Demokrat Sumut Tolak dan Lawan Hasil KLB

digtara.com – DPD Partai Demokrat Sumatera Utara menyebutkan, pihaknya tak mengakui Kongres Luar Biasa (KLB) versi Jhoni Allen Cs. Hal itu disampaikan, Plt Ketua DPD Partai Demokrat Sumatera Utara, Herri Zulkarnain didampingi sejumlah pengurus, Sabtu (6/2/2021). Tolak dan Lawan Hasil KLB

Baca Juga:

• Anggota DPRD Sumut Dilaporkan ke Polisi atas Dugaan Kekerasan Seksual
• AHY Ajak Generasi Muda Jadi Pelopor Politik Rasional dan Bertanggungjawab
• Serahkan Rekomendasi Pilkada Kaltim ke Isran Noor-Hadi Mulyadi, AHY: Welcome Home

Menurutnya, KLB yang dilaksanakan di Hotel The Hill, Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang itu abal-abal. Herri menegaskan,
Partai Demokrat tetap satu dan tegak lurus dari DPC, DPD hingga DPP.

“Itu KLB abal-abal dan tidak sah, tidak dihadiri oleh pemilik hak suara yang sah yaitu ketua DPD, DPC dan sayap partai yang sah sesuai hasil Kongres ke-V. Jadi kami anggap itu KLB abal-abal,” kata Herri, Sabtu (6/3/2021) di Medan.

“KLB abal abal, karena tidak sesuai AD/ART partai, tidak dihadiri pemilik suara yang sah. Masak ketua terpilih orang luar pula. Kan abal abal?” lanjutnya.

Herri mengatakan pihaknya akan melawan hasil KLB yang menetapkan Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko menjadi ketua umum versi KLB.

Baca: Pemuda Pancasila Akan Tindak Oknum yang Terlibat KLB Demokrat

“Kami bersama pak AHY dan DPP selalu konsolidasi dan berkomunikasi dan akan melawan KLB abal abal itu. Karena kebenaran harus dipertahankan,” sebut Herri.

Herri juga menegaskan untuk DPD Partai Demokrat Sumut tetap berada dibawah kepemimpinan AHY sebagai ketua umum yang sah. Hal itu telah dibuktikan saat apel kesiapan yang digelar Jumat (5/3/2021).

“Semalam para Ketua DPC bersama kami DPD sudah menyatakan ikrar kesetiaan kepada ketum AHY sebelum berangkat ke Sibolangit untuk membubarkan KLB abal abal itu,” katanya.
Dalam KLB kemarin, sempat terjadi gesekan antara massa pro AHY dengan massa pro KLB. Dijelaskannya, pihaknya tak mampu membubarkan KLB itu karena dihadang oleh oknum OKP yang yang diduga bayaran.

“Kami tak mau ada pertumpahan darah, kami ingin Sumut kondusif, kami tak mau rakyat menjadi korban, makanya kami mundur,” sebutnya.

Terkait Moeldoko, Herri menyebut jika mantan Panglima TNI itu akhirnya terbukti membantah pernyataannya sendiri. Diketahui, Moeldoko mengatakan bahwa dia tidak ikut campur dengan rencana kudeta.

“Beberapa waktu lalu, beliau sempat mengatakan tidak ikut campur dalam rencana kudeta terhadap AHY sebagai ketua umum Partai Demokrat. Namun akhirnya terbukti,” demikian Herri.

Demokrat Sumut Tolak dan Lawan Hasil KLB