Ditopang Dua Fundamental, Rupiah Berpotensi Menguat

digtara.com – Nilai tukar mata uang Rupiah diprediksi akan menguat pada pekan ini. Prediksi itu didasari atas analisa sejumlah data ekonomi yang diyakini dapat membantu Rupiah membatasi pelemahan terhadap Dolar Amerika Serikat dalam jangka pendek.
Baca Juga:
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa pada pekan depan terdapat dua agenda ekonomi yang akan mempengaruhi laju pergerakan nilai tukar rupiah, yaitu rilis neraca dagang dan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI).
Dia memproyeksikan neraca dagang untuk periode Agustus 2020 akan kembali surplus di kisaran US$2,24 miliar dan BI akan mempertahankan suku bunga acuannya pada bulan ini.
“Dua hal ini akan menjadi pendukung bagi rupiah untuk menguat dalam jangka pendek,†ujar Josua seperti dilansir Bisnis, Senin (14/9/2020).
Kendati demikian, sentimen positif itu tidak serta merta akan membuat rupiah nyaman melenggang di zona hijau.
Ketidakpastian akibat Covid-19 masih akan terus membayangi pergerakan nilai tukar. Apalagi, perkembangan vaksin virus itu belum sepenuhnya positif dan masih membutuhkan waktu untuk distribusi sehingga potensi pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah pun masih membayangi.
KEKHAWATIRAN PSBB
Sementara itu, Josua meyakini bahwa kekhawatiran pasar terhadap diterapkannya kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) lebih ketat di DKI Jakarta pada Senin, 14 September 2020 tidak akan mempengaruhi pergerakan Rupiah secara signifikan.
Dia menilai pasar telah menghargai sentimen tersebut pada dua hari perdagangan terakhir. Sehingga respon pada perdagangan pekan depan terhadap PSBB sudah tidak lagi sebesar sebelumnya.
Apalagi, PSBB yang akan diberlakukan tidak akan seketat seperti pada April lalu. Sehingga seharusnya pasar tidak perlu bereaksi berlebihan.
Adapun, berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat, 11 September 2002, Rupiah parkir di level 35 poin atau 0,24 persen ke posisi Rp14.890 per dolar AS. Posisi tersebut merupakan yang terlemah sejak 12 Mei 2020 sebesar Rp14.905 per dolar AS.
Secara umum, selama sepekan terakhir rupiah sudah melemah 0,96 persen, sekaligus menjadi mata uang terlemah di Asia. Selain rupiah, ringgit Malaysia dan dolar Singapura juga melemah masing-masing 0,1 persen dan 0,26 persen.
Sementara itu, baht Thailand, yen Jepang dan Yuan China terpantau menguat masing-masing 0,29 persen, 0,07 persen, dan 0,12 persen.
Di sisi lain, pasar modal mencatatkan arus modal asing keluar bersih pada Jumat, 11 September 2020 sebesar US$310 juta. Sedangkan pada pasar obligasi arus keluar asing sebesar US$31 juta sampai dengan Kamis, 10 September 2020.
Josua memproyeksikan rupiah masih bergerak cenderung terbatas di kisaran Rp14.900 hingga Rp15.100 per dolar AS.
[AS]
https://www.youtube.com/watch?v=agnlVeIXF6Q
Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel YoutubeDigtara TV. Jangan lupa, like comment and Subscribe.

Info Nih! IG Dinobatkan sebagai Broker Forex Terbaik 2025: Aman, Edukatif, dan Kaya Fitur

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia
