegas, harusnya mereka bisa mengambil keputusan untuk meminimalisir hal tersebut.
“Banyak pekerjaan rumah yang belum terselesaikan di Medan seperti banjir, kasus kriminal, kemiskinan dan lainnya. Tiap tahun bukan semakin baik tapi semakin menurun. Oleh karena itu kita butuh pemimpin yang memiliki inovasi dan berani, bukan pemimpin yang safety player dan hanya memikirkan jabatan lima tahun,” tuturnya.
“Hari ini kita lihat walikota dan wakilnya yang tipenya gak mau tahu kepada masyarakat dan kotanya. Kita lihat kinerjanya yang amburadul. Banjir itu harus diselesaikan secara serius. Oleh karena itu mulailah Pemko Medan memikirkan masyarakat mengingat massa jabatan yang sebentar lagi selesai,” tutur Fernanda.
“Karena memimpin kota yang besar ini sangat bergengsi. Masyarakat Kota Medan harus memiliki pemimpin yang berani dan bertanggung jawab,” tukasnya.[ana]

Ribut Pasca Mabuk Miras, Sejumlah Pemuda di Kupang Diamankan Polisi

Tersangka Pembuang Bayi di Kupang Dilimpahkan ke Kejaksaan

Dinkes dan BKD Langkat Bantah Tudingan Pungli: Proses Kenaikan Jabatan Sesuai Regulasi Nasional

Ketua DPRD Sumut Sambut KoJAM Dalam Kolaborasi Pemberitaan

Mahasiswa di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri, Sebelum Tewas, Korban Sempat Minta Uang Beli Pulsa
