Lonjakan Virus Korona, Wall Street Anjlok Lebih Dari 2 Persen

digtara.com – Indeks utama Wall Street anjlok lebih dari 2 persen pada penutupan perdagangan hari Jumat, 26 Juni 2020 atau Sabtu (27/6/2020) pagi waktu Indonesia. Penurunan tersebut disebabkan karena beberapa negara bagian di Amerika Serikat (AS) memberlakukan pembatasan bisnis dalam merespon lonjakan kasus virus korona (covid-19).
Baca Juga:
Selain Wall Street, Indeks Dow Jones Industrial Average turun 730,05 poin, atau 2,84%, menjadi 25.015,55. Indeks S&P 500 kehilangan 74,71 poin, atau 2,42%, menjadi 3,009,05 dan Nasdaq Composite turun 259,78 poin, atau 2,59%, menjadi 9757,22. Untuk minggu ini, S&P 500 turun 2,87%, Dow kehilangan 3,31%, dan Nasdaq turun 1,87%.
Mengutip Reuters, saham Facebook Inc merosot 8,3%, membebani indeks S&P 500, setelah Unilever PLC dan Verizon Communications Inc bergabung memboikot pemasangan iklan terhadap raksasa media sosial itu. Pemboikotan dilakukan karena Facebook dnilai tidak berbuat cukup banyak untuk menghentikan pidato kebencian di platform-platformnya.
Saham Nike Inc turun 7,6% karena pembuat alas kaki itu tertekan oleh penutupan toko karena pandemi. Nike juga membukukan kerugian kuartalan mengejutkan.
Saham Gap Inc melonjak 18,8% setelah rantai ritel memasuki kontrak 10 tahun dengan rapper dan perancang busana Kanye West. Keduanya sepakat untuk membuat lini pakaian di bawah merek Yeezy-nya.
KEBANGKITAN VIRUS KORONA
Sementara itu, sejumlah negara bagian di AS yang sempat melonggarkan pembatasan mencatat kembangkitan baru virus corona. Karena itu, pada hari Jumat Texas dan Florida kembali menutup bar di wilayahnya.
“Anda melihat peningkatan dramatis dalam jumlah kasus,” kata Kevin Grogan, direktur pelaksana strategi investasi di Buckingham Strategic Wealth di St. Louis.
“Jika orang-orang mulai merasa lagi seperti tidak aman. Baik untuk makan di luar atau berbelanja. Itu bisa berdampak sangat negatif pada pasar saham,” sambungnya.
Wall Street Journal melaporkan bahwa kesepakatan perdagangan Fase 1 AS-China bisa berisiko menempatkan tekanan tambahan pada saham AS.
Menurut laporan itu, para pejabat China memperingatkan bahwa “campur tangan” di Hong Kong dan Taiwan dapat membuat Beijing mundur dari komitmennya untuk membeli barang-barang pertanian A.S.
“Itu menambahkan satu lagi log ke dalam api penghindaran risiko,” kata Edward Moya, analis OANDA di New York.
[AS]
https://www.youtube.com/watch?v=0KAztfugKB4
Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel Youtube Digtara TV. Jangan lupa, like comment and Subscribe.

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur
