Jelang Tutup Tahun 2018, Bagaimana Nasib IHSG?
digtara.com | JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) setelah libur Natal diprediksi akan mengalami kenaikan meskipun hanya beberapa hari perdagangan menjelang tahun baru.
Baca Juga:
Pergerakan IHSG pekan lalu melemah 0,10% atau lebih rendah dari pekan sebelumnya menguat 0,71%. Ada pun high level yang diraih mencapai 6.176,09 di bawah sebelumnya di 6.186,05 dan level terendah mencapai 6.014,80 dari sebelumnya 6.069,16.
Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji mengatakan, optimistis indeks sepekan sejak Rabu nanti dapat mencatatkan pergerakan naik meskipun tipis. Sentimen diyakini masih akan datang dari kebijakan Presiden AS Donald Trump yang akan diantisipasi pasar.
“Secara teknikal ada potensi pergerakan naik menuju batas atasnya. Kami prediksi IHSG akan bergerak di kisaran 6.090-6.200 untuk pekan ini,” ujar Nafandi Jakarta.
Sementara itu, Senior Analyst CSA Research Institute, Reza Priyambada, juga menilai pergerakan IHSG pekan ini diperkirakan akan berada di kisaran level support 6.122-6.138 dan resisten 6.174- 6.217. Masih adanya aksi beli mampu membuat laju IHSG bertahan di atas target support sebelumnya 6.118-6.148. Jelang libur Natal pergerakan IHSG cenderung melemah seiring dengan adanya imbas global dan cenderung minimnya sentimen bersifat makro.
“Meski demikian, pelaku pasar tidak sepenuhnya keluar pasar karena libur panjang. Apalagi masih ada sisa tiga hari per dagangan jelang akhir tahun yang kemungkinan akan dimanfaatkan pelaku pasar untuk bertransaksi. Terutama para pengelola dana yang berharap akan ada kenaikan di pengujung akhir tahun ini dengan tujuan membuat nilai portofolionya lebih baik,” kata Reza, kemarin.
Dia mengatakan, pergerakan IHSG dimungkinkan masih bisa bergerak naik dengan adanya aksi beli tersebut. Meski demikian, dia menyarankan tetap mewaspadai terhadap aksi ambil untung lanjutan dan adanya sentimen yang bisa membuat laju IHSG kembali melemah.
“Terutama dari AS terkait ancaman government shutdown dan masih adanya sentimen perang dagang serta perlambatan ekonomi global,” katanya.
Dia menjelaskan, pergerakan rupiah masih tren mengikuti psikologi pasar yang bereaksi negatif terhadap hasil pertemuan FOMC. Kondisi ini dapat memungkinkan rupiah melanjutkan pelemahannya jelang akhir tahun.
Diperkirakan di sisa hari perdagangan, pergerakan rupiah bisa bertahan tidak melemah lebih dalam seiring masih adanya penilaian negatif terhadap ekonomi AS yang berimbas pada melemahnya USD.
Diharapkan juga sentimen dari dalam negeri masih dapat lebih positif dan direspons rupiah. Tetap cermati dan waspadai berbagai sentimen yang dapat kembali membuat rupiah melemah.
“Adanya peningkatan permintaan akan rupiah jelang libur Natal dan tahun baru diharapkan dapat membuat Rupiah berbalik menguat. Diperkirakan laju rupiah akan berada di rentang support Rp14.565 hingga level resisten Rp14.535,” ujarnya.

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur
